Senin, 1 September 2014

Telur Bebek Angon Karawang Jadi Primadona

Sebagai daerah yang terkenal sebagai sentra pengolahan telur asin, Karawang Jawa Barat memiliki potensiyang sangat besar untukpengembanganpeternakan bebek petelur. Sebagai contoh, dapat dilihat dari dari permintaan pengolah telur asin, salah satunya Rully Lesmana, pemilik PT Surya Abadi yang membutuhkan bahan baku sekitar 40 ribu butir per hari.

Angka sebesar itu dibutuhkan untuk memasok hasil olahan telur asin ke pasar Kalimantan, Jakarta, dan seputar Pantai Utara Jawa (Pantura). Otomatis untuk memenuhi kebutuhan bahan baku sebanyak itu, Rully tidak mencari telur bebek dari satu peternak atau dari Karawang saja bahkan sampai ke daerah-daerah di Jawa Timur.

Diakui Rully, telur asin dari bebek yang diangon (digembalakan di sawah) asal Karawang sangat disukai.Bukan pada cita rasa, melainkan pada kesegaran telur itu sendiri. Ia pun punya prinsip, tidak khusus membeli telur hasil angonan tetapi yang penting kondisinya bagus dan segar. “Telur segar ini memiliki nilai lebih khususnya untuk Jakarta sebagai pasar potensial yang jaraknya cukup dekat,” ujarnya kepada TROBOS Livestock.

Rully mengurai cerita, mengambil pengalaman dari para peternak bebek petelur tentang konsep kesegaran telur yang diangon. Dulu, bebek yang diangon setiap hari dan telurnya langsung diasinkan. “Bebek diangon di tengah sawah, peternak fokus menjaga bebeknya sambil mengumpulkan telur dan langsung diasinkan di tempat dengan membawa daun bambu yang diberi garam.Asli telur asin ya seperti itu,” terangnya.


Kerusakan Sedikit
Kesegaran telur bebek akan berimplikasi pada pengolahan telur asinnya. Dengan pengolahan yang dilakukan secara modern, hanya sedikit telur bebek segar yang mengalami kerusakan. “Walaupun dari pasokan yang masuk sebanyak 40 ribu butir per hari, tidak ada yang bisa menjamin 100% telurnya dalam kondisi baik,” aku Rully.

Hal lain yang mempengaruhi kerusakan telur bebek adalah waktu. Seminggu saja telur disimpan, bisa berubah warna, dan terjadi penguapan. “Bahkan isi telur bisa menempel ke kerabang, keras, dan berwarna hitam. Dan itu merupakan sumber penyakitkarena bakteri sudah mengkontaminasi telur,” jelas Rully.

Pria yang memulai bisnis olahan telur bebek sejak 1999 berskala rumah tangga ini melanjutkan, dari segi pasar, banyak konsumen yang masih mencari olahan telur bebek hasil angon dari Karawang. “Ketikamemulaiusaha pengolahan dengan telur bebek angon Karawang konsumen suka. Dan, waktu mencoba mengganti pemasok telur dari luar Karawang, beberapa konsumen batal membeli,” kenangnya.

Pedagang di pasar pun juga sudah mengenal kualitas telur asal Karawang yang tampak lebih bagus dan segar. Sementara, telur bebek dari daerah lain tidak terjamin kesegarannya karena bisa saja telur yang berasal dari peternak dikumpulkan di pengepul dan setelah beberapa hari baru dikirim. “Telur dari luar Karawang cukup berisiko dan bisa rusak selama perjalanan,” kata Rully.

Peternak bebek petelur di daerah Karawang, Wiwot Fahmi berpendapat, dari segi rasa,konsumen menyukai telur bebek angon karena berbeda yang dipengaruhi pakan selama musim angon. Tetapi kalau bebek diangon pada musim panas yang banyak rumput, telur yang dihasilkan kurang enak, proteinnya rendah,warna telurnya jelek karena ada jenis rumput yang dimakan.

Pemilik peternakan yang bisa memproduksi sekitar 11 – 12ribu butir telur per hari ini bahkan bereksperimen untuk memberikan cita rasa berbeda pada telur yang diangon sehingga putih telur lebih kental dan tidak cepat bau. “Untuk menjaga kesegaran telur yang diproduksi harus habis terjual dalam satu hari, baik ukuran besar ataupun kecil. Pengempul yang biasa mengambil telur pun tidak boleh pilih-pilih,” tandas Wiwot.

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 180 / Sept 2014

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain