JAPFA Raup Laba Bersih Rp 2,02 Triliun

JAPFA Raup Laba Bersih Rp 2,02 Triliun

Foto: dok.zul


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) meraup laba bersih sebesar Rp 2,02 triliun selama 2021 , melonjak drastis (120,63 %) jika dibandingkan 2020 yang hanya Rp 916,7 miliar.

 

Sementara laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami kenaikan dari Rp 79 pada 2020 menjadi Rp 174 pada 2021. Hal ini dilaporkan di acara Public Expose untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (6/4) di Hotel Pullman Jakarta.

 

Adapun angka neraca, dilihat dari total aset juga meroket dari Rp 25,95 triliun pada 2020 menjadi Rp 28,59 triliun di tahun 2021. Bahkan jumlah ekuitas perseroan juga ikut menanjak menjadi Rp 13,10 triliun, sebelumnya pada 2020 hanya dikisaran Rp 11,41 triliun.  

 

Lebih lanjut, penjualan bersih JAPFA pun pada 2021 sebesar Rp 44,88 triliun sementara pada 2020 di angka Rp 36,96 triliun. “Rinciannya yakni pakan ternak menyumbang 49 %, pembibitan unggas 10 %, serta dari peternakan komersil 29 %. Lalu didukung oleh pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen 9 %. Disusul budidaya perairan 6 % dan terakhir perdagangan (termasuk peternakan sapi) 5 %. Dari rincian tersebut, divisi perunggasan menyumbang terbesar dengan 89 % dari total penjualan bersih,” ungkap Putut Djagiri, Kepala Divisi Keuangan Korporasi, JAPFA.

 

Sementara itu alokasi untuk belanja modal (capex) pada 2022 relatif sepadan seperti 2021 yakni Rp 1,9 triliun sampai Rp 2 triliun. Penggunaannya diprioritaskan untuk investasi yang sifatnya jangka pendek, menengah serta rutin.

 

“Dengan tetap mempertimbangkan situasi pemulihan perekonomian. Kami akan membelanjakan modal tersebut guna membangun infrastruktur untuk menopang lini bisnis utama perseroan,” sambung Direktur JAPFA, Antonius Harwanto.

 

Direktur JAPFA lainnya, Leo Handoko Laksono menambahkan, pihaknya juga mengembangkan usaha pendukung bisnis utama yang terdiri dari karung plastik, pengolahan bungkil kopra, pengangkutan kesehatan hewan dan peralatan peternakan. serta, peternakan sapi, toko daging eceran. “Segmen ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 3,4 triliun pada 2021,” kata dia.

 

Tidak bisa dipungkiri dampak adanya pandemi Covid-19, menurut Leo, masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian global. “Hampir seluruh pelaku bisnis di industri apapun merasakan dampak tersebut tak terkecuali JAPFA. Kendati demikian, JAPFA berhasil mempertahankan kinerja yang baik pada 2021. Sehingga hal ini memicu kembali rasa optimis guna menapaki tahun-tahun berikutnya,” urainya.

 

Ia kemukakan, industri peternakan masih memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia yang masih tergolong rendah.

 

“Karena itu, perseroan akan terus fokus guna memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, termasuk meningkatkan penetrasi produk. Selain itu, perseroan juga akan terus melakukan inovasi guna menghasilkan produk-produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” dia jelaskan.

Dia menegaskan perseroan akan terus fokus untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki dan memperkuat sinergi dan integrasi dari setiap unit bisnis. “Dengan menerapkan strategi tersebut, diyakini perseroan dapat meningkatkan efisiensi, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas,” imbuhnya.

 

Di sisi lain, ia jelaskan bahwa sesuai dengan persetujuan pemegang saham, perseroan akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback dengan jumlah maksimum sebesar 1,5 % dari seluruh total saham yang telah ditempatkan. Dana yang digunakan untuk keperluan ini mencapai Rp 350 miliar.

 

“Direksi perseroan selanjutnya diberikan wewenang guna melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan buyback sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Disebutkan diantaranya dengan melakukan penjualan kembali baik di dalam ataupun di luar pasar kepada investor dan/atau pemegang saham perseroan,”  paparnya.ed/zul

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain