Rabu, 15 Maret 2023

Indonesia Tuan Rumah ASCA 2023

Indonesia Tuan Rumah ASCA 2023

Foto: Dok. Zul, TROBOS


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). USSEC Southeast Asia kembali menggelar ASCA (AG Supply Chain Asia) 2023. Kali ini Indonesia menjadi tuan rumahnya. Setelah terakhir terlaksana di Indonesia pada Maret 2018. 
 
Bertempat di Hotel Shangri-La, Jakarta, ASCA digelar selama 3 hari (13-15/3). Peserta yang hadir sebanyak 320 peserta, 170 peserta berasal dari Indonesia. Sisanya tersebar mulai dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina bahkan Amerika Serikat. 
 
Narasumber yang dihadirkan terdiri dari akademisi dari Amerika Serikat, dan kalangan praktisi serta pengamat ekonomi pertanian. 
 
ASCA merupakan forum yang bertujuan untuk mengetahui supply dan demand secara global, terutama terhadap 3 komoditas penting. Diantaranya biji-bijian, kedelai, serta gandum. Di ASCA akan dikulik secara komprehensif terkait pasokan global terutama dari negara terbesar penghasil komoditas itu. Termasuk tantangan dan kendala yang dihadapi. Tidak hanya itu, pembahasan juga akan mengarah seberapa besar permintaan pasar khususnya di Asia Tenggara terhadap ketiga komoditas tersebut. 
 
Misalnya terkait bungkil kedelai sebagai limbah bekas pembuatan minyak kedelai. Setidaknya, negara seperti Argentina mampu mengekspor bungkil kedelai sebanyak 26 juta ton per tahunnya. Adapun, Brasil sejumlah 20 juta ton per tahun, sementara Amerika Serikat sedikitnya 12 juta ton per tahunnya yang mampu dieskpor.
 
Argentina memang dikenal sebagai produsen sekaligus pengekspor bungkil kedelai terbesar. Dikarenakan setiap pemrosesan/penggilingan dari biji kedelai menjadi bungkil kedelai, seluruhnya akan diekspor.
 
Berbeda dengan Brasil dan Amerika Serikat. Dikarenakan Brasil mengekspor 55 % bungkil kedelai yang diproduksinya, dan 45 % untuk kebutuhan domestik. Sementara Amerika Serikat, 25 % diekspor, dan Sebagian besar (75 % dari produksi) untuk memenuhi kebutuhan domestik. 
 
Indonesia pun menjadi pasar yang potensial bagi ketiga negara tersebut. Dikarenakan sebanyak 70 % pasokan bungkil kedelai di Tanah Air diperoleh dari Argentina, 25 % dari Brasil dan 5 % dari Amerika Serikat. 
 
Kendati demikian, perlu digarisbawahi adanya program biodisel di Amerika Serikat dengan menggunakan bahan bakar dari minyak kedelai. Dipastikan produksi bungkil kedelai di Amerika Serikat akan terus meningkat. Penambahan pabrik pengolahan kedelai pun terus diperbanyak. Nantinya, diharapkan 2-3 tahun ke depan mampu mengekspor lebih dari 20 juta ton per tahunnya. 
 
Isu-isu tersebut setidaknya akan menjadi perbincangan di ASCA kali ini. Belum lagi adanya konfilk geopolitik global juga menjadi pembahasan menarik. Terlebih, Rusia dan Ukraina merupakan produsen gandum terbesar di dunia. Di tambah lagi adanya perubahan iklim setidaknya menjadi rentetan berbagai persoalan yang perlu disikapi dengan bijak. Untuk itu, ASCA hadir untuk bertukar informasi terkait upaya mengatasi permasalahan tersebut. zul
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain