Teknologi Laserpuntur dalam Rekayasa Biologi

Teknologi Laserpuntur dalam Rekayasa Biologi

Foto: 


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Sampai saat ini, pengembangan teknologi akupuntur yang diterapkan dalam dunia peternakan masih terbilang sangat jarang. Pada dasarnya, filosofi akupuntur ialah keseimbangan. Singkatnya, bahwa di dalam kehidupan semuanya akan berjalan dengan aman jika pada kondisi yang seimbang.

 


Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Tatang Santanu Adikara, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Airlangga, Surabaya yang juga merupakan seorang Praktisi di Bidang Akupuntur Perunggasan. Ia mengatakan, di dalam filosofi keseimbangan ini ditemukan suatu kondisi sehat yang optimal. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara faktor luar dan faktor dalam tubuh ternak, maka akan menyebabkan sakit.

 


Pada kesempatannya pada seminar yang digelar secara online beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan dalam teknologi akupuntur, dilakukan suatu teknik rangsangan pada objek yakni pada titik akupuntur sebagai reseptor biologi tubuh. Maka ini adalah salah satu upaya untuk melakukan suatu rekayasa agar memperoleh keseimbangan dan kesehatan.
 


Efek Laser Melalui Akupuntur
Prof. Tatang menjelaskan, di dalam akupuntur biasanya dikenal dengan meggunakan jarum akupuntur. Namun berdasarkan pengalamannya, jika menggunakan jarum ternak akan sulit ketika di-handling yang menyebabkan perlukaan. Sementara pada akupuntur tidak boleh menimbulkan rasa sakit, darah ataupun luka.

 


Selain dengan jarum, stimulasi akupuntur dapat dilakukan dengan menggunakan listrik, hanya kadangkala kesulitan ditemukan jika terjadi konsleting listrik atau semacamnya. Sehingga metode yang paling mudah dilakukan untuk saat ini yaitu dengan menggunakan laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation).

 


Pengunaan laser pada akupuntur ini biasa disebut dengan laserpuntur. Digunakan untuk meningkatkan energi yang dapat diatur sebesar apa energi yang akan dikeluarkan pada titik-titik akupuntur tersebut.

 


“Mekanisme dari laserpuntur itu ditembakkan pada titik akupuntur, jadi keahliannya harus megetahui titik akupunturnya. Untuk mendapatkan titik akupuntur, ada alat yang disebut pointer. Ketika ditembakkan pada titik akupuntur, maka akan menstimulasi sistem meridian untuk menghantarkan energi menuju ke target organ. Maka setelahnya, terjadi perubahan-perubahan yang sudah kita ukur secara ilmiah,” sebutnya.

 


Lanjutnya, laserpuntur dapat digunakan dalam rangka pengobatan atau terapi, meningkatkan produksi dan kualitas reproduksi, juga untuk merawat kesehatan dan stamina. Laser yang dipakai adalah jenis softlaser yang tidak merusak sel tubuh.
    


Riset pada Ternak
Hingga kini, sudah dilakukan banyak riset untuk menguji metode ini pada ternak. Seperti misalnya pada unggas layer (ayam petelur), terjadi peningkatan produksi telur mencapai 40 % dengan penembakan pada ovarium dan titik-titik lainnya untuk meningkatkan nafsu makannya. “Yang paling terlihat adalah peningkatan produksi telur pada ayam buras. Yang dulunya rata-rata produksi telur 40 %, sekarang bisa mencapai 70 %,” imbuhnya.

 


Pada broiler (ayam pedaging), pemanfaatan laserpuntur berhasil meningkatkan jumlah karkas sebesar 0,25 kg. Sehingga, ia menjelaskan, untuk mencapai bobot target penjualan broiler diperlukan waktu pemeliharaan yang relatif lebih singkat.

 


Di samping itu, jika penembakan dilakukan pada saat DOC (ayam umur sehari) setelah vaksin, maka ini dapat bermanfaat juga sebagai booster vaksin. “Namun dalam melakukan laserpuntur pada broiler ini ada tantangannya. Yaitu dengan jumlahnya yang banyak, belum ada teknologi akupuntur yang dapat memenuhinya. Yang kedua, broiler itu merupakan ayam yang sudah didesain untuk dimaksimalkan pertumbuhannya. Sehingga kalau dipelihara di suatu pabrik yang sudah modern, kita tidak akan mendapatkan nilai yang signifikan,” lanjutnya.

 


Pengujian juga dilakukan pada bebek mulai dari Bebek Peking, Bebek Alabio, hingga Bebek Mojosari. Perlakuan dimulai pada umur 1 minggu pada sudut mulut, ketiak, daerah kaki, jantung dan paru-paru, serta ketahanan tubuhnya, dengan hasil bebek yang dilaser lebih besar dari kontrol atau yang tidak dilaser.
Sementara itu, pada kambing dan domba, laserpuntur dapat digunakan untuk meningkatkan produksi susu dan menghasilkan anak kembar lebih banyak.

 

Pada sapi lokal, yang awalnya pertambahan bobot badan harian sebesar 0,35 kg, setelah dilakukan laserpuntur meningkat menjadi 1,06 kg. Tak hanya itu, produksi susu juga meningkat 30 % lebih besar. shara
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain