Beragam bahan bakar bisa digunakan peternak untuk menghidupkan pemanas di masa brooding, diantaranya gas, kayu bakar, batu bara, dan minyak tanah. Untuk peternak modern biasanya lebih memilih menggunakan pemanas berbahan bakar gas. Sedangkan peternak tradisional sebagian masih menggunakan kayu bakar atau batu bara. Kali ini bukan jenis bahan bakar yang akan secara rinci dibahas, melainkan bagaimana menciptakan efisiensi penggunaan pemanas gasdi masa brooding agar bahan bakar gas yang dipakai bisa lebih hemat.
Sekilas Tentang Penggunaan Pemanas
Sebelum bahan bakar gas umum digunakan, peternak banyak menggunakan kayu bakar atau batu bara sebagai pemanas saat masa brooding. Kayu bakar dan batu bara secara ekonomi tergolong murah, namun memiliki kelemahanyaitu sulit diatur suhunya serta menghasilkan asap yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan ayam.
Setelah bahan bakar gas marak diproduksi dan digunakan oleh masyarakat, banyak peternak yang beralih ke pemanas berbahan bakar gas. Secara ekonomi memang lebih mahal harganya, namun hasil penggunaannya lebih optimal. Pemanas tersebut mudah dioperasikan, aman, tahan lama (awet), dan tidak menimbulkan polusi suara maupun udara (asap). Panas yang dihasilkan pun stabil, terfokus, serta bisa disesuaikan dengan kebutuhan (cukup diset skala regulatornya).
Efisiensi Penggunaan Pemanas Gas
Saat ini banyak jenis pemanas gas yang dijual di pasaran, salah satunya Indukan Gas Medion (IGM) produksi Medion. Pada penggunaan pemanas gas, hemat atau tidaknya biaya bahan bakar gas yang dikeluarkan peternak ditentukan oleh banyak faktor. Pertama, dari rancangan serta desain pemanas yang dibuat oleh masing-masing produsen. Kemudian dari cara instalasinya dan terakhir dari manajemen brooding yang diterapkan.
- Instalasi pemanas
Untuk menghemat penggunaan gas, teknik instalasi/pemasangan pemanas yang benar sangat menentukan. Pasalnya, jika instalasinya salah, maka panas yang dirasakan anak ayam tidak akan maksimal. Akibatnya, selain penurunan kondisi anak ayam, tentu saja seolah-olah pancaran panas yang diberikan saat brooding harus lebih besar dan gas yang dibutuhkan lebih banyak.
Contohnya pada pemasangan pemanas gas IGM, dalam instalasinya pemanas ini harus digantung setinggi ± 100 cm dari permukaan alas kandang, membentuk sudut kemiringan 15o, dan menghadap ke area yang akan dipanaskan. Posisi IGM dapat dipindah setiap kali area chick guard diperluas/diperlebar. Pemasangan hingga membentuk sudut 15o di sini bertujuan agar panas yang dipancarkan IGM dapat menyebar merata ke area yang lebih luas.
-Manajemen brooding dalam meminimalkan hilangnya panas
Manajemen brooding yang optimal dapat memperkecil kemungkinanhilangnya panas sehingga penggunaan gas tidak terlalu boros. Satu caranya dengan melakukan kontrol suhu secara rutin. Jadi, ketika suhu kandang brooding diketahui terlalu tinggi, maka sebagian pemanas bisa dimatikan.
Kontrol suhu ini bisa dimulai pada 1-3 jam setelah chick in dan dilanjutkan setiap 2 – 3 jam sekali bersamaan dengan pemberian ransum. Idealnya, suhu brooding diukur menggunakan termometer yang diletakkan di tengah chick guard dengan ketinggian 20 – 30 cm dari litter. Namun selain dengan termometer, kesesuaian suhu brooding juga bisa diketahui dengan melihat kondisi anak ayam yaitu dari aktivitas, sebaran, dan kondisi kakinya.
Pada suhu yang ideal, anak ayam akan beraktivitas secara normal dan tersebar secara merata ke seluruh kandang brooding. Sedangkan dilihat dari kondisi kakinya, jika suhu terlalu panas, kaki anak ayam akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di bagian kuku dan telapak kaki. Sebaliknya jika suhu terlalu dingin, kaki anak ayam akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita).
Hal lain yang bisa dilakukan sebagai upaya mengefisiensikan pemanas gas ialah memastikan tidak ada kebocoran gas pada bagian selang gas, klem selang maupun pada tabung gas LPG-nya. Apabila ada bau gas yang menyengat, segera periksa asal sumber bau kemudian segera lakukan perbaikan bila ada komponen yang rusak.
Pemasangan tirai dalam dan tirai atap di sekeliling chick guard pada masa brooding juga bisa mengoptimalkan panas yang dirasakan ayam. Selama 4 hari pertama, tirai kandang bagian luar diusahakan tertutup 24 jam dengan sedikit celah (sekitar 20 cm) di bagian atas untuk sirkulasi udara dalam kandang. Penutupan tirai luar juga mampu mencegah panas keluar dari dalam kandang di awal masa brooding. Penggunaan chick guard dari bahan seng bisa pula membantu meminimalkan pelepasan panas.
Langkah lain dalam mengefisienkan pemanas gas ialah melalui pengaturan penggunaan litter. Untuk kandang panggung misalnya, pastikan seluruh lantai dilapisi litter hingga tidak ada celah sedikitpun agar panas tidak keluar. Litter juga berfungsi menyerap panas sehingga panas yang dirasakan ayam lebih optimal.
Selanjutnya adalah mengatur kepadatan ayam. Jika kepadatan ayam bisa diatur sesuai standar, maka ayam akan beraktivitas dengan nyaman serta mampu tumbuh dan berkembang dengan optimal. Hasilnya, berat badan cepat bertambah dan sistem organ cepat berfungsi, termasuk sistem pengaturan suhu tubuhnya.