Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) menggelar acara Halal Bihalal Idul Fitri 1446 H/2025 M pada Minggu (13/04), bertempat di Arion Suites Hotel Kemang, Jakarta. Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota, mitra kerja, dan institusi terkait, sekaligus memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mendukung kemajuan profesi kedokteran hewan di Indonesia. Hadir dalam kegiatan ini berbagai tokoh penting dari kalangan akademisi, asosiasi profesi, instansi pemerintah, dan organisasi internasional, menjadikan suasana penuh kehangatan, kebersamaan, dan semangat kolaborasi.
Membuka acara, mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menyampaikan bahwa momen Halal Bihalal ini sangat tepat untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan asosiasi profesi. “Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada PDHI yang terus berkomitmen memajukan profesi dokter hewan serta berkontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan hewan di Indonesia,” ujarnya. Ia menekankan bahwa peran dokter hewan sangat strategis, bukan hanya dalam menjaga kesehatan hewan, tapi juga melindungi masyarakat, menjamin keamanan pangan asal hewan, serta mendukung ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, Imron menyinggung pentingnya penguatan legislasi nasional di bidang kesehatan hewan. Saat ini terdapat dua undang-undang dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang menjadi misi penting dan harus dirumuskan secara strategis. “Kita harus belajar dari pengalaman, agar implementasinya nanti tidak justru menjadi hambatan. Ini PR kita bersama,” tegasnya. Ia juga menyampaikan evaluasi dari OIE (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) pada 2023 yang mencatat perlunya pembenahan dalam pengelolaan tenaga kesehatan hewan di Indonesia, serta perlunya langkah-langkah inovatif dan sinergis antara tenaga medik veteriner, paramedik veteriner, dan masyarakat luas.
Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat budaya kolaboratif dalam menghadapi ancaman penyakit hewan global seperti H5N1 dan PMK. “Kultur guyub dan gotong royong khas Indonesia harus menjadi fondasi dalam membangun sistem kesehatan hewan yang tangguh. Ke depan, kita ingin menjadikan kesehatan hewan sebagai pilar penting menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Senada dengan Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Dewan Pembina PB PDHI, yang mengungkapkan, pentingnya nilai kekeluargaan dan gotong royong yang selama ini melekat pada budaya Indonesia dalam nuansa pasca-Idulfitri ini. Ia mengibaratkan silaturahmi seperti momen keluarga besar yang saling bertanya kabar, mengenang masa lalu, dan membahas rencana ke depan.
Ia menekankan bahwa PDHI tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada sinergi dan kolaborasi lintas sektor, baik dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, BRIN, universitas, asosiasi, maupun pihak swasta. “Kalau memang kita serius ingin meningkatkan populasi ternak dan menurunkan angka penyakit hewan, maka kita juga harus mampu membuktikan bahwa vaksin dan obat produksi dalam negeri bisa dipakai secara luas, operasional di daerah berjalan, dan pendidikan dokter hewan berjalan baik untuk mendukung ketahanan pangan,” paparnya.
Prof. Wiku menegaskan bahwa panggung bagi dokter hewan kini terbuka luas, baik dalam konteks nasional maupun global. “Persoalan zoonosis bahkan menjadi poin penting dalam pandemic agreement yang sedang dirumuskan WHO. Ini menandakan betapa vitalnya peran dokter hewan. Maka dari itu, mari kita saling menguatkan, saling bantu, dan berani tampil menunjukkan kontribusi nyata. Saya berharap, setahun ke depan, jika kita berkumpul lagi, kita bisa menyebut dengan bangga bahwa kemajuan sektor ini adalah berkat kontribusi para dokter hewan,” pungkasnya.
Ketua Umum PB PDHI, M. Munawaroh, pun menekankan pentingnya menjaga soliditas dan integritas profesi di tengah berbagai tantangan zaman. “PDHI adalah rumah besar kita bersama. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh anggota untuk terus memperkuat sinergi dan saling mendukung, baik di pusat maupun di daerah. Tantangan ke depan tidak semakin ringan, mulai dari ancaman penyakit hewan menular, isu ketahanan pangan asal hewan, hingga kebutuhan akan dokter hewan berkualitas yang tersebar merata di seluruh pelosok Indonesia,” kata dia.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pentingnya peningkatan kompetensi sebagai bagian dari upaya menjaga relevansi dan profesionalisme. Ia mendorong para ketua cabang dan unit pelaksana teknis untuk aktif menggelar kegiatan ilmiah, pelatihan, dan pengembangan diri. “Jangan pernah lelah untuk belajar. Kita bukan hanya bertanggung jawab atas kesehatan hewan, tetapi juga terhadap kesehatan masyarakat dan keamanan pangan. Ini adalah panggilan mulia yang harus kita emban dengan penuh tanggung jawab,” tegasnya.
Sebagai penutup, Munawaroh menyampaikan pesan penuh harapan kepada generasi penerus profesi. “Saya percaya estafet kepemimpinan PDHI akan terus berjalan dengan baik. Saya titipkan PDHI kepada para pemimpin masa depan agar terus memperjuangkan profesi ini dengan hati, ilmu, dan ketulusan. Mari kita jaga amanah ini bersama-sama. Dan sekali lagi, saya pribadi mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah kita semua,” tutupnya.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan tausiah dan doa bersama. Acara ditutup dengan ramah tamah dan dengan makan siang bersama.shara