Jakarta (TROBOS.COM). Majalah TROBOS Livestock kembali menggelar acara seminar Indonesia Poultry Club 2015 dengan tema “Grand Desain Perunggasan Nasional Mendesak!” pada (24/2) di Hotel Peninsula Jakarta. Hadir dalam acara tahunan tersebut perwakilan dari organisasi perunggasan seperti Federasi Masyarakat Perunggasan Nasional (FMPI), Asosiasi Produsen Pakan Nasional (GPMT), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), dan pelaku terkait perunggasan lainnya.
Acara dibuka oleh sambutan dari Direktur Budidaya Ternak Kementerian Pertanian, Fauzi Luthan. Hadir sebagai pembicara Guru Besar Genetika dan Pemuliaan Ternak Prof Muladno dan pengurus PPUN Sugeng Wahyudi. Muladno memaparkan presentasi tentang gambaran makro kondisi perunggasan saat ini. Termasuk berkembangnya pola kemitraan dan mulai tergusurnya keberadaan peternak mandiri. Ia juga memaparkan tentang konsumsi protein asal unggas yang masih kecil ketimbang produksi unggas yang saat ini cenderung berlebih.
Sementara Sugeng memaparkan tentang kondisi pasokan dan permintaan pasar unggas yang selalu tidak seimbang. Ia menilai produksi DOC (ayam umur sehari) yang berlebihan dari perusahaan pembenihan (hatchery) mengakibatkan harga ayam pedaging (broiler) ditingkat peternak anjlok berkepanjangan. “Pemerintah harus turun tangan mengatur produksi DOC, dengan membatasi pemasukan/impor induk ayam sesuai kebutuhan konsumsi nasional,” tegas Sugeng.
Seminar yang menghadirkan sejumlah tokoh perunggasan tersebut menghasilkan sejumlah kesimpulan. Sekretaris Jenderal GPMT, Desianto Budi Utomo yang hadir sebagai moderator menyimpulkan, dalam grand desain perunggasan target harus bersifat makro misalnya target peningkatan konsumsi produk unggas mencapai 40 kg/kap/tahun dalam 25 mendatang. Lalu upaya peningkatan daya saing perunggasan nasional untuk bisa mengisi lonjakan permintaan di masa depan.
Sejumlah poin yang perlu dicantumkan dalam grand desain perunggasan, kata Desianto, harus segera dirumuskan oleh tim kecil yang dibentuk khusus untuk membuat grand desain perunggasan. “Kita berharap tidak ada lagi diskusi tentang grand desain, yang ada diskusi tentang hasil implementasi dari grand desain perunggasan yang telah disepakati,” tegas Desianto. meilaka