Bogor (TROBOSLIVESTOCK.COM). Saspri (Solidaritas Alumni Sekolah Peternakan Rakyat) menggelar Rakernas (Rapat Kerja Nasional) ke-3 yang digelar secara langsung di kampus Sekolah Vokasi IPB University, Bogor Jawa Barat pada Jumat-Minggu, 9-11 Desember 2022. Rakernas yang bertema “Konsolidasi Saspri Menuju Profesionalitas Organisasi Akar-Rumput” ini diikuti Wali Saspri yang berasal dari 21 Saspri-Kawasan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam Rakernas ini dilakukan prosesi penerimaan anggota Saspri Kawasan ke-19, 20, dan 21 yaitu Plosoklaten, Mojo, dan Kandat yang merupakan binaan dari Uniska (Universitas Islam Kadiri) Kediri, Jawa Timur pada Sabtu (10/12). Ketiga Saspri Kawasan ini merupakan alumni SPR yang telah di wisuda pada 29 November 2022.
Selain itu, dilakukan penandatanganan MoU antara Saspri, PSP3 IPB, dan GSIC serta Saspri. Juga penandatanganan MoU antara Saspri-N dan PT Es Teh Indonesia Makmur serta PKS antara Saspri-N dan Fapet IPB University.
Adapula sesi berbagi pengalaman dan pembelajaran kegiatan Saspri Kawasan tentang kemitraan sosiobisnis oleh perwakilan dari Saspri Sigi dan Sungai Lilin; kemitraan TJSL oleh perwakilan Saspri Wonosalam dan Pelepat Ilir; koorporasi Desa 1.000 sapi oleh perwakilan Saspri ngadiluwih; serta penjualan ternak kurban oleh perwakilan Saspri Kedungadem. Juga diskusi untuk membangun peta jalan pertumbuhan Saspri, Sertifikasi Saspri, serta akreditasi internal stasiun lapang SPR.
Sesi pencerahan dan penambahan wawasan bagi peserta disampaikan Dekan Sekolah Vokasi IPB University, Prof Arief Daryanto serta Nur Hidayat, Kepala Unit TJSL Sucofinfo. Tidak ketinggalan, dilakukan syukuran 4 tahun berdirinya Saspri.
Wali Utama Saspri-N, Prof Muladno menyampaikan, kegiatan ini merupakan Rakernas tatap muka pertama karena sebelumnya selalu dilakukan secara daring mengingat Pandemi Covid-19. “Kegiatan ini sebagai wadah untuk silaturahmi dan diskusi kinerja para Wali Saspri yang menjadi ketua komunitas peternak rakyat yang telah terkonsolidasi,” ujar Penggagas SPR (Sekolah Peternakan Rakyat) ini.
Ia menyatakan Saspri tidak boleh berbisnis karena yang berbisnis adalah perusahaan atau koperasinya. “Saspri bisa merangkul anggotanya untuk bisnis Bersama dan Wali Saspri bisa menjadi pemimpin masyarakat di wilayahnya untuk kesejahteraan rakyatnya,” ucapnya.
Muladno berpesan, Saspri tidak lelah bekerja keras dan bersatu untuk menyejahterakan rakyat. “Ini tugas berat tetapi mulia dan Wali Saspri harus menjadi contoh perbaikan di masyarakat,” tandasnya.
Ia berharap, perguruan tinggi lainnya di setiap provinsi di Indonesia bisa mengikuti jejak IPB University dan Uniska (Universitas Islam Kadiri) Kediri, Jawa Timur untuk membina dan mengkonsolidasikan peternak kecil di wilayahnya agar biaya pengembangan SPR di lapangan menjadi lebih murah. “Jika banyak yang mengadopsi SPR maka diharapkan semakin banyak peternak yang pintar berbisnis,” jelasnya.
Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB University, Prof Dodik Ridho Nurrochmat meminta, para Wali Saspri bisa memberikan informasi yang benar tentang Saspri. “Menjadi Wali tidak mudah apalagi mengajak peternak untuk bergabung dengan SPR. Maka Saspri harus mampu mengelola para alumninya dengan baik agar organisasi semakin kuat serta sangat penting untuk terus melakukan konsolidasi dan merangkul orang-orang yang mau kerja,” pesannya.
Sedangkan Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Idat Galih Permana mengatakan, keberadaan SPR menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan praktik dan menemukan persoalan di lapangan. Informasi yang diperoleh bisa disampaikan ke fakultas agar para dosen bisa terjun ke lapangan untuk membantu menemukan solusinya. “SPR menjadi inovasi sosial untuk mengembangkan pengetahuan dan penerapan teknologi agar usaha peternak yang tadinya tradisional menjadi berorientasi bisnis. Upaya ini juga membantu pemerintah dalam pembangunan peternakan,” urainya. TROBOS/yopi
