Mampu keluar dari perusahaan perunggasan yang telah membesarkannya. Justru kini telah memiliki berbagai usaha sebut saja budidaya ayam, penjualan LB, karkas ayam, serta bisnis makanan siap saji
Kiprahnya selama 16 tahun di industri perunggasan. Terlebih jabatan yang diemban ialah Bord of Directur Feedmill Operation serta pernah menjadi Finance Controller di Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) dan Commercial Farm tidak membuatnya bertahan menjadi karyawan hingga masa pensiun tiba. Justru pada 2014 memutuskan resign (mengundurkan diri) dari perusahan perunggasan yang telah membesarkannya. Walaupun jabatan yang sedang diembannya merupakan jabatan yang cukup strategis.
Hingga akhirnya, usai berhenti dari perusahaan perunggasan, pria yang bernama Bahrozi ini memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Bisnis yang dilirik pun tidak jauh-jauh dari sektor perunggasan. Pria kelahiran Lamongan pada 52 tahun silam ini cukup jeli melihat potensi pasar. Di pilihlah usaha trading atau menjual ayam hidup (live bird/LB) dengan nama PT Sentral Niaga Unggas.
Tidak berselang lama, dikarenakan waktu itu permintaan LB semakin meningkat terutama untuk RPHU di wilayah Jawa Timur (Jatim). Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Bahrozi pun melebarkan sayap bisnisnya dengan beternak ayam sendiri. Dari situlah bisnis yang digeluti Bahrozi mulai mengalami perkembangan signifikan.
Tak tanggung-tanggung, Bahrozi lalu mendirikan PT Sentral Unggas Perkasa yang bergerak di usaha kemitraan beternak ayam. “ Dari total populasi ayam yang dipelihara, kemitraan menyumbang porsi 70 % , sementara 30 % dipelihara di internal sendiri,” ujar Bahrozi.
Dapat dikatakan kebutuhan LB kala itu memang sangat potensial. Sehingga banyak pemodal besar yang tergiur membangun kandang dengan kapasitas yang besar. Imbasnya, pada 2019 terjadi kelebihan pasokan (over supply) yang menyebabkan harga LB jauh di bawah HPP (Harga Pokok Produksi). Dampaknya, usaha yang dijalani Bahrozi mulai goyang.
Tidak merasa pesimis dengan situasi di perunggasan yang mulai tidak karuan. Bahrozi kemudian manambah usahanya di penjualan karkas serta makanan (ayam goreng). Adapun di penjualan karkas melalui bendera PT Sentral Indo Pangan sedangkan untuk makanan dilabeli Junkies Chicken Indonesia. Itu artinya Bahrozi telah memiliki bisnis terintegrasi mulai dari budidaya ayam, penjualan LB dan karkas, serta makanan siap saji.
Ragam Tantangan
Menurut Bahrozi, di setiap unit bisnis yang dijalaninya tentu tidak terlepas dari ragam tantangan. Paling berat, lanjut Bahrozi ialah unit bisnis budidaya ayam baik berada di kemitraan maupun internalnya sendiri. Dikarenakan harga LB di tingkat peternak lebih rendah dibandingkan dengan HPP-nya.
Disusul adanya pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir yang mengakibatkan tidak kondusifnya dunia perunggasan khususnya di sektor budidaya. Imbas Covid-19 juga menimbulkan daya beli melemah. Di lain sisi ketersediaan DOC (ayam umur sehari) mengalami surplus pasokan. Disinyalir akibat pengaturan impor grand parent stock (GPS) tidak sesuai dengan kebutuhan pasar menjadi permasalahan utama.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 283/ April 2023