Sabtu, 1 Juni 2024

Malindo Cetak Laba Kuartal I 2024

Malindo Cetak Laba Kuartal I 2024

Foto: 


Jakarta (TROBOS). PT Malindo Feedmill Tbk (Malindo) mencetak kinerja positif di awal 2024. Malindo mampu membalikkan keadaan dengan mencetak laba Rp 87,64 miliar dibandingkan kerugian Rp 172,87 miliar pada periode sama tahun lalu. 

 

Direktur Malindo Feedmill, Rudi Hartono Husin pada acara konferensi pers pada Selasa (21/5) lalu menginformasikan bahwa penjualan bersih Malindo pada kuartal I 2024 meningkat sebesar Rp 568,1 miliar atau meningkat sebesar 21,2 %.

 

Ia merinci, kenaikan penjualan pakan ternak naik sebesar 17,7 % atau sebesar Rp 316,7 miliar, peningkatan penjualan anak ayam/itik usia sehari sebesar 46,5 % atau sebesar Rp 147,3 miliar dari Rp 316,7 miliar menjadi Rp 464,0 miliar di periode Maret 2024. Penjualan ayam pedaging (broiler) naik sebesar Rp 88,3 miliar atau naik sebesar 19,5 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan makanan olahan naik 8,8 % atau naik sebesar Rp 2,6 miliar, penjualan lain lain naik 13,8 % atau sebesar Rp 12,9 miliar.

 

“Faktor utama yang mendorong kinerja positif ini pertama adalah kondisi market yang jauh lebih baik. Terlebih ketika momen puasa dan lebaran yang turut menunjang peningkatan market. Secara keseluruhan, permintaan atas produk perunggasan juga semakin baik, yang turut menciptakan kestabilan pada harga broiler dan DOC (ayam umur sehari),” terang Rudi.

 

Ikut menambahkan, Direktur PT Malindo Feedmill Tbk, Rewin Hanrahan menjelaskan bahwa ke depannya masih terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan, seperti fluktuasi harga jual DOC dan broiler yang terjadi sepanjang tahun, hingga ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku pakan. Menjawab tantangan tersebut, Rewin menjelaskan bahwa saat ini pihaknya mempunyai fasilitas RPHU (Rumah Porong Hewan Unggas) dan food processing, sehingga fluktuasi harga broiler ini bisa diantisipasi dengan memfokuskan ke RPHU untuk disimpan, diolah maupun diekspor.  Saat ini, MAIN telah berhasil melakukan ekspor ke Singapura dan Jepang, serta terus meningkatkan penjualan ekspor.

 

“Jika bahan pakan terutama jagung, saat ini kita telah bekerja sama dengan para petani untuk melakukan penyerapan jagung lokal. Terutama saat panen raya, sehingga harapannya fluktuasi harga tidak terjadi terlalu ekstrem. Kemudian untuk bahan pakan impor, kita terus memantau fluktuasi harga yang terjadi dan melakukan manajemen pembelian bahan baku dan penyesuaian harga jual yang tepat, serta meningkatkan efisiensi produksi dan melakukan penghematan di setiap lini produksi dan operasional,” tutup Rewin.TROBOS/diana

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain