Jumat, 17 Maret 2023

Agrinnovation Perdana Digelar dengan Sukses

Agrinnovation Perdana Digelar dengan Sukses

Foto: Dok. Bella, TROBOS


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Industri agritech di Indonesia mulai menguat ketika pandemi Covid-19 (coronavirus disease 2019) menyerang. Beberapa start-up di sektor ini sudah mulai naik ke permukaan, tetapi tidak banyak yang tahu apa itu agritech. Pun di Indonesia belum ada pameran yang mengumpulkan para start-up agritech untuk berkumpul dan bertukar pikiran. 
 
Berangkat dari hal tersebut, Edu Farmers menginisiasi acara Agrinnovation Conference dengan mengangkat topik ‘The Rise of Agritech to Enhance Food Security’ pada Rabu (15/3) di Assembly Hall Menara Mandiri, Jakarta. Pembina Yayasan Edu Farmers International, Irvan Kolonas mengatakan bahwa Agrinnovation Converence ini menggabungkan semua start-up ekosistem di bidang pertanian. Di mana mungkin banyak digelar berbagai conference, namun tidak ada yang benar-benar khusus untuk agritech. 
 
“Kita lihat seperti di India, agritech itu sudah sangat berkembang. Start-up-nya sudah mencapai 3.000-an. Akan tetapi di Indonesia saja masih sekitar 50-an saja. Saya berharap, dengan Agrinnovation Conference ini kita bisa benar-benar memberdayakan, mungkin murid-murid atau orang-orang yang ingin memulai start-up di bidang agrikultur. Kemudian masyarakat bisa tahu, apa itu agritech, start-up bisa terkoneksi dengan pemerintah serta perusahaan-perusahaan pertanian yang sudah besar. Nanti ujung-ujungnya, mereka bisa berkembang lebih besar lagi,” terang Irvan kepada Redaksi TROBOS Livestock.
 
Edu Farmers sendiri berfokus untuk mengedukasi bukan hanya petani, tetapi juga future leaders di pertanian. Adapun yang sebenarnya menggerakkan Edu Farmers untuk menghelat konferensi ini ialah, karena berdasar pada salah satu pilarnya yakni membangun ekosistem. Edu Farmers melihat banyak agritech yang ada di Indonesia, tetapi tidak pernah ada acara yang menggabungkan mereka.
 
Irvan menilai, mungkin banyak orang yang tidak tahu, dan mereka berpikir bahwa agritech itu hanya model-model seperti SayurBox. “Padahal ada banyak agritech di Indonesia, contohnya di sini ada start-up yang fokus pada larva, ayam, udang, ikan dan berbagai masalah di perkebunan hingga mata rantainya. Kita juga lihat banyak yang masih belum tahu agritech itu sebenarnya apa saja, sehingga kami juga ingin mengedukasi,” urai dia.
 
Menurutnya, acaranya memang hanya 1 hari, sebab ini adalah hal baru sehingga memang agritech di Indonesia ini juga tidak banyak. Maka dari itu, Edu Farmers ingin untuk menyediakan satu hari yang benar-benar impactful, topik dan pembicaranya juga bervariasi, sehingga bisa membantu untuk memberdayakan dan mengedukasi.
 
“Rata-rata start-up founder ini masih muda-muda, sehingga di sini kita juga kolaborasi. Kami sangat percaya bahwa perusahaan agri besar manapun, itu semua bisa berkolaborasi dengan start-up start-up ini. Misalnya tadi ada dari Pupuk Indonesia, Sigenta, Japfa dan lain-lain, menurut saya mereka bisa bekerja sama dengan anak-anak muda ini, untuk membantu mereka berinovasi juga. Terkadang perusahaan besar tersebut juga perlu men-disrupt bisnis mereka sendiri, dengan bekerja sama dan berkolaborasi dengan start-up start-up agritech ini,” papar Irvan.
 
Ia berharap, semoga tahun depan start-up start-up agritech ini bisa dua kali lebih banyak dari yang ada sekarang. Terlebih, ia ingin melihat hasil dari kolaborasi yang telah terjadi di acara ini, misalnya ada perusahaan agrikultur dengan start-up yang membuat proyek menjadi sukses, atau banyak start-up yang mendapat pendanaan karena bertemu dari acara ini, sehingga Irvan ingin mendenger success stories pascaacara ini.
 
Irvan mengaku bahwa tim Edu Farmers benar-benar bekerja sangat keras untuk Agrinnovation Conference ini. “Kita kemarin mau improve dekoarsinya dan lain-lain, supaya orang-orang yang masuk ke sini itu bener-bener ‘wah keren juga ini agritech. Apa sih agritech itu?’, sehingga kami sangat berterima kasih kepada semua tim Edu Farmers yang benar-benar lembur beberapa hari ini,”  ungkapnya bangga.
 
Adapun tim Edu Farmers memastikan semua undangan terkurasi, sehingga dari total 2.000 orang yang mendaftar, dikurasi kembali berapa orang yang harus datang pagi maupun siang. Hal ini bertujuan supaya orang-orang yang datang itu benar-benar bisa terkoneksi dan mendapatkan nilainya (value). Irvan menegaskan bahwa Edu Farmers benar-benar meluangkan banyak waktu untuk melakukan kurasi tersebut.
 
“Harapan saya, Edu Farmers benar-benar bisa menjadi yayasan terkemuka bukan hanya di Indonesia tetapi juga Asia, yang fokus pada edukasi riset dan di pembangunan ekosistem. Sementara harapan untuk Agrinnovation, semoga bisa lebih besar, terkoneksi dan start-up start-up nasional lebih maju. Sebab Indonesia sekarang sudah mulai dilirik oleh dunia, sehingga akan lebih besar lagi,” tutup Irvan.bella
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain