Penghujung akhir 2014 sudah di depan mata. Melihat situasi pasar perunggasan yang masih lesu tidaklah harus menyebabkan kita kehilangan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit dengan intensitas dan variasi tertinggi menjelang musim penghujan dibeberapa daerah. Beberapa data menunjukan, ancaman dan potensi gangguan pemeliharaan unggas cenderung tinggi ketika memasuki musim penghujan (musim pancaroba). Hal tersebut tentu saja berhubungan dengan kemampuan mikroorganisme patogen untuk bertahan lebih lama di lingkungan lembab dibandingkan dengan musim kering.
Kesehatan saluran pencernaan mempunyai peran yang luar biasa dalam menunjang seluruh performa pemeliharaan ayam. Saluran pencernaan pada unggas merupakan sekumpulan variasi dari komunitas yang sebagian besar adalah bakteri, jamur, protozoa, dan virus (gut mikrobiota). Perkembangan dari setiap komunitas ini dimulai setelah proses hatching di hatchery. Khusus untuk bakteri kemungkinan datang dari cemaran lingkungan, pakan, dan cemaran ketika proses penanganan DOC (ayam umur sehari).
Mekanisme Kerja Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran khusus yang dimulai dari bagian paruh dan berakhir di kloaka. Fungsi utama dari saluran cerna ini adalah melakukan proses cerna dan konversi material pakan menjadi beberapa unsur yang diserap dan dipergunakan oleh saluran cerna.
Perkembangan bakteri yang baik dan jahat merupakan suatu keseimbangan yang sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Target kita adalah menumbuhkan bakteri baik sehingga bakteri patogen tidak bisa tumbuh pada saluran cerna, dan inilah konsep competitive exclusion (pengecualian kompetitif) yang diharapkan.
Keseimbangan Kesehatan Saluran Cerna
Kesehatan saluran cerna sangat tergantung kepada mekanisme yang erat antara inang, intestinal mikrobiota, lingkungan saluran cerna, dan material pakan yang akan diserap. Dalam hal ini komposisi pakan yang akan dicerna memegang peranan penting atas keseimbangan mikrobiota.
Perubahan dari populasi bakteri terutama di usus kecil dan kloaka dalam proses ketidakseimbangan mikrobiota dikenal dengan istilah dysbacteriosis. Hal itu akan berpengaruh terhadap FCR (rasio konversi pakan) dan perkembangan bobot badan. Wet litter (alas kandang yang basah) merupakan manifestasi dari kejadian dysbacteriosis yang parah. Dysbacteriosis secara umum merupakan akibat dari stres lingkungan, viral atau bakterial lapangan, coccidiosis atau respon terhadap perubahan pakan.
Kesimpulan
Pengelolaan kesehatan saluran cerna merupakan kunci untuk mendapatkan FCR dan pertumbuhan optimal. Berbagai macam variasi lingkungan, manajemen, tantangan penyakit, cuaca dan bahan baku pakan yang dikonsumsi ditujukan untuk mengoptimalkan kesehatan saluran cerna dengan baik. Output pendekatan tersebut akan menciptakan pemeliharaan unggas yang sehat dan menguntungkan.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 183 / Des 2014