Minggu, 28 September 2014

Gunungkidul Ditarget Jadi Sentra Sapi Putih

Jogjakarta (TROBOS.COM). Pemerintah Kabupaten Gunungkidul DI Jogjakarta menargetkan daerahnya menjadi sentra sapi putih, sekaligus pemasok bibit sapi putih tersertifikasi. Sapi putih atau dikenal dengan nama sapi PO (Peranakan Ongole) dikenal memiliki daya adaptasi terhadap kekeringan, keterbatasan pakan, ketahanan tubuh yang tinggi, kemampuan recovery tinggi dan reproduktivitas yang baik.

 

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul drh Krisna Berlian kepada TROBOS Online saat berkunjung ke kelompok ternak sapi Satodadi kecamatan Nglipar – Gunungkidul 22/9.

 

Sementara ini, kata Krisna, telah dipersiapkan 20 kelompok peternak sapi dari kecamatan Wonosari dan Playen. “Masing-masing kecamatan 10 kelompok,” katanya. Kesiapan 20 kelompok dan roadmap menuju Gunungkidul sentra sapi putih ini sedianya akan dipresentasikan sebagai usulan kepada pemerintah pusat pada Oktober 2014.

 

“Pada roadmap kami jelaskan karena arahnya ke produksi bibit maka harus memiliki surat keterangan layak bibit (SKLB),” jelas Krisna. Bibit atau bakalan induk yang bisa mendapatkan SKLB adalah keturunan dari indukan yang telah lolos uji performans (semacam uji zuriat pada sapi perah). Dengan disertakannya SKLB itu Krisna meyakini harga bibit sapi yang dihasilkan peternak akan lebih tinggi karena telah teruji. Selain itu sapi bibit ber-SKLB ini memiliki silsilah keturunan dari sapi unggul yang teruji.

 

Target menjadi sentra sapi putih in, kata Krisna, didasarkan pada data populasi sapi putih yang mencapai lebih dari 50% dari total populasi sapi di punggung pegunungan sewu ini. “Tercatat populasi sapi putih 80 ribu ekor, dari total populasi 140 ribu. Kami menartegkan pertumbuhan sapi putih mencapai 5-7 persen tahun depan,” papar Krisna.

 

Meskipun tajuk program ini bernama Gunungkidul sentra sapi putih dan gudang bibit sapi putih bukan berarti pemkab menyediakan bibit dimaksud. “Ketersediaan bibit sapi putih tetap berada di kelompok-kelompok,” tegas Krisna.

 

Krisna mengharapkan pengembangan kelompok penyedia bibit sapi putih ini bisa sejalan dengan program dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan yang akan meresmikan kelembagaan peternak dalam menjadi badan hukum. kelompok yang dikelola secara profesional berbadan hukum ini nanti menjadi salah satu model bisnis sapi bibit. “Kelompok peternak lainnya diharapkan bisa meniru,”pungkasnya. Nuruddin

inset foto : Kadisnak Gunungkidul Krisna Berlian (tengah) di Kelompok Peternak  Sapi Satodadi - Nglipar.
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain