Webinar Revolusi Pakan Ternak

Webinar Revolusi Pakan Ternak

Foto: 


Bogor (TROBOSLIVESTOCK.COM). Industri sapi perah Indonesia menghadapi tantangan besar dalam ketergantungan bahan pakan impor. Webinar ini membahas potensi indigofera, hijauan lokal bernutrisi tinggi, sebagai alternatif solusi untuk mendukung kemandirian dan keberlanjutan peternakan sapi perah nasional.

 

CENTRAS (Center for Tropical Animal Studies) IPB University mengadakan Webinar Series #3 bertajuk "Revolusi Pakan Ternak : Indigofera sebagai Kunci Hijauan Berkualitas untuk Menggenjot Produktivitas Sapi Perah Indonesia", yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu melalui Zoom Meeting.

 

Dalam sambutannya, Ketua CENTRAS IPB University, Prof Nahrowi menyampaikan acara webinar yang diselenggarakan oleh CENTRAS terkait dengan pakan sapi perah ini merupakan webinar yang ke- 3. “Kami memang sangat konsen dengan pakan sapi perah dan sengaja kami memberi tema ‘Revolusi Pakan Ternak’. Revolusi merupakan perubahan yang sangat cepat. Yang kita ketahui bahwa permasalahan pakan sudah sangat lama ini, dari sejak saya mahasiswa sampai sekarang itu masih belum berubah, meskipun ada perubahan tetapi hanya sedikit. Mudah-mudahan dengan adanya jargon revolusi untuk pakan, saya berharap permasalahan-permasalahan dengan pakan ini bisa segera terselesaikan,” tegas Prof Nahrowi.

 

Ia menjelaskan, revolusi ini juga ia arahkan pada manajemen para peternak sapi perah, yang waktunya lebih banyak dihabiskan untuk mencari rumput dibandingkan memelihara ternaknya. “Oleh karena itu, dari dulu ini terjadi dan kita perlu revolusi ini, supaya peternak-peternak sapi perah itu fokus pada pemeliharaan sapinya. Kalau kita lihat pengetahuan dari para peternak dan juga teknologi yang berkembang saat ini, itu lebih banyak pada hijauan rumput-rumputan seperti rumput gajah, rumput odot, dan lain sebagainya. Rumput itu kebanyakan sebagai sumber energi, sedangkan  proteinnya pun paling tinggi hanya 11 %. Nah, kita perlu adakan revolusi juga didalam pengembangan hijauan pakan yaitu dengan mengembangkan hijauan sumber protein salah satunya yang akan kita kaji saat ini adalah indigofera,” ungkapnya.

 

Sementara, Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nur Saptahidhayat mengatakan pada diskusi kali ini terkait dengan bahan pakan yang merupakan saat ini sesuatu yang paling penting yang sedang dibicarakan, ketika berbicara tentang investasi sapi perah. Artinya paling penting, ini sesuatu yang fundamental tetapi penyelesaiannya masih belum bisa diselesaikan dengan mudah, ini menjadi hal yang mendasar.

 

"Ini bukan forum yang terakhir mengenai pakan sapi perah, bahwa selalu kita gali pakan sapi perah. Sehingga kita bisa mendapatkan pakan sapi perah yang efisien, yang memberikan keuntungan bagi peternak dan memberikan keuntungan bagi anak-anak negeri ini yang minum susu. Oleh karena itu, generasi emas 2045 ini benar-benar terwujud. Generasi kita adalah generasi yang sudah minum susu, sehingga kita bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk negeri ini. Apa yang kita diskusikan ini, tentu bukan kita bicara tentang kecilnya sapi perah atau indigofera, tetapi besarnya adalah bagaimana kemaslahatan negeri ini yang mempunyai generasi yang lebih baik, generasi yang lebih hebat, dan generasi lebih kuat," pungkas Saptahidhayat seraya membuka acara.roid

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain