Jakarta (TROBOS).Belum adanya usaha pemerintah untuk membenahi tataniaga perunggasan membuat ratusan peternakunggas dari berbagai daerahyang tergabung dalam Sekretariat Bersama Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional kembali mendemo Kementerian Pertanianpada Rabu (26/11). Aksi kali ini diwarnai dengan karangan bunga dan keranda mayat yang menyimbolkan duka cita atas kematian peternakan rakyat. Tuntutan yang disuarakan masih sama dengan yang disampaikan pada demo yang digela pada awal bulan ini, yakni meminta pemerintah untuk mengatur harga agar harga jual live bird di atas Harga Pokok Produksi (HPP).
Kepada TROBOS Livestock, Sigit Prabowo mewakili peternak unggas yang berdemo menegaskan,peternakan merupakan usaha pada karya yang apabila mati akan meningkatkan jumlah pengangguran. “Kita mau menyuarasakan aspirasi kita. Juga menanyakan, mau dikemanakan peternakan rakyat?” tanya ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nasional (PPUN) ini.
Koordinator demo, Nano Supriatno mengatakan jumlah peternak kian tergerus dalam kurun waktu 14 tahun ini. “Pada 2000 jumlah peternak masih ada sekitar 120ribu, sekarang hanya sekitar 10.000. Artinya 92 % peternak rakyat sudah mati,” serunya di depan Gedung A Kementan. Ia menambahkan, persentase budidaya oleh peternak saat ini tidak mencapai angka 30 % dari total.
Unjuk rasa kali ini, perwakilan peternak diterima oleh Direktur Budidaya Ditjennak, Fauzi Luthan dan Direktur Perbibitan Ternak, Abubakar. Dalam kesempatan ini, Fauzi meminta peternak untuk mengkaji rancangan UU(Undang-Undang)nomor41 Tahun 2014 yang akan menggantikan UU nomor18 Tahun 2012. “Jika ada yang tidak sesuai dengan peternak rakyat, ingatkan kami,” kata dia. Setelah sekitar 2 jam berunjuk rasa di Kementan, parap peternak melanjutkan demo ke perusahaan-perusahaan integratorperunggasan untuk menyuarakan keluh kesahnya. fauzia