Selasa, 1 Nopember 2022

Seni Mengobati Penyakit Ayam

Seni Mengobati Penyakit Ayam

Foto: 


Penerapan aplikasi pengobatan harus tepat, cermat, dan bijak agar tujuan pengobatan dapat tercapai secara optimal
 
Beragam jenis obat-obatan telah lazim digunakan pada perunggasan dalam mengatasi penyakit yang menyerang ayam. Di industri peternakan, seringkali mendengar terkait jenis obat yang umum digunakan, seperti antibiotik (antibakterial), anthelmintik (obat cacing), antiprotozoa, serta obat herbal dengan berbagai macam merek.
 
Terkait dengan pengobatan ayam, rupanya hingga kini masih terdapat beberapa masalah yang timbul. Ayu Miftahul Khasanah, Technical Education and Consultation PT. Medion menyebutkan bahwa diantaranya masih awamnya beberapa peternak tentang zat aktif obat. 
 
“Di lapangan, acap kali praktik pengobatan yang kurang tepat. Seperti dosis obat yang tidak tepat, pemberian tidak merata, hingga lama pemberian obat tidak sesuai dengan aturan pakainya,” ucapnya. 
 
Selain itu, ia juga menyebutkan Antimicrobial resistance (AMR) juga turut menjadi masalah pada pengobatan ayam saat ini. Sehingga ke depannya, masalah-masalah ini akan berefek pada penyakit yang tidak kunjung sembuh, memicu resistensi pada obat golongan tertentu, dan meningkatkan resistensi pada manusia.
 
Obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani, nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya. Secara umum, ia menyampaikan bahan yang digunakan sebagai obat dapat berasal dari bahan kimia atau sintetik dan bahan alami atau herbal.
 
Jenis-Jenis Obat
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik diberikan dengan tujuan pengobatan infeksi bakteri, program pencegahan, dan pemacu pertumbuhan. Namun penggunaan antibiotik sebagai program pencegahan dan pemacu pertumbuhan telah dilarang, sehingga tidak lagi dianjurkan.
 
“Untuk itu, kita lebih merekomendasikan penggunaan herbal untuk program pencegahan karena tidak memicu resistensi. Juga penggunaan pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) seperti probiotik, prebiotik, asam organik untuk memacu pertumbuhan ayam,” papar Ayu.
 
Dia menerangkan antibiotik terdiri dari beberapa golongan, diantaranya yang memiliki sifat kerja bakterisid atau membunuh bakteri yaitu aminoglikosarida, fluoroquinolon, penisilin, dan linkosamida. Sedangkan golongan antibiotik yang memiliki sifat kerja bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan bakteri adalah makrolida, tetracycline, sulfonamida, dan diaminoprimidin.
 
Resistensi antibiotik merupakan sebuah kondisi dimana meningkatnya ketahanan bakteri terhadap daya kerja antibiotik tertentu. Akibatnya, bakteri menjadi tidak sensitif dan dibutuhkan dosis antibiotik yang lebih besar untuk membasmi bakteri tersebut. 
 
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Ayu menyampaikan solusi dengan melakukan pemberian kombinasi obat secara sinergis, serta melakukan rolling antibiotik.  Yang dimaksud dengan rolling antibiotik adalah menggunakan atau memberikan antibiotik dari golongan berbeda setiap interval 3 – 4 kali periode pengobatan.
 
Lanjutnya, anthelmentik atau obat cacing merupakan senyawa yang berfungsi untuk membasmi cacing pada ternak. Beberapa contoh zat aktif yang sering diberikan antara lain piperazine dengan target cacing gilik dewasa, niclosamide untuk cacing gilik larva hingga dewasa, serta levamisole yang menyasar pada cacing pita dewasa.
 
“Pemilihan anthelmentik yang tepat berdasarkan efektivitas yang tinggi, artinya efektif untuk semua fase hidup cacing (larva, dewasa), termasuk cacing dalam jaringan maupun saluran cerna. Kemudian spektrum kerja yang sesuai, yakni ampuh dalam membasmi berbagai jenis cacing seperti cacing gilik dan cacing pita,” terangnya.
 
 
Selengkapnya Baca Di Majalah TROBOS Livestock Edisi 279/November 2022
 
Selengkapnya Baca Di Majalah TROBOS Livestock Edisi 279/November 2022

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain