Peter Yan: Industri Obat Hewan Harus Terus Berbenah

Peter Yan: Industri Obat Hewan Harus Terus Berbenah

Foto: Dok. TROBOS Yopi Safari


Sejak Pandemi Covid-19 melanda dunia di 2020 telah berdampak terhadap menurunnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia. Imbas selanjutnya, otomatis berkaitan dengan kebutuhan akan konsumsi protein hewani baik daging dan telur ayam yang menurun. 
 
Ketika awal pandemi, bisnis peternakan broiler (ayam pedaging) mulai jatuh. Populasi pun menurun seiring dengan keluarnya kebijakan pemangkasan hingga lebih dari 20 %. Kondisi itu berlangsung hingga saat ini. Sementara di bisnis peternakan layer (ayam petelur) pada awal 2022, harga telur anjlok di bawah HPP (Harga Pokok Produksi) dan populasinya pun diperkirakan turun di kisaran 17-20 %. Artinya, secara total populasi ayam ras kemungkinan turun. 
 
Penurunan populasi ayam ras secara nasional ini tentunya akan berimbas terhadap bisnis obat hewan mengingat sebagian besar produknya seperti vaksin, obat-obatan, dan vitamin digunakan untuk unggas. Permintaan obat hewan pun dipastikan menurun. Juga dengan pertumbuhan kandang modern (closed house) yang menuntut perubahan perilaku beternak membuat biosekuriti menjadi jauh lebih baik sehingga kasus penyakit berkurang dan konsumsi obat hewan pun berkurang. 
 
Ditambah lagi peternak skala kecil akan terdampak dengan kondisi ini. Permintaan obat hewan dari peternak kecil yang menggunakan produk lebih daripada biasanya atau lebih boros penggunaannya menjadi menurun. Otomatis dengan populasi ayam dan penggunaan obat hewan yang turun berdampak sangat besar terhadap produsen obat hewan.
 
Diversifikasi Bisnis
Dengan kondisi di atas perlu strategi agar bisnis obat hewan tetap tumbuh dan berkesinambungan. Seperti berkaca dengan pengalaman yang dilakukan Medion misalnya. Medion terus melakukan ekspor produk obat hewan ke berbagai negara di dunia. Perang Ukraina dengan Rusia dan kebijakan lock down di beberapa negara akibat Covid-19 menyebabkan distribusi tidak lancar dan ongkos kapal meningkat. Kondisi itu membuat, negara-negara tertentu mencari sumber produsen vaksin lain seperti Medion guna memasok kebutuhan mereka. 
 
Kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan antibiotik dikurangi menjadi peluang bagi Medion untuk memproduksi berbagai produk obat hewan herbal. Pelanggan pun banyak yang telah menggunakannya. Bahkan ada beberapa peternak yang sudah tidak menggunakan koksidiostat dan sudah substitusi dengan herbal. 
 
Di sisi lain, wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang terjadi di tanah air tidak bisa dipungkiri berpengaruh terhadap bisnis obat hewan Medion. Penggunaan obat hewan seperti disinfektan dan obat injeksi untuk ruminansia yang lebih banyak dari biasanya membuat jumlah produksinya menjadi meningkat. Ditunjang juga dengan adanya program bantuan disinfektan untuk peternak ruminansia dari pemerintah dengan jumlah yang besar. 
Selain itu, peluang di bisnis obat hewan kesayangan digarap Medion dengan mengeluarkan berbagai produk unggulan. Hal itu didasari oleh peningkatan pendapatan yang mendorong pertumbuhan masyarakat menengah ke atas yang banyak menyukai dan memelihara hewan kesayangan. Artinya, dengan kondisi itu, pelaku usaha obat hewan harus mampu melihat dan mendapatkan peluang-peluang dari bisnis ini. 
 
Terus Berinovasi
Prediksi akan adanya krisis ekonomi di tahun depan dan berbagai tekanan yang muncul harus mendorong pelaku usaha di bisnis obat hewan lebih berhati-hati. Menghadapi berbagai tantangan dan situasi yang tidak menentu mau tidak mau, suka tidak suka dari sekarang harus berbenah. Memperbaiki proses kerja yang tadinya tidak ada menjadi ada; kontrol kualitas yang diperketat dan dipertahankan; menggencarkan edukasi; mengurus berbagai sertifikasi agar betul-betul menjalankan proses mutu secara konsisten dan konsekuen sehingga apa yang dihasilkan kadarnya tetap dan konsisten; serta membangun R&D (Research & Development) supaya lebih baik menjadi faktor-faktor yang bisa dilakukan agar semakin berdaya saing. 
 
Terus berinovasi adalah kata kunci berikutnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diadopsi agar bisnis menjadi lebih ekonomis. Otomatisasi harus jalan. Beberapa produk yang perlu sterilisasi yang tinggi dan tidak bisa lagi menggunakan tenaga manusia yang keluar masuk ruangan yang steril membutuhkan bantuan otomatisasi atau mesin yang lebih baik agar produk terus berkembang mengikuti kondisi terkini. 
 
Penggunaan infrastuktur ERP (Enterprise Resource Planning) salah satu aplikasi sistem yang bisa mendukung proses kerja yang lebih cepat dan akurat sangat penting agar semua proses bisa terintegrasi. Dengan membuat infrastruktur atau proses produksi yang lebih canggih dan lebih baik maka bisa mengurangi biaya dan otomatis bisa bersaing. Sehingga bisa saja, harga produk nggak perlu naik walaupun produk yang dihasilkan lebih baik. Juga penggunaan tenaga kerja pun tidak perlu berlebihan agar tidak menimbulkan biaya tinggi. 
 
Arti Penting Pelanggan
Yang tidak boleh dilupakan pelaku usaha obat hewan adalah strategi pemasaran. Dulu, menyalurkan produk melalui toko tetapi sekarang sudah tersedia sarana pemasaran secara online atau daring sehingga sudah tidak bisa dibatasi lagi bahkan seperti tidak ada jarak. Keuntungan dengan berjualan produk secara online, tidak hanya bisa dibeli oleh konsumen di  dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.  
 
Ingat, yang membayar kita adalah pelanggan. Mereka akan membayar kalau puas. Puas kalau produk yang dibeli dengan hasil yang didapatkan sesuai. Oleh karena itu, jangan sampai produk tidak sesuai ekspektasi pelanggan. 
 
Membantu pelanggan dalam memilih produk di daerah yang rawan penyakit dengan melakukan surveillance apakah serangannya sudah berubah ataukah antibiotiknya sudah resisten sehingga tidak asal mengobati atau melakukan vaksinasi penting dilakukan. Technical Support pun terus ditingkatkan pengetahuannya supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. 
 
Kita sebagai produsen obat hewan harus berkomitmen tinggi dan bisa di percaya dalam hal kualitas, harga, pengiriman, pemakaian, serta memiliki tim yang bisa mendukung bisnisnya pelanggan. Apa yang mereka butuhkan harus di dukung sebatas apa yang kita bisa dan relevan terhadap layanan yang kita berikan. Kalau itu semua dilakukan maka pelanggan sebagai partner bisnis. Mereka maju kita juga maju. 
 
Edukasi yang berkelanjutan kepada pelanggan, dukungan dan layanan laboratorium, serta mendatangkan tenaga ahli bisa menjadi strategi berikutnya. Seiring dengan itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi yang kompeten sangat penting untuk sama-sama membuat penelitian dan uji coba dalam pengembangan produk.
 
Berpikir Positif
Berbagai isu yang mengemuka bahkan akan terjadi krisis global di 2023 harus disikapi dengan bijak. Sebagai pelaku usaha harus mendengar dari sumber yang dapat dipercaya. Presiden mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbaik justru harus menjadi salah satu motivasi sekaligus pemikiran yang positif untuk perkembangan yang lebih baik.
 
Jangan lah berpikir negatif yang akhirnya membuat kita tidak optimis. Mestinya, sambil mengikuti dinamika di lapangan yang penting konsisten untuk memperbaiki diri baik internal maupun eksternal. Sebagai pemimpin harus berpikir positif dan menggerakkan orang-orang kita yang ada di bawah apapun yang terjadi terus berjalan. Kalau pun memang terjadi krisis, kita tidak boleh lengah. Dan karena tahun depan diprediksi susah, kita dari sekarang harus betul-betul menyiapkan diri untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi. 
 
Guna mendukung kemajuan induksi obat hewan di tanah air agar bisa semakin efisien dan berdaya saing maka harus ditunjang dengan regulasi dari pemerintah yang sejalan dengan kepentingan industri ini. Pemerintah perlu mendorong pertumbuhan industri bahan-bahan baku di dalam negeri yang dibutuhkan industri obat hewan selama ini.
 
Misalnya saja, industri obat hewan mau menggunakan bahan baku vitamin A tetapi pasokan dari lokal tidak ada. Makanya, produsen obat hewan dalam negeri produk-produknya belum bisa disebut produk lokal karena sekitar 70-80 % bahan baku utamanya masih impor dari negara lain. Sedangkan kandungan lokalnya hanya sekitar 20 % seperti mesin, tenaga kerja, kemasan, dan sebagainya. Sementara pemerintah mempersyaratkan produk lokal harus memiliki kandungan lokal di kisaran 70-80 %. Artinya, perhitungan kadar kandungan lokal harus dikaji ulang karena kalau dihitung tidak pernah produk lokal itu menjadi lokal.
 
Selain itu, guna menggairahkan bisnis peternakan khususnya komoditas unggas baik itu ayam ras, ayam lokal, itik, atau puyuh di masyarakat perlu pengembangan usaha skala peternak rakyat khususnya di luar pulau Jawa. Hal itu dilakukan agar ada pemerataan ekonomi dan sumber protein hewani di daerah terutama di desa. TROBOS
 
 

 

Dewan Pembina Asohi (Asosiasi Obat Hewan Indonesia) 
Komisaris Medion
Direktur PT Medion Ardhika Bhakti
 
 
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain