Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyerukan penanganan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah sangat masif ini meniru langkah-langkah yang konkret seperti penanganan pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pertanian, Arif P Rachmat berpendapat penanganan dan pengendalian wabah PMK yang sudah menyebar ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja, namun juga seluruh pihak terkait. Terlebih PMK menyerang ruminansia termasuk sapi, domba dan kambing yang sangat strategis bagi penyediaan protein hewani dan sumber pendapatan masyarakat petani.
Dia mengungkapkan, kolaborasi multi pihak antara pelaku usaha, pemerintah dan semua pemangku kepentingan diperlukan secara bersama-sama untuk membuat langkah mitigasi dan penanggulangan yang efektif, supaya dampak PMK bisa dikurangi dan wabah dapat dihentikan.
“Strategi yang paling tepat adalah membuat langkah isolasi dan pengaturan yang tepat untuk distribusi dalam lintas komoditas ini. Hal ini terus menjadi perhatian utama pemerintah dan para pelaku usaha, dimana kita sebentar lagi akan menghadapi Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim. Tentu kebutuhan akan komoditas ruminansia ini akan meningkat,” tutur Arief.
Ia pun mengapresiasi pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah mengeluarkan SE tentang penataan lalu lintas daerah rentan. Tentu hal ini akan sangat membantu dalam memberikan panduan dan tata cara sebagai upaya mitigasi ini.
Adapun Ketua Umum HPDKI, Yudi Guntara Noor menguraikan bahwa dalam kondisi wabah PMK ini dampak ekonominya sudah mulai terlihat. “Kadin mengangkat aspek mitigasi karena kita melihat bahwa lalu lintas dan perdagangan ternak mulai terganggu.Kita harus secepatnya melakukan mitigasi dari pada kondisi wabah ini, sehingga tidak berdampak lebih serius pada industri pelaku tata niaga atau agribisnis peternakan yang terdampak dari penyakit PMK,” tegas dia.
Yudi mengimbuhkan, dalam penyusunan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) mengenai lalin ternak ia meminta untuk pelaku usaha dilibatkan, sehingga tidak diputuskan dari aspek pemeirntah saja. Perlu dipahami bahwa yang di lapangan itu juga adalah pelaku usaha dan difokuskan saja bagaimana lalin ternak ini supaya tidak sampai terhenti akibat wabah PMK.
Ia menyarankan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya perlindungan, namun juga perlu dilihat bahwa ada kegiatan yang harus dipertimbangan dampak-dampak yang akan terjadi akibat terhentinya atau terganggunya lalin ternak.
Ketua Komisi Tetap Peternakan Kadin, Tri Hardiyanto pun turut mengingatkan untuk fokus pada Hari Raya Kurban. Pasalnya seluruh masyarakat yang ingin berkurban, sebagai pelaku usaha, pemerintah, maupun asosiasi harus mampu mengamankan kegiatan ini supaya tidak menjadi masalah politik dan tidak menjadi masalah yang tidak kita harapkan.
“Sepintas saya bertanya kepada teman-teman pelaku usaha ternak kurban, bahwa apabila aturan ini tegas dilakukan maka sekian juta hewan kurban yang ada ini tidak bergerak menuju ke konsumen atau para pelaku kurban bisa tidak tersuplai. Ini mungkin fokus yang kita harapkan,” tandas Tri.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan (WKU) Kadin, Juan Permata Adoe menggaris bawahi bahwa situasi ini tidak seharusnya membuat Indonesia khususnya bidang F&B (food and baverage) patah arang, tetapi harus tetap semangat dan dibutuhkan kreatifitas supaya perdagangan tetap berjalan. Ketidakpastian akan timbul itu juga akan memberikan kemampuan pada stakeholder peternakan untuk mengeksplor apa saja yang bisa membuat sesuatu menjadi pasti dan bisnis bisa dijalankan.
“Kepada rekan-rekan pengusaha di industri ini tidak perlu putus asa, kita koordinasi terus dengan pemerintah karena pemerintah telah mengambil jalan yang cukup baik untuk mengatasi dalam jangka pendek ini. Kita sebagai pengusaha harus bisa mengambil langkah-langkah sepereti tadi, dan usul kami harus yakin bahwa situasi ini sebenarnya suatu awal dari suatru perubahan bagi kita di dalam mengembangkan industri peternakan. Industri peternakan sapi, kambing dan domba ini bukan industri yang bisnisnya sederhana tapi yang hi tech, sehingga kita memerlukan keahlian dan kedisiplinan,” imbuh Juan.ed/bella