Melalui manajemen pemberian pakan dan minum yang tepat, maka diharapkan pada akhirnya dapat mencapai FCR dan keseragaman maksimal
Di dalam budi daya unggas baik ayam pedaging (broiler) maupun ayam petelur (layer), tentu yang diharapkan adalah menghasilkan sebuah performa yang maksimal. Seperti FCR (Feed Conversion Ratio) yang lebih efisien, bobot badan yang sesuai standar, termasuk tingkat kematiannya yang rendah. Sehingga nantinya dapat memperoleh profit yang lebih baik.
Terkait dengan performa, ada beberapa faktor yang memang berpengaruh. Hermawanto, EPC (Engineering Procurement Construction) Livestock Equipment Services Assistant Manager PT. Medion menyampaikan bahwa, dari genetik, nutrisi, lingkungan, serta manajemen yang baik maka dapat menghasilkan produksi bagus pula.
Manajemen sendiri merupakan sebuah kunci sukses dalam mendongkrak sebuah performa. “Seperti misalnya manajemen brooding, ventilasi, kesehatan, dan nutrisi. Pada manajemen nutrisi, tentunya akan sangat berkaitan dengan pakan dan air minum yang dikonsumsi. Maka kita berupaya untuk memberikan pakan dan air minum yang berkualitas, dengan didukung peralatan untuk menyediakan pakan serta air minum,” jelasnya.
Secara sistem, terdapat tempat pakan dan minum manual dan otomatis. Kedua peralatan ini akan sangat bermanfaat guna mendukung pencapaian performa jika dioperasionalkan dengan tepat. Variasi dari tempat pakan cukup beragam, mulai dari kapasitas 3 kg, kapasitas 7 kg, ada yang pakai protector dan ada yang tidak. Begitu pula tempat minum, mulai dari ukuran 1 liter sampai dengan 2 galon.
Beberapa keuntungan ketika memilih tempat pakan dan minum manual antara lain, perawatan lebih mudah dan lebih ringan. Kemudian cocok digunakan untuk populasi sedikit, pemasangan juga relatif lebih mudah.
Sementara pada tempat pakan dan minum otomatis, pendistribusian pakan dan air minum akan lebih mudah dan lebih merata. Juga ketersediaan dan kuantitas pakan dan minum tetap terjaga, efisiensi tenaga kerja, dan dapat mengakomodir populasi yang besar.
Selanjutnya, jumlah tempat pakan dan minum harus sesuai dengan populasi yang dipelihara. “Artinya jangan sampai populasi besar tetapi tempat pakan dan minumnya kurang. Misalnya pada fase brooding, pemeliharaan 1.000 ekor dapat menggunakan DOC feeder 13 – 30 unit, karena 1 DOC feeder bisa menampung sampai 3 kg. Kemudian, jika tempat minum yang digunakan berupa nipple, maka 1 nipple dapat digunakan 10 – 12 ekor.,” terangnya.
Dengan rasio kebutuhan yang tercapai, maka pakan dan minum yang dibutuhkan akan terdistribusi secara merata di semua area. Diharapkan ayam akan mudah untuk mendapatkan pakannya, sehingga feed intake lebih optimal, juga memberikan pengaruh baik pada bobot badan dan keseragaman.
Selain jumlah tempat pakan dan minum yang sesuai dengan kebutuhan, peletakannya pun harus tepat. “Pergerakan ayam untuk menemukan minum dan pakan tidak lebih dari 2 meter, pan feeder dan drinker line dari dinding maksimal 1 meter agar mudah dijangkau oleh ayam, serta jumlah line nipple otomatis sama dengan jumlah line pan feeder ditambah 1,” tuturnya.
Pengaturan Tempat Pakan yang Tepat
Ia mengungkapkan bahwa salah satu poin penting dalam pengaturan tempat pakan selama pemeliharaan broiler adalah ketinggian. “Baik otomatis maupun manual, kita perlu mengatur ketinggiannya secara periodik sesuai dengan kebutuhan dan juga perkembangan ayam serta umurnya agar memudahkan ayam menggapai pakan,” imbuhnya.
Untuk penggunaan tempat pakan, sebaiknya pastikan pakan dan seluruh peralatan dalam keadaan bersih. Kemudian sebelum memulai pengisian pakan, sebaiknya jalur pakan dinaikkan terlebih dahulu hingga tidak terjangkau oleh ayam. Tujuannya supaya pakan terdistribusi merata dan masih tetap utuh hingga belakang.
Selengkapnya baca di Majalah TROBOS Livestock Edisi 277/Oktober 2022