Awal tahun ini, tepatnya Senin (6/1) menjadi salah satu sejarah bangsa Indonesia, dengan dimulainya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar serentak di 190 titik di berbagai daerah. Program Makan Bergizi Gratis menjadi program Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Di antara tujuan utama dalam program Makan Bergizi Gratis untuk menciptakan generasi muda yang cerdas dan sehat demi mewujudkan Indonesia emas pada 2045.
Perlu diketahui, bahwa Prabowo-Gibran memiliki 320 program yang lengkap. Kemudian disaring menjadi 17 program prioritas dan disaringkan lagi menjadi 8 program, dan salah satunya program Makan Siang Gratis, di mana sekarang diganti menjadi Makan Bergizi Gratis. Namanya memang berubah, sebab ketika dilaksanakan makanan itu harus dikirim dalam tiga tahapan, yaitu PAUD, SD sampai kelas 2 itu harus dikirim jam 7.45 dan dimakan pukul 8.00. Kemudian kelas 3 SD ke atas dikirim pukul 9.00, dimakan pukul 9.30, dan SMP-SMA dikirim pukul 11.30, dimakan pukul 12.00.
Program MBG ini, mengindikasikan bahwa sekarang Indonesia sudah berbicara mengenai gizi. Sementara kondisinya secara global, populasi manusia makin bertambah, dan pertumbuhannya terus berjalan sampai tumbuh dewasa. Jika dulu hanya berbicara fenomena 1.000 HPK (hari pertama kehidupan) atau pertumbuhan dua tahun, namun sekarang sudah mulai harus bersiap-siap untuk anak sekolah dan terutama untuk menggapai pertumbuhan cepat pada masa remaja.
Pertumbuhan anak sendiri bisa mencapai sekitar 20-25 cm per tahun, tetapi nanti saat remaja itu juga 8-20 cm per tahun. Maka pada saat ini kalau ada yang berbicara makanan bergizi untuk anak, itu betul sekali. Mungkin ada orang gizi yang bilang sudah lewat masa stuntingnya. Memang betul, tetapi manusia tidak bisa lepas dari itu, di mana masih ada lagi proses pertumbuhan yang memang harus dipikirkan melalui peran gizi ini.
Saat ini, konsumsi pangan protein di Indonesia masih sangat kekurangan, di mana banyak sekali anak-anak yang tidak mengonsumsi protein secara cukup. Protein menjadi sangat penting, sebab dari segi gizi, protein adalah salah satu yang sangat penting, karena membantu pertumbuhan. Maka kalau berbicara pertumbuhan, nomor satu adalah protein terutama protein hewani. Konsumsi masyarakat Indonesia pada 1990 untuk total proteinnya hanya di angka 21,2 kg per tahun. Sedangkan di 2022 ada peningkatan lebih dari tiga kali lipat, yaitu 75,0 kg per tahun.
Protein hewani itu lengkap dengan asam amino esensial. Apabila kekurangan, maka akan terjadi gangguan fungsi hormonal, gangguan regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh dan massa otot. Termasuk juga nanti akan berdampak pada kesehatan dan pertumbuhan, begitu pula perkembangan tubuh. Contohnya seperti terhambatnya pertumbuhan fisik dan gangguan kognitif.
Pada suatu studi terhadap tumbuh kembang anak, terlihat bagaimana konsumsi dari protein hewani. Apabila bervariasi, risiko menurunkan stuntingnya menjadi sangat efisien. Dari data yang ada, dilaporkan bahwasanya anak yang mengonsumsi 3 jenis animal sourced food, stuntingnya turun menjadi 8,5 % dibandingkan dengan anak yang mengonsumsi protein hewani hanya 2 jenis saja.
Membicarakan soal protein hewani, maka konsumsinya juga harus bervariasi yakni ada daging sapi, daging ayam, telur, ikan, dan susu. Makin bervariasi makanannya, maka resiko stuntingnya cepat turun. Di sini peran kelengkapan asam amino esensial untuk menurunkan risiko stunting.
Selain itu, untuk menu gizi seimbang adalah menu yang mencakup semua makanan, sehingga bukan hanya jenis-jenis zat gizi tertentu. Tetapi harus terpenuhi semuanya dan kebutuhan harian anak itu dipenuhi dengan makanan utama 3 kali sehari, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam juga disertai makanan selingan sehat.
Sementara dari sisi penjaminan pangan, tentu seluruh pihak mulai dari jajaran dinas di seluruh provinsi, kabupaten maupun kota, berupaya untuk bagaimana agar sanitasi yang buruk menjadi lebih baik. Kemudian praktik pemalsuan dan penggunaan bahan baku berbahaya ini juga terus disosialisasikan, agar produk peternakan aman, sehat, utuh, dan halal.
Dengan melibatkan sinergi antar instansi. Sinergi dan kolaborasi ini menjadi suatu hal yang harus dilakukan, karena dengan berkolaborasi, tentunya untuk mencapai Indonesia Emas 2045 akan mudah untuk kita capai. Semoga generasi bangsa Indonesia kedepan menjadi lebih baik. Amiin. TROBOS