Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) menghelat Outlook Bisnis Peternakan 2023 pada Selasa (22/11) secara tatap langsung (offline) di Menara 165, Jakarta.
Membuka acara, Ira Firgorita selaku Plh Dirkeswan Kementan (Pelaksana Harian Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian) menyampaikan bahwa beberapa tahun terakhir, sektor peternakan menghadapi berbagai persoalan yang bertubi-tubi.
Diantaranya pandemi Covid-19 serta masuknya berbagai penyakit eksotik mulai dari ASF (African Swine Fever) yang menyerang babi. Lalu penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) serta disusul PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Keduanya merupakan penyakit yang menyerang ruminansia. “Terlebih PMK sebagai penyakit paling mematikan di dunia,” kata Ira.
Menurut Ira, kejadian wabah penyakit tersebut menjadikan pembelajaran bagi bangsa ini agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap penyakit eksotik lainnya. Pasalnya, penyakit eksotik seperti PPR (Peste Des Petits Ruminanst) pada kambing dan domba serta AHS (African Horse Sickness) pada kuda tidak menutup kemungkinan akan masuk ke Indonesia jika tidak berhati-hati.
“Apalagi dengan adanya globalisasi perdagangan dan informasi arus lalu lintas yang tidak dapat dibendung menyebabkan penyakit-penyakit tersebut menjadi resiko dan mungkin saja akan masuk di Indonesia. Diharapakan seminar nasional kali ini akan menjawab berbagai persoalan yang ada serta memberikan gambaran ke depannya agar persoalan yang ada dapat dicarikan jalan keluarnya dan tidak terjadi kembali,” ucap Ira.
Sementara itu, Ketua Panitia Outlook Bisnis Peternakan 2023, Akhamd Haris Priyadi menyampaikan, kegiatan ini digelar dengan tujuan melakukan analisa bisnis peternakan sepanjang 2022 serta prediksi pada 2023 bagi peserta yang telah mendaftar. Selain itu, juga menemukan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi para pelaku bisnis peternakan pada 2022 dan 2023 ke depannya.
“Sekaligus memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait dengan pengembangan peternakan di Indonesia,” ujar Akhmad.
Sebagai informasi, seminar nasional Outlook Bisnis Peternakan merupakan agenda rutin Asohi akhir tahun yang berlangsung sejak 2014. Sebelumnya pun sejak 2005 agenda tahunan seminar sudah ada, walau masih terbatas pada bahasan ruang lingkup bisnis perunggasan saja.
Selanjutnya Asohi dan segenap Asosiasi pemangku kepentingan industri peternakan, berpadu dalam media seminar Outlook Asohi ini dan diharapkan dapat menjadi salah satu referensi penting bagi kalangan pelaku usaha peternakan dalam menyusun rencana dan melakukan evaluasi bisnis. Selain itu pemerintah juga menerima berbagai masukan dari seminar ini sebagai salah satu referensi kebijakan di bidang peternakan.
Tema seminar Outlook Bisnis Peternakan ini selalu mengikuti perkembangan situasi aktual. Tahun 2019 yang lalu merupakan tahun politik yang ditandai dengan Pemilu untuk memilih Presiden, DPR, DPRD dan DPD. Perubahan kabinet, perubahan anggota DPR, DPRD, DPD diperkirakan berdampak pada dinamika kebijakan yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat termasuk bidang peternakan kala itu.
Adapun pada tahun ini, tema yang diambil ialah “MELANGKAH HADAPI KETIDAKPASTIAN GLOBAL”. “Melalui tema ini kita akan mendapatkan gambaran bagaimana situasi peternakan 2022 dan sekaligus prediksi pada 2023. Hadirnya pakar ekonomi Rizal Ramli sebagai pembicara tamu, diharapkan makin memperkaya wawasan kita dalam memandang situasi tahun depan. Kami juga mengharapkan seminar ini juga dapat “merekam” opini dari masyarakat yang diwakili asosiasi yang nantinya kami sampaikan kepada pemerintah,” sambung Irawati Fari, Ketua Umum Asohi.
Pada seminar nasional kali ini turut hadir pula sebagi pembicara Ketua Umum GPPU (Gabungan Pembibitan Perusahaan Unggas), Achmad Dawami; Ketua Umum GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Desianto Budi Utomo; Wakil Ketua Umum Pinsar (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat) Indonesia, Eddy Wahyudin.
Tidak hanya itu, hadir juga Ketua Umum PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia), Nanang Purus Subendro; Ketua Umum AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia), Sauland Sinaga serta Wakil Ketua Umum HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia, Nuryanto. Terlebih Irawati Fari juga turut menjadi narasumber mewakili Asohi.ed/zul