Konsumsi Babi di Jakarta Mengalahkan Singapura

Konsumsi Babi di Jakarta Mengalahkan Singapura

Foto: 


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Babi merupakan ternak monogastrik yang memiliki pasar tersendiri di Indonesia. Adapun konsumsi daging babi di Pulau Jawa dinilai cukup signifikan. Walaupun peternakan babi sedang digempur ASF (African Swine Fever) dan FMD (Foot and Mouth Disease), tidak kemudian berpengaruh terhadap permintaan daging babi di Pulau Jawa.

 


Ketua Umum Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI), Sauland Sinaga menyingkap fakta bahwa pengonsumsi tetap daging babi adalah di Pulau Jawa. Sementara wilayah produksi tetap babi ada di luar Pulau Jawa. “Ini artinya kita kurang kontinental, kita adalah negara kepulauan. Saya berharap dari sini pemerintah berpikir bagaimana mempertahankan ketahanan pangan kita, sebab babi tidak bisa digantikan,” ujar dia.

 


Sauland menyebutkan bahwa terdapat 12-13 provinsi di Indonesia yang populasi babinya di atas 500 ribu ekor. Adapun kantong-kantong penyedia ternak babi yang paling tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Bali dan sedikit di Jawa Tengah seperti Solo dan Karanganyar yakni normalnya sekitar 450 ribu ekor namun sekarang tinggal seperempatnya.

 


“Konsumsi daging babi paling tinggi tetap di Jabodetabek terutama di Jakarta. Ini yang memakan babi mengalahkan Singapura. Kebutuhan babi di Sumatera Utara rata-rata sekitar 60 ribu ekor pertahun, sementara di Jakarta bisa 120 ribu ekor pertahun. Ini menjadi masalah karena di daerah tersebut tidak ada babi,” sesal Sauland.

 


Usai Jakarta, terdapat Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara yang konsumsi daging babinya banyak. Uniknya, supply babi khusus Pulau Jawa tetap dari luar Jawa. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumsi daging babi masyarakat Indonesia cukup tinggi, hanya saja kini terkendala oleh outbreak ASF.bella

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain