Industri perunggasan dalam hal ini usaha budidaya ayam pedaging(broiler)semakin hari semakin berkembang, namun tantangannya semakin banyak. Olehkarena itu,di butuhkan suatu analisis yang tepat dalam mengembangkan usaha ini, karena jika tidak maka tidak mampu bersaing, baik didalam negeri sendiri maupun untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar.Industri perunggasan khususnya broiler telah mengalami suatu perubahan yang sangat drastis dimulai dari awal perkembangannya dari poultry farming menjadi poultry business dan saat ini menjadi poultry industry.
Olehkarena itu,dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis di bidang perunggasan khususnya broiler di perlukan beberapa strategi yang telah di analisa dengan baik agar tingkat keberhasilannya lebih besar.Pakan merupakan komponen paling besar dalam biaya produksi untuk menghasilkan satu kilogram daging ayam atau dapat dikatakan 70 persen biaya produksi untuk satu kilogram daging ayam adalah pakan, namun apakah semua pelaku usaha ini memahami, tentu mungkin hanya sebagian kecil saja.Hal ini terjadi karena tidak semua pelaku usaha itu cenderung melihat perkembangan genetik dari ayam yang dipelihara. Pelaku usaha terkadang mereka tidak sadar bahwa ayam yang di pelihara 10 tahun lalu dengan saat ini sudah sangat berbeda.
Perbedaan standar yang dipakai oleh pelaku usaha budidaya broiler terutama standar berat badan, standarfeed intaketentu akan menghasilkan performayang berbeda juga, selain itu terutama untuk pakan mereka juga belum tentu menggunakan pakan sesuai dengan fase pertumbuhan ayam.Dengan demikian pencapaian bobot badan tidak sesuai harapan, karena feed intake juga tidak sesuai, ditambah lagi dengan frekuensi pemberian pakan yang tidak beraturan dalam arti bahwa pakan yang ada di dalam tempat pakan selalu kosong.
Sehingga ada jeda yang cukup lama ayam tidak makan, pada hal prinsipnya adalah pakan harus selalu tersedia di tempat pakan, namun kadang di perparah dengan pengurangan pakan untuk kebutuhan ayam dengan alasan harga pakan mahal.Ini tentu suatu pendapat yang sangat keliru. Maka itu,melalui kesempatan ini penulis akan mengulas tentang analisis manajemen pakan pada usaha budidaya ayam pedaging.
Analisis Manajemen Pakan
Membahas mengenai manajemen pakan, maka tentu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan mulai darikebutuhan tempat pakan, jenis tempat pakan, pakan berdasarkan fase pertumbuhan, standarkebutuhan pakan, frekuensi pemberiandanteknik pemberian pakan.
a. Kebutuhan Tempat Pakan
Dalam usaha budidaya ayam pedaging, kebutuhan tempat pakan harus di hitung dengan baik agar ayam ketika makan tidak berebut sehingga mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan pakan tidak terlalu berat.Selain itu jika kurang maka dapat mengakibatkan kerusakan pada karkas. Adapun standar kebutuhan tempat pakan sebagai berikut :
- Baby Chick Feeder( BCF ) : 1 : 25 Ekor
- Feeder Tube( 10 Kg ) : 1 : 25 Ekor
- Automatic Feeder: 1 : 40 Ekor
Dalam hal standar kebutuhan tempat pakan dan waktu penggunaanya untuk pelaku usaha budidaya ayam pedaging masih berbeda-berbeda, kalau kita melihat di lapangan ada pelaku usaha tidak menggunakan baby chick feeder, ada yang menggunakan, ada yang langsung menggunakan automatic feeder dan ada juga tidak langsung.Dengan perbedaan ini tentu akan menghasilkan performance yang berbeda juga.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 296/ Mei 2024