Mentan : Tak Akan Impor Jagung di Tahun 2015

Sulawesi Selatan (TROBOS.COM). Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan tidak akan impor jagung pada 2015. Pernyataan itu disampaikannya pada saat panen raya jagung varietas NK 212 sekaligus penanaman perdana program GP-PTT TA 2015, di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulsel,Sabtu (4/4).

Kepada pers Mentan menyatakan dua minggu ke depan, 8 menteri keuangan dari negara-negara luar akan bertemu. “Kami akan sampaikan, Indonesia bisa swasembada. Tanpa impor," jelas dia saat panen raya jagung .

Ia menambahkan bahwa Kementan sangat yakin untuk empat bulan mendatang akan mendapatkan peningkatan produksi padi, kedelai dan jagung. Menurut dia, kedepannya untuk harga jagung, Badan Urusan Logistik (Bulog), yang akan melakukan penyerapan.

"Dengan cara tersebut, nantinya Indonesia tak lagi impor jagung dan Bulog bisa menjadi stabilistator yang bukan mencari keuntungan semata," ujar Amran. Sebab tercatat, harga pembelian jagung tingkat petani saat panen raya hanya Rp2.400,- perkg, menurun dibandingkan harga sebelumnya, rata-rata Rp3.000,-/kg.

Berdasarkan hasil sampling ubinan, produksi jagung di lokasi panen sebesar 8,4 ton/ha dan produksi rata-rata jagung di Jeneponto sebesar 6-7 ton/ha.

Pada rilis resmi Kementan, Amran Sulaiman saat itu juga menyalurkan sebagian dari program bantuan pengembangan lahan jagung 1 juta ha secara nasional kepada Sulawesi Selatan. Mengingat pada tahun sebelumnya, Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 3 - 3,5 juta ton.

“Kami telah memberikan bantuan irigasi untuk Kabupaten Jeneponto sebesar 10 ribu ha dari 334 ribu ha. Selain itu, bantuan optimasi lahan 4 ribu ha, pengembangan jagung 4.500 ha, dan alsintan sebanyak 101 unit dari 2.200 unit untuk Sulawesi Selatan. Kami targetkan Sulawesi Selatan sebagai kunci keberhasilan swasembada pangan nasional,” jelas Mentan.

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan harapannya agar dapat memberikan perhatian lebih berupa bantuan yang lebih banyak. Sebab Sulawesi Selatan telah terbukti menjadi lokomotif penghasil pangan di daerah timur dengan nilai tukar petani (NTP) peringkat pertama di Indonesia.

“Kami targetkan produksi jagung 2015 sebesar 1,8 juta ton dengan luas areal tanam sebesar 350 ribu ha di tahun 2015,” ujar Gubernur.

Senada dengan Gubernur, Wakil Bupati Jeneponto, Musyadi Mustamu, berharap ada perhatian lebih terdapat kabupaten yang merupakan sentra produksi jagung. Kabupaten Jeneponto memiliki luas lahan jagung yang tersedia di musim hujan sebesar 36 ribu ha dengan hasil sebanyak 252 ribu ton. Serta, pada musim kemarau Bulan Mei nanti, realiasai tanam dapat mencapai hasil 50 - 60 ribu ha.

Tetapi, kabupaten ini juga masih dikenal sebagai daerah tandus dan petaninya miskin. Selain itu, masih kurangnya alsintan serta kelangkaan pupuk dan benih pun menjadi kendala bagi produktivitas lahan jagung di Kabupaten tersebut. Istimewa / Nuruddin

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain