Senin, 17 Maret 2025

Memahami Berbagai Penyakit Ektoparasit Ayam

Memahami Berbagai Penyakit Ektoparasit Ayam

Foto: Istimewa


Banyuwangi (TROBOSLIVESTOCK.COM). Kesehatan ayam merupakan investasi berharga bagi peternak ayam modern, baik broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur). Betapa tidak, dengan kondisi iklim yang tidak menentu seperti sekarang dan letak geografis kandang yang menantang, menjadi tantangan tersendiri bagi peternak untuk berbudidaya ayam. Salah satu penyakit yang masih menjadi momok ialah penyakit parasit, di mana iklim tropis dan dengan tingkat kelembapan yang tinggi, Indonesia menjadi target yang empuk bagi parasit untuk berkembang biak.

 

Dosen Program Pendidikan Kedokteran Hewan, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga, Aditya Yudhana, menjelaskan secara garis besar penyakit parasit terbagi menjadi dua, yakni ektoparasit dan endoparasit. “Ektoparasit ialah yang ada di luar tubuh, sedangkan endoparasit yang ada di dalam tubuh. Termasuk beberapa jenis cacing, protozoa, dan hewan bersel satu,” Aditya melaporkan.

 

Ia menjelaskan bahwa ektoparasit ini jenisnya ada banyak, mulai dari kutu, pinjal, caplak hingga tungau. Berbagai jenis ektoparasit ini mempunyai predileksi yang memang berbeda-beda. Pertama, ada ektoparasit yang kalau kita lihat gambarnya ini menempel di telur. Terlihat bintik-bintik yang merupakan ektoparasitnya, beberapa juga ada yang di sela-sela kandang, kemudian di bagian bulu-bulu.

 

Penampakan makroskopisnya, ia melanjutkan, itu berwarna merah menyala. Aslinya kuning kecoklatan, tetapi karena parasit ini hematophagus atau mengisap darah, sehingga warnanya menjadi kemerahan. Ektoparasit ini kerap disebut gurem atau nama ilmiahnya Dermanyssus gallinae atau common name-nya poultry red mite/chicken red mite. Ini yang sering ditemukan di ayam petelur (layer).

 

Aditya menilai, karena mite sukanya nocturnal, artinya aktivitasnya di malam hari, di mana mayoritas kalau ayam petelur ini sedang mengerami telurnya dengan posisi tidur dan minim gerak. Pada kondisi seperti itu, ektoparasit dari jenis tungau ini naik. “Masalahnya bentuknya ini kecil, tetapi ada banyak. Jika derajat investasinya berat juga bisa bermasalah, karena jenis ini adalah pengisap darah, maka nutrisi diambil dari darahnyahost di mana ayam bertindak sebagai inangnya,” terangnya.

 

Makin banyak ektoparasit ini, ia mengimbuhkan, maka makin banyak volume darah ayam tersebut yang hilang. Guna pendekatan diagnosa secara morfologi, Dermanyssus gallinae ini mirip dengan genus Ornithonyssus, tetapi ada perbedaan mulai dari ukuran sampai tingkah lakunya. Bahkan yang sering ditemukan adalah distribusi geografis dari wilayahnya, di mana Ornithonyssus ini lebih cenderung di suhu atau hawa subtropis.

 

“Sementara Dermanyssus gallinae lebih suka di kondisi geografis yang hangat. Keduanya memiliki potensi zoonosis ketika terjadi penularan atau transmisi penyakit ke manusia. Karena sekali lagi, parasit bisa mengisap darah. Gejala klinis yang timbul ketika kondisinya parah ialah anemia yang akan semakin parah, serta kondisi mukosa ayam, yakni yang paling mudah diamati pada bagian jengger dan pialnya semakin memucat. Jengger dan pial yang awalnya merah menyala atau agak merah muda, menjadi lebih putih kekuningan. Ini mengindikasikan kondisi anemia yang sudah semakin parah,” ujar dia.

 

Demikian pula ektoparasit dari jenis caplak (tick), menurut Aditya, ini adalah caplak lunak. Bagian mulut caplaknya ini tertutupi oleh bagian dorsal tubuhnya. Predileksinya di bagian dalam dari sayap dan juga bisa mengisap darah, lantaran mereka ini adalah golongan caplak, sama dengan keluarga caplak keras. Namun ternyata, di bagian saliva atau air liur caplak, itu megandung toksin yang menyebabkan kelumpuhan pada unggas atau ayam yang terinvestasi oleh caplak ini.

 

Lebih lanjut, ada pula ektoparasit dari pinjal, kata Aditya, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan kutu loncat. “Ini bukan kutu, tetapi flea ini adalah pinjal. Memang secara morfologi anatomisnya ruas kaki yang paling belakang itu lebih panjang, sehingga dia bergerak dengan cara melompat. Kalau kutu tidak dilengkapi dengan morfologi seperti ini, sehingga mereka berjalan,” jelasnya.bella

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain