Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Guna mengurangi kerugian yang dialami peternak, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah agar ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) dijadikan buffer stock daging pemerintah. Hal itu dilakukan guna mengurangi beban risiko ekonomi peternak yang terdampak PMK. “Pemerintah bisa menugaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk melakukan ini,” usul Yudi Guntara Noor, Wakil Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kadin Indonesia.
Yudi menyampaikan rincian kerugian peternak yang terdampak PMK. Sapi yang mati/mati bangkar, biaya penguburan atau pemusnahan sekitar Rp 1 – 1,5 juta per ekor. Berikutnya sapi yang dipotong paksa hanya terjual dengan harga Rp 2,5 – 5 juta per ekor. Sementara sapi yang terindikasi PMK (suspect) dihargai Rp 30 – 40 ribu per kg artinya sapi dengan berat hidup 400 kg laku Rp 12 – 16 juta per ekor. Adapula biaya untuk obat, antibiotik, antipretik, vitamin dan obat tradisional termasuk desinfektan sekitar Rp 350 – 250 ribu.
“Saya telah mengusulkan kepada Bapanas guna dilakukan buffer stock bagi ternak yang terinfeksi PMK yang nantinya akan berkolaborasi dengan Bulog, ID Food atau beberapa BUMD serta lembaga swasta lainnya. Yang nantinya ternak dipotong melalui rumah potong hewan yang terstandardisasi,” ungkap Yudi saat mengikuti seminar online yang digagas Pataka (Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi) pada Jumat (1/7).
Guru Besar Fakultas Peternakan dan Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Padjadjaran Roostita L. Balia mengatakan, perlu memerhatikan perlakuan dan keamanan produk pangan asal hewan ternak terutama yang terinfeksi PMK dengan beberapa tahapan. Daging yang terinfeksi virus PMK harus dimasak secara matang sebelum dikonsumsi. “Walaupun, aman dikonsumsi daging yang berasal dari sapi yang sakit sudah mengalami hyaline degeneration yakni menyebabkan hilangnya protein pada daging sebagai zat gizi,” ujarnya.
Ia pun memberikan tips penanganan daging dan jeroan dari pasar tradisional. Daging jangan dicuci jika tidak langsung diolah. Daging sebelum dimasak direbus terlebih dahulu selama 30 menit dengan menggunakan air panas. Sebelum daging dibekukan dalam mesin pendingin (freezer) sebaiknya dilakukan dulu sebelum 24 jam. Apabila membeli jeroan, pilih jeroan yang sudah direbus, namun apabila mendapatkan jeroan mentah sebaiknya direbus selama 30 menit. “Daerah yang diisolasi atau mengalami lockdown, dimana produk daging melimpah, supaya daging itu bisa dijual keluar dari daerahnya harus dibuat produk-produk daging olahan rumahan seperti bakso, sosis, nugget, deng-deng dan abon agar dapat diperjualbelikan keluar daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Guru Besar Imunologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, I Wayan Teguh Wibawan menyampaikan PMK merupakan penyakit yang mudah menular pada hewan peka dengan penyebaran yang sangat cepat. Derajat morbiditasnya sangat tinggi, hingga 100 %. Derajat mortalitasnya rendah bisa di bawah 5 %, di lapangan 0,3 %. “Bisa sembuh hingga 100 % pada hewan dewasa namun berpotensi sebagai carrier PMK hingga beberapa tahun setelah sembuh,” ujarnya.
“Vaksinasi adalah cara yang signifikan dalam pengendalian penyakit, serotipe vaksin harus cocok dengan serotipe virus PMK penyebab wabah. Vaksinasi dan biosekuriti harus merupakan salah bagian penting di dalam strategi pengendalian holistik PMK. Strategi dan prioritas vaksinasi PMK dibuat karena adanya keterbatasan jumlah vaksin PMK dan dilakukan secara bertahap,” terangnya. TROBOS/zulendra