Foto:
Paparan ini ditulis dengan sederhana dan tetap berusaha mengacu kepada scientific evidence dan diharapkan dapat dipahami oleh para peternak segala kalangan. Broiler (ayam pedaging) yang dikenal saat ini adalah hasil seleksi (pemuliaan) tanpa mengutak-atik material genetiknya secara artifisial (bukan modied genetic organism/GMO). Hal ini perlu disampaikan dengan lugas agar tidak ada pendapat di masyarakat bahwa broiler yang berukuran “besar” itu adalah hasil rekayasa genetik.
Keunggulan fenotip yang tampak tersebut adalah hasil seleksi secara bertahap dan terstruktur agar diperoleh fenotip (ciri-ciri unggul) yang diinginkan dengan memperhatikan keselarasan ciri-ciri lainnya yang masih dapat ditolerir dan manageable. Sebagai contoh misalnya broiler, fokus pada ciri yang paling dikehendaki adalah “pertumbuhan daging” yang cepat.
Daging yang dimaksud disini sebagian besar bermakna pada pertumbuhan sel-sel otot. Pertumbuhan sel otot ini tentu membutuhkan kerja berbagai organ tubuh yang menyusun “sistem”, a.l. sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem sirkulasi dan sistem lainnya yang bekerja saling memerlukan dan ketergantungan satu dengan lainnya.
Bibit unggul yang memiliki potensi genetik tinggi itu bisa menampilkan ciri-ciri unggulnya apabila faktor-faktor penunjang untuk pertumbuhan itu terpenuhi, baik bahan yang digunakan sebagai penyusun tubuh (baca: nutrisi yang terkandung dalam pakan) dan segala dukungan lain agar proses pembentukan sel-sel terjadi secara optimal. Semua aktivitas ini dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan “metabolisme pada tingkat selular” bisa berlangsung dengan sempurna.
Dibutuhkan pemahaman tentang prinsip nutrisi dan fisiologi nutrisi dengan kalimat yang lebih sederhana. Bisa jadi semua potensi nutrisi sudah tersedia dalam pakan, tetapi kalau tidak bisa/tidak dapat dimanfaatkan tubuh karena beberapa penyebab maka potensi nutrisi itu tidak akan termanfaatkan secara optimal. Hanya ayam sehat yang bisa berproduksi optimal.
Ayam yang unggul dan tumbuh cepat memberi petunjuk bahwa terjadi metabolisme sel yang sangat tinggi, ada eksploitasi potensi sel. Ini adalah salah satu bentuk “stress intrinsic” yang bersifat innate (bawaan lahir, given) sebagai ciri “unggul” pertumbuhan sel.
Harus dipahami bahwa keunggulan di satu sisi dapat memunculkan “kelemahan” di sisi lain. Tidak ada unggul di segala hal, tetapi selalu ada kompensasi. Hal inilah yang harus dipahami dalam menangani ternak bibit unggul. Jika prasyarat tidak terpenuhi, keunggulan sifatnya tersebut bisa sebagai pemicu masalah. Sesungguhnya sebagian besar peternak telah menyadari hal ini.
Kecepatan Tumbuh
Kecepatan tumbuh sejatinya disebabkan oleh adanya proliferasi sel somatik (sel tubuh) secara mitosis, membelah sangat cepat dalam waktu relatif singkat. Untuk itu dibutuhkan pakan yang berkualitas dengan nutrisi seimbang, dibutuhkan proses pencernaan (cerna dan penyerapan nutrisi) yang prima, transportasi nutrisi dan O2 yang baik. Terjemahan dari pernyataan ini dalam aktivitas di lapangan antara lain adalah :
Kualitas pakan sangat menentukan, bahkan memeiliki peran paling penting.
Kesehatan dan integritas saluran pencernaan sangat perlu diperhatikan.
Kesehatan organ-organ pencernaan (hati, pankreas, dll) perlu dijaga.
Ventilasi, agar kecukupan O2 dan kenyamanan suhu dalam kandang perlu dikelola dengan baik. Oksigen adalah penerima ion hidrogen pada respirasi sel dalam mitokondria. Suhu panas menyebabkan penurunan feed intake, kerapuhan hati hingga kejadian sudden death.
Perlu dukungan zat penguat hati, anti stres, karena hati bekerja sangat berat (vitamin E, Se, carnitin, curcumin, atau lainnya).
Perlu usaha menjaga mikrobiom saluran cerna (misalnya pre-, pro- atau postbiotik yang bisa mendukung ketersediaan asam organik seperti asam propionate, butirat, laktat atau, acidifier lainnya)Strategi lain yang bisa dikembangkan oleh para peternak setelah memahami proses pembelahan sel dan faktor yang mempengaruhinya. Tentu bisa dikonsultasikan dengan mereka yang ahli dan berpengalaman dalam bidang-bidang yang dimaksud (ahli nutrisi, ahli fisiologi nutrisi, manajemen pemeliharaan, sarjana peternakan, dokter hewan dan lainnya).
Pertumbuhan
Pertambahan berat badan harian broiler adalah ukuran kuantitatif dari pertumbuhan. Tumbuh memiliki makna (1) pertambahan jumlah sel (hiperplasia), proliferasi sel somatik secara mitosis dan (2) pertambahan ukuran sel (hipertrofia).
Pembelahan mitosis sel somatik memegang peran utama dalam pertumbuhan dan bahan pembentuk struktur sel adalah asam-asam amino yang tersedia dalam sitoplasma sel. Kecukupan dan kelengkapan asam amino di dalam sitoplasma sel ditentukan oleh kecukupan dan kelengkapan asam amino yang terkandung di dalam pakan.
Protein sebagai zat pembangun sel tubuh terbentuk sesuai dengan kode genetik yang terdapat di dalam inti sel. Rangkaian protein disusun oleh satuan-satuan asam amino yang terangkai dengan ikatan primer (ikatan peptida), ikatan sekunder, tersier dan seterusnya sehingga terbentuklah protein dengan rangkaian susunan asam amino dengan konformasi struktur khas sesuai dengan tugas yang diemban protein tersebut.
Asam amino yang diperoleh dari pakan akan digunakan oleh ayam untuk membuat “protein baru” sesuai kebutuhannya. Proses pembentukan protein dan pertumbuhan sel dan jaringan terjadi dalam proses yang kompleks dan rumit.
Peningkatan Kepekaan terhadap Penyakit
Salah satu konskuensi yang dihadapi dalam pemeliharaan ayam unggul adalah peningkatan kepekaan terhadap penyakit secara umum. Seperti telah disampaikan bahwa pertumbuhan cepat adalah salah satu bentuk stres, ditambah lagi dengan beban tubuh yang berat, kepadatan, stres panas merupakan akumulasi stres yang serius bagi ayam.
Dalam kondisi stres tubuh ayam akan memproduksi hormone glukokortikoid (hormone stress). Hormon ini mengganggu kerja sitokin dalam sistem kebal. Gabungan stres semacam ini dapat menurunkan imunitas tubuh ayam tersebut.
Hormon glukortikoid akan menghambat kerja interleukin (IL) yang dihasilkan oleh sel Th yang telah mengenal epitope antigen saat berinteraksi dengan makrofag (sel dendritik). Interleukin ini seyogyanya membantu pematangan sel B menjadi sel plasma dalam memproduksi antibodi.
Perbedaan derajat stres yang dialami oleh ayam-ayam dalam populasi tersebut akan membedakan kemampuan dalam merespon vaksin. Inilah yang menyebabkan adanya variasi titer antibodi pada kelompok ayam tersebut.
Keseragaman Titer Antibodi
Hal penting yang perlu diperhatikan di lapangan adalah keseragaman titer antibodi setelah pelaksanaan vaksinasi (lebih mudah diamati pada layer (ayam petelur)). Keseragaman titer dapat menggambarkan tingkat kebugaran populasi ayam, semakin bugar ayam dalam suatu populasi akan semakin seragam titer antibodi populasi tersebut.
Pada broiler, antibodi yang muncul tidak atau belum setinggi titer pada layer. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan program vaksinasi dan jangka waktu pemeliharaannya. Evaluasi titer antibodi lebih mempunyai makna pada layer.
Pada broiler titer antibodi terhadap vaksinasi biasanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan layer, meskipun demikian titer antibodi yang rendah tidak mencerminkan bahwa broiler tersebut tidak kebal. Pada broiler, yang diberikan vaksin aktif (live vaccine) lebih dominan memproduksi antibodi lokal (IgA) daripada antibodi yang beredar sistemik dalam darah (IgY).
Yang penting untuk diperhatikan di lapangan adalah usahakan semaksimal mungkin pada saat ayam divaksin bugar dan tidak stres. Handling ayam yang nyaman pada saat vaksinasi sangat menentukan pembentukan kekebalan. Hindari cekaman-cekaman lain pada saat vaksinasi dilakukan. Saat ini, pabrikan telah mencoba mengurangi stres ini dengan melakukan vaksinasi di hatchery. Hal ini sangat positif dan banyak membantu ketidak-akuratan pelaksanaan vaksinasi di kandang.
Di lapangan penurunan imunitas ini bisa berupa menurunnya respon tubuh terhadap vaksinasi, pembentukan antibodi spesifik terhadap vaksin tidak optimal. Bisa juga dalam bentuk, ayam tampak lebih rewel dan kurang berespon terhadap pengobatan. Hal semacam ini tentu dapat diatasi dengan pemberian preparat immunomodulator atau immunostimulant.
Pemanfaatan immunostimulant baik pada manusia maupun ternak sudah semakin popular, karena disadari bahwa efek buruk stres (cekaman) terhadap respon pembentukan kekebalan. Preparat immunostimulant sangat beragam, ada yang berbasis herbal, produk bakteri atau kapang atau dapat juga sebagai potongan nukleotida yang biasanya digunakan sebagai racikan adjuvant.
Kesimpulan
Ayam modern dengan potensi keunggulan yang dimilikinya akan terekspresi jika persyaratan-persyaratan pendukungnya terpenuhi. Jika pendukung ini kurang optimal maka keunggulan tersebut bisa sebagai pemicu munculnya masalah yang serius.
Keunggulan di satu sisi menyebabkan kekurangan di sisi lainnya. Hal ini harus disadari sehingga kita dapat menentukan strategi pemeliharaan ayam yang dikenal sebagai bibit unggul. TROBOS
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB University