Reviu HAP Jagung, Daging Ayam Ras dan Telur

Reviu HAP Jagung, Daging Ayam Ras dan Telur

Foto: 


Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga di tingkat produsen dan konsumen serta evaluasi dan reviu Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen (HAP Tingkat Produsen) dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen (HAP Tingkat Konsumen) komoditas Jagung, Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022. Kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) secara hybrid yang dilaksanakan di Hotel Mercure Jakarta Simatupangpada Rabu (24/4).

 

Dalam Sambutannya, Direktur Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Maino Dwi Hartono mengatakan, jagung yang merupakan sektor tanaman pangan tetapi bergabung dengan sektor peternakan, karena jagung ini produksinya mayoritas untuk pakan ternak kisaran 50 %. Sehingga perubahan ataupun kebijakan harga jagung akan berpengaruh pada sektor peternakan khususnya telur dan daging ayam.

 

“Pada Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5 Tahun 2022 yang sudah kita terbitkan pada 2 tahun yang lalu dan didiskusikan bersama-sama pada waktu itu dengan cukup padat dalam pembahasannya. Dengan hal tersebut, kita duduk bersama untuk mereviu kembali dengan kondisi lapangan hari ini seperti apa? Apakah harga memang masih relevan atau masih aman, cukup, turun atau kemungkinan naik. Oleh karena itu, kita mencoba mengundang para stakeholder jagung, telur, dan daging. Tentunya tidak ketinggalan semua kementerian dan lembaga untuk bisa juga memberikan pandangan terkait dengan kebijakan harga ini,” jelas dia.

 

Sementara, Ketua Asosiasi Jagung Bima, Burhan menyampaikan harga jagung di daerah Bima tidak kondusif. Harga sekarang dipengepul pada jagung kering kisaran harga Rp 4.300 - 4.400 per kg dan harga jagung basah kisaran Rp 3.800 per kg. Kendatipun harga petani pada jagung kering Rp 4.000 dan jagung basah Rp 3.300 - 3.400 per kg.

 

“Namun pajak pada jagung Rp 7.000 per kg, setelah jagung dikirim dari Badan Urusan Logistik (Bulog) mendapat potongan Rp 1,4 juta. Mungkin bulog bisa memberi keterangan kepada peternak, kenapa pajaknya sangat besar sekali,” tegas dia.

 

Adapun Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso menjelaskan, harga jagung giling Rp 6.000 per kg, harga konsentrat premium kisaran Rp 9.400-9.500 per kg, harga pullet afkir Rp 80.000 per ekor per minggu. Dari harga-harga tersebut kemudian dihitung, alhasil harga pakan Rp 7.500 per kg. Sehingga harga yang ada dari beberapa komponen itu dengan biaya operasional, resiko dan lain sebagainya akan diperoleh harga untuk biaya operasional Rp 25.076 per kg.

 

“Kami dapat menyimpulkan bahwa harga pokok produksi ada di Rp 25.076, dengan asumsi harga jagung giling maksimal sampai pada kepada peternak itu dengan harga Rp 6.000 per kg. Maka polemik mengenai harga jagung yang sudah disampaikan oleh para stakeholder untuk harga berapapun harganya bebas. Terpenting batasan harga untuk sampai ke peternak yakni Rp 6.000 per kg,” cetus Yudi.

 

Selain itu, Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami mengungkapkan, harga acuan banyak sekali disalah artikan seolah-olah ini adalah jaminan pemerintah. Jadi misalnya harga lebih tinggi dari harga acuan, maka menurut pemerintah akan terjadi inflasi dan lain sebagainya. Sedangkan bilamana harga jauh dari harga acuan semua stakeholder-stakeholder peternak menuntut. Dengan hal tersebut, karena bicara mengenai komoditi seperti ayam itu komoditi, jagung itu komoditi, dan telur juga itu komoditi. Sehingga fluktuasi harga tergantung dari supply dan demand.

 

“Jadi untuk harga DOC (ayam umur sehari)Parent Stock (PS) Rp 80.000 per ekor. Bilamana memelihara betina dari DOC hingga menjelang bertelur (umur 1-24 minggu) menghabiskan pakan 12 kg per ekor, sedangkan jantan menghabiskan pakan kisaran 15 %  daripada total betinanya tersebut. Dengan harga pakan sekarang Rp 7.800 per kg. Kemudian OVD (Obat, Vaksin, Desinfektan) juga diperlukan untuk menjaga kesehatan dengan mengeluarkan dana kisaran Rp 22.000 per ekor,” ungkap Dawami.

 

Sementara, harga acuan farm DOC Final Stock (FS) broiler (ayam pedaging) di perusahaan pembibitan wilayah Jawa dan Sumatera adalah Rp 6.151 per ekor, transpor ke peternak Rp 100 per ekor. Dengan harga jual DOC FS senilai Rp 6.251 per ekor.roid

 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain