banner1 scaled

Mewujudkan Keamanan Pakan Demi Kelayakan Pangan

Keamanan pangan tentu tidak akan terwujud tanpa adanya keamanan pakan. Telah diketahui bersama, bahwasanya pakan yang terkontaminasi dengan logam berat, aflatoksin, antibiotik dan lain-lain, maka akan berdampak pada kesehatan manusia

Dewasa ini, masyarakat kian peduli terhadap kualitas pangan yang dikonsumsinya. Terlebih bagi konsumen protein hewani, tentu keamanan pakan yang dikonsumsi ternak menjadi faktor penentu kualitas pangannya. Tak jarang masyarakat ditakutkan dengan adanya risiko residu antibiotik, logam berat maupun bahan kimia lainnya yang diberikan pada ternak.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi (BPMSP) Bekasi menghelat webinar dengan topik “All about Contaminant Feed and Food Safety Workshop”. Membuka webinar ini, Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Nur Saptahidayat, yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Pakan Ditjen PKH (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan), menyatakan bahwa saat ini keamanan pangan menjadi salah satu objek atau tujuan yang harus dipenuhi.

“Ketika berbicara tentang ekspor, maka tuntutan terkait dengan keamanan pangan itu menjadi semakin meningkat dan harus kita penuhi. Namun bukan hanya untuk urusan impor atau ekspor saja, tetapi juga dalam rangka untuk memenuhi kesehatan masyarakat kita di dalam negeri,” ucap Nur.

Keamanan pangan, ia melanjutkan, tentu tidak akan terwujud tanpa adanya keamanan pakan, terutama untuk produk-produk yang berasal dari ternak atau hewan. Telah diketahui bersama, bahwasanya pakan yang terkontaminasi dengan berbagai hal, termasuk di dalamnya logam berat, aflatoksin, antibiotik dan lain-lain, maka akan berdampak pada kesehatan manusia. Oleh karenanya, pada kesempatan ini Nur juga harus mengenal satu hal yang penting di dalam pengujian, yakni kontaminan.

Menurutnya, hal ini penting untuk dilakukan karena permintaan atau animo masyarakat terkait dengan produk yang sehat semakin hari akan semakin meningkat. “Bahkan kita sudah memahami banyak sekali yang meminta kita kembali ke alam atau sesuatu yang tidak menggunakan bahan kimia dan seterusnya. Mereka ingin kembali ke organic, sehingga tuntutan ini akan semakin meluas, mengingat banyak sekali penyakit-penyakit yang timbul karena kontaminasi tersebut,” jelas dia.

Adapun Nur menambahkan, akibat yang dapat timbul karena kontaminasi tersebut di antaranya ialah karsinogenik, yakni sifat yang dapat memicu tumbuhnya kanker. Penyakit ini timbul karena residu-residu dari makanan itu sendiri, dan rata-rata penyakit ini adalah bukan penyakit yang ringan, tetapi berat. Maka dari itu, sebagian besar orang sudah mulai berpikir bagaimana kembali ke organik.

“Kontaminasi ini harus kita cegah. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengenal kontaminan yang ada di pakan, sehingga tidak ada lagi residu antibiotik, logam berat, aflatoksi dan lain sebagainya. Harapannya adalah akan memberikan penjaminan terhadap pangan asal hewan itu menjadi pangan yang dapat dikonsumsi secara sehat bagi masyarakat Indonesia,” harapnya.

Ia pun menyarankan, agar teman-teman wastukan (pengawas mutu pakan), jangan berhenti belajar, dan sudah harus lebih kuat lagi untuk memahami sesuatu. Sebab tuntutannya bukan hanya terpenuhinya pangan, tetapi juga terpenuhinya keamanan pangan, sehingga menjadi satu hal yang penting. Sampai saat ini Indonesia sudah bisa menembus pasar Singapura, dan mulai menembus pasar Uni Emirat Arab (UEA) untuk produk unggas.

Tentunya, Nur mengimbuhkan, ini menjadi satu hal yang penting dan harapannya Indonesia dapat memberikan kontribusi untuk pangan dunia. “Kita berharap bisa menjadi bagian dari oang yang berkontribusi terhadap terpenuhinya lumbung pangan dunia. Termasuk di dalamnya adalah produk-produk yang kita suplai dari pakan, untuk menjadi produk lanjutan yang sehat. Juga kita dapat memberikan dampak gizi bagi masyarakat, baik Indonesia maupun dunia,” tutur Nur.

Tak lupa, ia juga menekankan untuk terus belajar, karena masih banyak ilmu yang tidak diketahui, untuk kemajuan sendiri, negeri dan untuk kemajuan peternakan di Republik Indonesia. Sehingga, Indonesia bisa betul-betul mewujudkan lumbung pangan dunia yang sehat dan aman bagi konsumen.

Layanan Pengujian Kualitas Pakan

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPMSP Bekasi, Dayat, menerangkan bahwa instansi ini bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan, pengujian, dan sertifikasi mutu, serta keamanan pakan. Adapun untuk pengujiannya terbagi menjadi sampel pakan kering dan basah.

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 311/ Agustus 2025

Tag:

Bagikan:

Trending

IMG_5150
PPM SV IPB Kenalkan HPT Unggul
Foto: Dirjen PKH
DPP Patria Siap Bangkitkan Industri Peternakan Babi
IMG_4270
HANTER IPB Soroti Inovasi Peternakan Sapi Perah untuk Desa
73fdc8f5-86d0-4b6b-9392-663267c4dcd2
Dairyomics 2025, Terobosan Genetik untuk Kedaulatan Susu
909eae43-890c-431c-a733-dfb61b6c7095
Dorong Revisi UU PKH untuk Swasembada Pangan
banner2 1
banner6 1
banner1
Scroll to Top

Tingkatkan informasi terkait agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Baca Insight Terbaru di TROBOS Livestock!