Pemerintah Dorong Peternak Perkuat Hirilisasi

Pemerintah Dorong Peternak Perkuat Hirilisasi

Foto: Istimewa


Boyolali (TROBOSLIVESTOCK.COM). Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi pangan asal ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa. Demikian disampaikan SYL pada puncak peringatan bulan bukti peternak dan kesehatan hewan ke 187 di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

 

 

"Saya ingin agar momentum ini menjadi kekuatan kita untuk mengkonsolidasi program. Dan saya berharap ekspor hilirisasi harus bergerak ke depan. Kita punya tepung telur, nugget, segera ekspor. Kita punya pabrik ayam banyak. Apalagi ayam kita sudah diterima di UEA (Uni Emirat Arab) dan negara-negara lain," ujar SYL pada Jumat (22/9).

 

 

Ia mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor strategis yang berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara kuat, terutama dalam menghadapi krisis dan cuaca ekstrem el nino. Apalagi selama 4 tahun terakhir, pertanian selalu tumbuh dan mampu menjadi bantalan ekonomi nasional.

 

 

Sejauh ini, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki banyak program unggul serta layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa diakses para peternak dalam memperkuat modal usaha. Selain itu, kementan juga memiliki program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan).

 

 

"Program Sikomandan mampu melahirkan 8 juta ekor. Modalnya hanya Rp 1,8 triliun, tapi hasilnya bisa mencapai 41 triliun. Hal ini disebabkan karena masa pemeliharaan brolier hanya 40 hari dan 2 bulan untuk petelur. Domba dan kambing pun demikian. Oleh karena itu, saya berharap di momentum bulan bakti ini kita lebih banyak konsolidasi memperbaiki budidaya dan serap akses KUR peternakan," sebutnya.

 

 

Nana Sudjana, Pj Gubernur Jawa Tengah, mengapresiasi jalanya puncak peringatan bulan bakti peternak dan kesehatan hewan ke-187 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Bagi Nana, kegiatan tersebut harus menjadi pemicu hadirnya pangan asal hewani yang jauh lebih besar sebagai kekuatan pertanian Indonesia ke depan.

 

 

Sejauh ini, Provinsi Jawa tengah terus meningkatkan kontribusinya terhadap produksi sektor peternakan Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita bersama yaitu menjadi lumbung pangan 2045. Tercatat, Jawa Tengah sendiri memiliki populasi sapi sebanyak 1.880 ekor atau peringkat kedua setelah Provinsi Jawa Timur. Kemudian populasi kambing sebanyak 3.747.000 ekor atau hampir 20 % dari total kambing nasional alias peringkat satu tingkat nasional. Terakhir ada populasi domba yang mencapai 2.288.000 ekor atau sekitar 16,20 % dan menempati peringkat kedua setelah Jawa Barat.

 

 

"Selanjutnya, produksi daging tahun 2022 di Jawa Tengah mencapai 457.000 ton atau 9,55 % dari total produksi nasional. Lalu ada produksi susu 11 % dan telur 5,4 %. Jadi, tren produksi daging di Jawa Tengah mengalami peningkatan 6,7 %. Alhamdulilah ini semua berkat bantuan dan bimbingan jajaran Kementan," ungkapnya.

 

 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan produksi hewan ternak nasional serta meningkatkan industri hilirisasi pangan asal ternak sebagai upaya bersama memitigasi dampak cuaca ekstrem el nino. "Pada kegiatan ini kami juga meluncurkan inovasi peternakan berupa e-Book prosedur nasional produksi dan pengujian semen beku ternak. Juga ada peta jalan nasional pemberantasan PMK varietas hijauan pakan tahan kering," jelasnya.

 

 

Selain itu, puncak bulan bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ini dimeriahkan dengan kegiatan panen pedet 1.000 ekor yang diikuti pelaksanaan IB massal serta vaksinasi dan penandaan ternak. Ada juga deklarasi pemuliaan sumber daya genetik hewan (SDGH) oleh asosiasi atau paguyuban peternak lokal Indonesia.

 

 

"Kami berharap kegiatan ini menjadi ajang motivasi untuk para pelaku usaha agar melakukan promosi dan edukasi hasil pembangunan peternakan. Juga sebagai penguatan aspek ketahanan pangan di tengah masyarakat sehingga pola beternak maju, mandiri dan  modern bisa kita lakukan sebagai langkah sinergi untuk memaksimalkan kesejahteraan bersama dalam menghadapi krisis pangan," harap Nasrullah. shara

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain