MIPI Gelar Pelatihan Kader Pencegahan Stunting

MIPI Gelar Pelatihan Kader Pencegahan Stunting

Foto: Istimewa


Bogor (TROBOSLIVESTOCK.COM). Dalam rangka memberantas stunting di Kecamatam Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) menggelar rangkaian acara Poultry Carnival 2023 dengan topik ‘Akselerasi Penurunan Stunting di Lokus Berisiko Stunting Tinggi yanh Terintegrasi’ mulai Oktober sampai Desember 2023. Adapun dua kegiatan yang dilakukan pada Sabtu (21/10) ini di Aula Kecamatam Dramaga yaitu Training for the Champion : Kader Pencegahan Stunting dan Gerakan Ayo Makan Daging & Telur Unggas.
 
Dalam sambutannya Presiden MIPI , Prof Arnold Parlindungan Sinurat mengatakan bahwa Poultry Carnival 2023 adalah program dari MIPI Komda Jabar, Banten dan DKI Jakarta. “Salah satu program mereka yaitu untuk memasyarakatkan unggas dan manfaatnya sebagai sumber gizi, pendapatan serta pengetahuan. Masyarakat perlu diberikan pengetahuan tentang unggas,” ungkap Arnold. 
 
Saat ini, ia menambahkan, tengah dilakukan Training for the Champion yakni untuk kader-kader terpilih dari setiap desa. Prinsipnya MIPI ingin memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait pentingnya nutrisi yang bisa diperoleh dari unggas, yaitu berupa daging ayam maupun telurnya. Tujuan utamanya ialah MIPI ingin menjembatani ilmu pengetahuan kepada masyarakat, termasuk peneliti dan orang-orang yang berkecimpung di bisnis unggas, sehingga perunggasan nasional bisa maju.  Sebab jika perunggasannya maju, maka masyarakatnya otomatis juga maju. 
 
“Saat ini kita tekankan bagaimana untuk mengurangi angka stunting. Sebab walaupun ini dekat dengan ibukota, ternyata masih ada juga anak yang stunting karena kekurangan gizi. Oleh sebab itu, ditekankan untuk pengertian tentang mengatasi stunting dan perlunya gizi untuk anak,” tandas Arnold.
 
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Manajemen dan Teknologi Ternak Sekolah Vokasi IPB University, Fariz Am Kurniawan menyebutkan bahwasanya pendidikan vokasi ini tidak hanya berbicara ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana penerapannya di masyarakat. Kolaborasi ini menjadi kewajiban sekoah vokasi sebagai bagian dari perguruan tinggi untuk tri dharma, sehingga bisa berkolaborasi dengan pihak asosiasi atau perkumpulan.
 
Dengan kolaborasi ini, sekolah vokasi juga dapat bersinergi berasama ujung tombak program pemberantasan stunting, yaitu ibu-ibu kader penurunan stunting serta bidan, yang nanti akan kita melakukan pendekatannya tidak hanya secara ilmu pengetahuan tetapi juga bagaimana penerapannya di masyarakat. “Tentu karakteristik di masyarakat juga perlu kita kenali dan ketahui bersama, supaya bagaimana dampak kegiatan dari penurunan stunting ini bisa sangat terasa di masyarakat. Kita tahu bahwa stunting itu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang memang kronis dan berulang, sehingga indikatornya misalnya tinggi badan itu tidak tercapai. Bertepatan dengan HATN (Hari Ayam dan Telur Nasional), pendekatan itu bisa kita gunakan untuk mencapai penurunan stunting,” kata Fariz.
 
Desa Lokus Stunting
Mewakili Camat Dramaga, Tenny Ramadhani, Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan Dramaga, Mulya mengucapkan terima kasih atas diselenggarakannya kegiatan ini, yakni kerja sama dalam rangka akselerasi penurunan angka stunting di wilayah Kecamatan Dramaga. Mulya mengaku sangat bersyukur dan menyambut baik kegiatan ini. 
 
“Kecamatan Dramaga terpilih sebagai lokasi untuk mendapatkan pengabdian dari MIPI. Tentunya kegiatan ini akan sangat bermanfaat untuk kita semua sebagai penguatan dan upaya kami dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kabupatem Bogor khususnya di Kecamatan Dramaga,” ungkap Mulya.
Adapun di Kecamatan Dramaga sendiri memang masih terdapat angka stunting yang cukup tinggi. Tercatat sebanyak 281 anak yang menderita stunting. Ini tersebar di 10 desa, dan 4 desa di antaranya ditetapkan dalam SK Bupati sebagai 4 desa lokus stunting. Begitu pun program ini fokus ke 4 desa tersebut dan diharapkan dengan adanya program ini akan membawa dampak yang signifikan bagi penurunan angka stunting di Kecamatan Dramaga. 
 
Cegah Stunting dengan Produk Unggas
Memasuki sesi utama, Dosen Prodi Manajemen Industri Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi IPB University, Annisa Rizkiriani menyatakan bahwa ciri-ciri fisik anak terkena stunting menurut WHO (World Health Organization) 2020 ialah badannya pendek atau sangat pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Jika dihitung status gizinya dengan Z score, panjang badan menurut usia atau tinggi badan di bawah minus 2 standar deviasi.
 
Menurutnya, kondisi tersebut irreversible (tidak dapat diubah), artinya ketika sudah terlanjur terjadi itu agak sulit untuk diperbaiki. “Penyebabnya adalah karena asupan gizi yang tidak ADEKUAT (tidak cukup), atau karena infeksi yang berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK),” ungkap Annisa kepada para kader.
 
Supaya bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, pemenuhan gizinya bukan hanya dimulai sejak bayi lahir, tatapi sejak di dalam kandungan. Teori ini diungkap oleh Barker, bahwa lingkungan yang buruk di dalam rahim atau selama masa janin, akan berhubungan dengan penyakit kronis di masa yang akan datang.
 
Sementara itu, Dosen Prodi Teknologi dan Manajemen Ternak, Sekolah Vokasi IPB University, Gilang Ayuningtyas menjelaskan bahwa unggas adalah burung yang mengalami penjikan, sehingga ketika dipelihara oleh manusia bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan daging dan telur plus jeroannya. “Jeroan masih dimakan, terlebih untuk MPASI sebagai booster zat besi (hati ayam),” cetus Gilang.
 
Untuk telur unggas itu bervariasi, tentunya sesuai dengan jenis unggasnya. Fakta tentang daging dan telur unggas sebenarnya saat ini mau tidak mau, suka tidak suka, merupakan protein hewani yang paling terjangkau. Maka dari itu, baik daging maupun telurnya menjadi penyedia kebutuhan protein utama bagi masyarakat. Terlebih dengan siklus yang relatif cepat, berbeda dengan sapi yang membutuhkan waktu lama untuk mencapai bobot badan 400 kg. 
“Apabila di broiler (ayam pedaging), sebulan sudah bisa dipanen. Dari menetas, kurang lebih 4-5 pekan, bisa kita nikmati hasilnya sehingga siklusnya cepat. Telur juga sama, setiap hari ayam betina bertelur. Maka itu cepat untuk memperoleh 1 butir telur,” sebut dia.
 
Monitoring Pencegahan Stunting
Turut menjadi pembicara, Head of Stunting Prevention Program, Edufarmers Internasional (Edufarmers), Felix Limanjaya menuturkan bahwa tujuan Edufarmers ialah membantu di monitoring. Sebab ia mengaku bahwa sudah banyak yang melakukan program stunting di Indonesia. Namun masalah utamanya adalah mereka tidak bisa melihat dampaknya seperti apa.
 
“Ibu-ibu kader sudah berusaha keras, tetapi dampaknya tidak diketahui. Maka di sini kita ingin membantu kader-kader untuk mencari tahu dampak penekanan stunting ini efektif atau tidak. Bagaimana cara kita mengukur dampak atau memonitor data tersebut? Kami membutuhkan bantuan ibu-ibu kader sekalian, yakni secara prosesnya kita harus mempersiapkan data partisipannya atau penerima manfaat,” terang Felix.
 
Ibu-ibu kader perlu menanyakan peserta program misalnya nama lengkap, usia, tanggal lahir, jenis kelamin, dan posyandunya. Selanjutnya, sesudah program itu berjalan juga butuh bantuan kader-kader untuk menginput data-data yang diperlukan. Contohnya secara garis besar adalah berat badan anak, tinggi badan anak, datang ke posyandu atau tidak, serta terlunya dimakan atau tidak.
 
Menurut Felix, data-data seperti itu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi program itu efektif atau tidak. “Data tersebut akan dilempar ke tim data analisis Edufarmers. Kemudian akan dibuat dashboard, dari situ terlihat perkembangan anaknya seperti apa per bulan. Apakah masih stunting atau tidak, kemudian sebagai demografi atau area ini ada berapa orang dan segala macam. Kita akan membantu untuk menganalisa,” papar dia.
 
MIPI bekerja sama dengan Edufarmers untuk memonitoring program stunting di Kecamatan Dramaga dari Oktober sampai Desember 2023. Adapun sebagian besar telur yang disalurkan kepada penerima manfaat ialah dari Edufarmers.
 
Praktik Pengenalan Jenis Telur
Pada sesi akhir acara Training for the Champion ini, Koordinator MIPI Komda Jabar, Maria Ulfah mengaku bersyukur tahun ini bisa merealisasikan program pencegahan stunting. Tadinya targetnya 6 bulan, namun jumlah anak stuntingnya meningkat di Kecamatan Dramaga, sehingga harus dibagi rata agar anak-anak bisa merasakan manfaatnya.
 
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor mencapai 4,78 %. Dari total 432 desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memprioritaskan penanganan stunting di 155 desa sebagai lokus intervensi stunting berdasarkan tingginya prevalensi stuntingnya, di mana empat di antaranya adalah Desa Sukadamai, Dramaga, Neglasari dan Sinarsari di kecamatan Dramaga (Keputusan Bupati Bogor Nomor: 400/220/Kpts/Per-UU/2023).
 
Sebagai penutup, Maria memberikan praktik pengenalam jenis, kualitas dan penanganan produk unggas. “Ini sebenarnya bukan praktik yang serius. Kami hanya ingin mengenalkan bahwa sebutir telur yang mungkin terlihat remeh temeh, padahal kualitasnya luar biasa. Hanya dengan sarapan sebutir telur itu sudah sangat penting untuk kesehatan tubuh kita. Karena dibandingkan protein yang lain seperti daging sapi, itu yang paling seimbang asam aminonya yakni asam amino esensial adalah telur,” pungkas Maria mengakhiri.bella
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain