Avian influenza (AI) akhir-akhir ini mulai ramai terdengar lagi di beberapa tempat di pulau Jawa. Informasi terbaru yang didapat, secara umum gambarannya adalah terdapat kematian/deplesi yang selalu meningkat setiap hari nya. Deplesi yang disebabkan oleh AI, tentunya berkaitan dengan tidak maksimalnya kekebalan yang dibentuk oleh vaksin yang sangat berpengaruh terhadap perlindungan ayam.
Namun dibalik itu, jika berbicara lebih dalam mengenai vaksin AI itu sendiri ada banyak persepsi di lapangan mengenai vaksin ini. Diantaranya, yang beranggapan vaksin lokal atau autogenus vaksin adalah yang paling baik. Disisi ini memang betul karena dari tahun 2003 sampai tahun 2012 akhir kasus AI menurun seiring meningkatnya penggunaan vaksin lokal tersebut. Namun di akhir tahun 2012 sampai tahun 2015 ini kasus AI muncul kembali mulai dari kemunculan clade baru 2.3 (virus AI bebek) dan bahkan clade lama 2.1 (virus AI ayam) pun masih bersirkulasi di lapangan.
Teknologi Pembuatan Vaksin AI
Kalau berbicara mengenai vaksin AI, kata “LOKAL” saja tidak cukup, karena membuat vaksin tidak seperti membuat kopi yang tinggal mengaduknya, dimana ketika menemukan/mengisolasi virus dari lapangan langsung dibuat vaksinnya dan diaplikasikan di area tersebut. Pembuatan vaksin dimulai dari pengambilan sampel sampai dengan siap edar membutuhkan waktu sekitar 6 bulan, dengan berbagai pengecekan mulai dari isolasi untuk dijadikan masterseed, pengujian sterilitas dan lain-lain sampai dengan melakukan uji tantang terhadap vaksin yang siap diedarkan tersebut.
Pembuatan vaksin juga tidak bisa hanya membuat beberapa botol denganstrain tertentu untuk daerah tertentu saja, karena dengan begitu hanya akan mengganggu produksi vaksin lainnya. Hal ini hanyalah bahasa marketing yang berperan. Berbicara mengenai AI di daerah Jawa Barat dan Banten, semenjak tahun 2013 sudah ditemukan virus AI bebek (2.3) yang menginfeksi ayam. Kejadian outbreak ini disebabkan oleh parsial imuniti yang dibentuk vaksin karena adanya perbedaan antara virus vaksin yang digunakan dengan virus yang beredar dilapangan, sehingga peternakan ayam yang ada dalam hal ini ayam petelur/breeder yang sudah menggunakan vaksin AI pun masih ditemukan adanya outbreak.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 188 / Mei 2015