Jumat, 21 Maret 2025

Inovasi Teknologi dalam Manajemen Broiler

Inovasi Teknologi dalam Manajemen Broiler

Foto: GRI


Cianjur (TROBOSLIVESTOCK.COM).PT Golden Rooster Indonesia (PT GRI) benar-benar memiliki visi yang luar biasa untuk mendukung industri perunggasan, dengan fokus pada pemeliharaan manajemen broiler (ayam pedaging), pembangunan tim, dan pengembangan aplikasi Atom (A Better Tomorrow) artinya hari esok yang lebih indah. Oleh karena itu, tidak hanya memperkuat internal organisasi, tetapi juga memberikan dampak besar bagi peternak lainnya.

 

Berkesempatan untuk berkunjung ke peternakan broiler-nyadi Cianjur, Jawa Barat, menurut Founder PT GRI, Frederick Sebastian, Indonesia memang membutuhkan waktu untuk mengadopsi cara kerja berbasis teknologi di dunia peternakan. Banyak peternak yang masih berpikir bahwa keberhasilan hanya bisa dicapai melalui kehadiran fisik di lapangan. Padahal, contoh seperti PT GRI, menunjukkan bahwa kerja online, monitoring jarak jauh, dan pembinaan digital bisa dilakukan dengan sangat efektif.

 

“Melihat kenyataan bahwa kita hanya perlu ke kandang setahun sekali, tapi tetap bisa menjaga performa, itu sudah menjadi bukti nyata bahwa teknologi adalah solusi masa depan. Tantangannya adalah bagaimana memberikan pemahaman kepada peternak lain bahwa mereka juga bisa mencapai efisiensi yang sama dengan menggunakan teknologi yang sudah tersedia,” kata Frederick.

 

Ia menjelaskan, sistem kerja sama PT GRI yang diterapkan cukup fleksibel, mengikuti arah program dan rekomendasi dari masing-masing mitra. Ini memberikan kebebasan dalam memilih sumber DOC (ayam umur sehari) dan pakan, tergantung dengan siapa bekerja samanya. Sementara, dalam satu periode konsumsi pakan ayam menghabiskan 3 kg (kilogram) per ekor dengan FCR (feed conversion ratio) 1,4 - 1,5.

 

“Manajemen yang baik di peternakan memang membutuhkan pendekatan proaktif, termasuk culling (apkir). Culling adalah langkah strategis yang sering diabaikan, terutama oleh peternak pemula, karena mereka cenderung mempertahankan semua ayam demi menghindari kerugian. Namun, seperti yang saya katakan, ayam dengan performa buruk atau berisiko sakit adalah bom waktu yang bisa memengaruhi keseluruhan. Dengan melakukan culling terhadap ayam out of performance, dapat melindungi kesehatan dan produktivitas populasi secara keseluruhan,” tegas dia.

 

Adapun program vaksinasi yang terjadwal dengan dokter hewan dan disesuaikan dengan riwayat penyakit siklus sebelumnya adalah langkah yang sangat bijaksana. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya mengandalkan rutinitas, tetapi juga mengadaptasi strategi vaksinasi berdasarkan data siklus sebelumnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kandang PT GRI, Slamet, mengungkapkan pemberian pakan di umur 1-2 minggu sebanyak 2 kali per hari dan umur 4 minggu pemberian pakannya sebanyak 3 kali per hari. Pada minggu pertama merupakan periode sensitif, PT GRI mengalami mortalitas di kisaran 1,5 % dan tertinggi pernah mencapai 2 %.

 

Pengelolaan closed house (kandang tertutup) memang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam menjaga suhu, tekanan udara, dan kelembapan yang optimal untuk pertumbuhan ayam. Sistem seperti temptron adalah alat yang sangat berguna untuk memantau dan mengatur kondisi lingkungan di dalam kandang secara otomatis. “Fungsinya serupa dengan remot AC (air conditioner), tetapi dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan ternak,” beber Slamet.

 

Kembali ke Frederick, ia menuturkan meskipun closed house memiliki banyak keunggulan dalam hal kontrol lingkungan, efisiensi, dan produktivitas, risiko outbreak tetap ada, terutama karena faktor kepadatan populasi. Peningkatan kepadatan ayam, dari 8 ekor per meter persegi (m2) di kandang konvensional menjadi 15-17 ekor di closed house, memang dapat meningkatkan potensi terjadinya outbreak.

 

“Memang yang paling penting dalam menghadapi outbreak adalah bagaimana cara menanganinya agar tidak menyebar lebih luas dan mengurangi dampak kerugian. Penanganan outbreak yaitu pertama memisahkan ayam sakit. Kedua, meningkatkan biosekuriti. Ketiga, melakukan panen dini jika diperlukan, di mana sudah cukup efektif dalam praktik peternakan modern,” paparnya.

 

Lebih lanjut, untuk program OVK (obat dan vaksin kimia), sudah ada dokter hewan yang bisa menganalisis langsung di lapangan dan secara online, itu sangat membantu dalam pengambilan keputusan cepat. Sistem semacam ini, yang mirip dengan Halodoc untuk manusia, memang bisa mempercepat rekomendasi tindakan yang tepat untuk setiap kandang, contohnya seperti kandang ini perlu vitamin A, B, C dan antibiotik.

 

“Pendekatan yang digunakan sangat efisien, memanfaatkan teknologi untuk komunikasi cepat antara peternak dengan dokter hewan. Dengan mengirimkan foto ayam melalui WhatsApp, dokter hewan bisa segera memberikan diagnosa awal dan rekomendasi obat yang mempercepat penanganan,” bubuh dia.roid 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain