Karanganyar (TROBOSLIVESTOCK.COM). Ketergantungan manusia terhadap penggunaan bahan bakar menyebabkan cadangan sumber energi kian menurun. Penggunaan bahan bakar yang meningkat, terus memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Hal ini membuat banyak kalangan tersadar bahwa ketergantungan tersebut harus segera dikurangi, salah satunya adalah dengan penggunaan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapatkan. salah satunya adalah biogas. Biogas merupakan gas alami yang dihasilkan dari proses fermentasi limbah organik seperti sampah, sisa makanan, dan kotoran hewan.
Memiliki Kelompok Tani Ternak (KTT) dengan populasi kurang lebih 70 ekor sapi potong, kini Dusun Suruh Kalong, Desa Pandeyan, Kecamatan Tasikmadu, mampu menghasilkan 15-20 kg feses basah per ekor setiap harinya. Hal tersebut menjadi potensi bagi Desa Pandeyan untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi energi biogas, mengingat KTT Desa Pandeyan mampu menghasilkan 1.050-1.400 kg feses sapi per hari.
Pada tahun 2016, KTT Subur Lestari menerima bantuan berupa instalasi biogas dari tim Riset Grup Sustainable Livestock Business and Production (RG SLBP), Peternakan UNS. Dengan adanya instalasi biogas tersebut, masyarakat yang tinggal di sekitar kandang KTT Subur Lestari dapat memanfaatkan kotoran ternak sebagai energi alternatif pengganti gas LPG.
Namun, setelah 3 tahun berjalan tepatnya di tahun 2019, pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas terhenti karena terjadi pandemi COVID-19 yang membuat seluruh aktivitas terhambat termasuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan ternak. "Akibat pandemi COVID-19, instalasi biogas jadi tidak terawat dan tidak lagi dioperasikan oleh warga," ungkap Budi, salah satu anggota KTT Subur Lestari.
Menerima kabar tersebut, RG SLBP FAPET UNS bersama dengan Mahasiswa KKN 103 UNS membuat program kerja untuk mengaktifkan kembali instalasi biogas yang terbengkalai tersebut. Rangkaian kegiatan diawali dengan pemberian motivasi pada peternak akan manfaat energi biogas kotoran ternak serta perawatan instalasi melalui kegiatan penyuluhan.
Kegiatan tersebut diadakan pada Kamis (20/7) yang dihadiri oleh seluruh anggota KTT Subur Lestari, Kepala Dusun Suruh Kalong, narasumber, tim dosen RG SLBP dan mahasiswa KKN 103. Para hadirin berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, dibuktikan dengan antusias anggota KTT bertanya, menjawab, dan memaparkan permasalahan atau keluhan-keluhan, serta berkomitmen akan berusaha mengaktivkan kembali instalasi biogas.
Tidak berhenti sampai di sini, mahasiswa KKN 103 UNS terus membersamai anggota KTT dari pencarian permasalahan, membetulkan instalasi biogas, perawatan, serta pengisian digester. Berkat kegigihan seluruh anggota KTT, Mahasiswa KKN 103 UNS, dan tim RG, instalasi biogas yang sudah terbengkalai sejak 4 tahun yang lalu sudah dapat digunakan Kembali sebagai sumber energi.
Tentunya pengaktifan biogas ini harus diimbangi dengan perawatan dan pengisian bahan baku kotoran ternak secara rutin. Dengan adanya biogas kotoran ternak, maka selain tersedia sumber energi alternatif juga tercipta sistem peternakan tanpa limbah (zero waste). shara