Yogyakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Biaya operasional pembesaran broiler (ayam ras pedaging) dapat ditekan secara signifikan dengan adopsi teknologi digital berbasis internet of thing (IoT).
Pada artikel seri pertama lalu, Prastyo Ruandhito - CEO dan Co-Founder Broiler-X, perusahaan startup digital poultry farming & technology asal Yogyakarta menjelaskan, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional budidaya broiler dengan tingkat efisiensi yang bisa sangat tinggi. Peternak mitra perusahaannya bahkan berhasil menekan biaya listrik sampai 70% dengan aplikasi teknologi ini. Selain itu dapat mereduksi biaya pemanas sampai 90%.
Tak hanya dirasakan oleh mitra BroilerX, efisiensi karena adopsi teknologi IoT pada kandang budidaya broiler juga dirasakan oleh Karya Cipta Farm yang berlokasi di Magetan, Jawa Timur. Kandang broiler yang berpopulasi 20 ribu ekor - seperti dirilis oleh Telkom Indonesia beberapa waktu lalu, telah mengikuti percepatan adopsi teknologi digital smart poultry farming system dari Telkom dan Antares.
Disebutkan dalam rilis itu, Leap-Telkom Digital menghadirkan teknologi IoT Smart Poultry Farming System dari Antares untuk dapat memberikan manfaat tekonogi digital bagi bisnis peternakan ayam.
Adopsi sistem ini, diklaim telah mempercepat masa panen 25% dari sebelumnya. Teknologi dari Antares yang didukung jaringan internet dari Telkom ini juga menurunkan risiko kematian ayam di Karya Cipta Farm hingga 80%. Selanjutnya juga turut membantu mengurangi operational expenses hingga 50%.
Direktur Digital Business Telkom M Fajrin Rasyid, pada rilis itu menyampaikan, dengan teknologi dari Antares ini, peternak dapat mengetahui kondisi suhu, kelembaban, tingkat cahaya, kecepatan angin, kadar CO2 dan amonia secara realtime. Data-data yang disimpan di cloud server itu pun bisa diakses menggunakan smartphone.
Meski membutuhkan penyesuaian di awal peralihan ke digital menggunakan IoT Smart Poultry, tetapi kini Karya Cipta Farm telah merasakan manfaatnya.
Terus Tumbuh dan Berkembang
Selain mengembangkan BroilerX menjadi sistem enterprise resource planning (ERP) yang jauh lebih kompleks, BroilerX juga terjun ke bisnis onfarm. BroilerX, yang menurut Prastyo status legalitasnya baru didapatkan pada Oktober 2022 telah bertransformasi, menjadi perusahaan yang tidak hanya bergerak pada pengembangan software untuk poultry farm. Kini juga memproduksi broiler dengan teknologi IoT yang dikembangkannya. Target pun dipatok perusahaan harus segera berkembang menjadi 30 kali lipat.
Maka ekspansi pun dibangun dengan membuka kemitraan (contract farming). Peternak mitra wajib mengadopsi teknologi IoT dari perusahaan ini, baik dengan cara membeli putus secara cash ataupun “meminjam” dengan syarat mengikuti kontrak kemitraan selama waktu tertentu. “Peternak yang ingin bergabung, kita akan menerapkan prosedur review track record budidayanya selama 3 periode terakhir. Kalau peternak ingin membeli teknologi BroilerX tetapi tidak mau bermitra juga boleh. Kita tidak memaksa,” dia menerangkan.
Untuk calon mitra peternak yang samasekali belum pernah memelihara broiler, akan didampingi dari nol. “Justru kita malah berharap banyak peternak pemain baru yang bergabung. Karena ibarat gelas kosong, lebih mudah diisi dengan SOP perusahaan,” tandasnya. Bahkan, calon peternak mitra baru yang memiliki lahan tetapi belum memiliki kandang, juga dapat dibantu untuk dihubungkan dengan lembaga pembiayaan yang telah bekerjasama dengan perusahaannya. TROBOS/ntr