Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyiapkan investasi sebesar Rp 20 triliun untuk membangun ekosistem peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di Indonesia. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menyediakan pasokan protein hewani berkualitas berupa daging ayam dan telur bagi masyarakat di seluruh wilayah.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pembangunan industri perunggasan nasional merupakan bagian dari percepatan hilirisasi pangan. Ia menegaskan, langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging ayam dan telur tetap terjaga, termasuk sebagai komponen utama program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas pemerintah. Menurutnya, penguatan sektor hulu melalui investasi besar akan menciptakan struktur produksi yang lebih kokoh dan efisien.
Amran menjelaskan bahwa skema investasi ini akan membagi peran secara jelas antara BUMN dan peternak rakyat. BUMN akan beroperasi di sektor hulu, mulai dari penyediaan grandparent stock dan parent stock hingga membangun rumah potong hewan unggas (RPHU), cold storage, serta fasilitas pengolahan hasil ternak. Sementara itu, aktivitas budidaya atau on farm sepenuhnya dijalankan oleh peternak rakyat, UMKM, dan koperasi, termasuk Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). “BUMN akan bergerak di hulu, sementara sektor budidaya tetap dikelola peternak rakyat,” ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (11/11).
Ia menegaskan bahwa skema tersebut diharapkan mampu menstabilkan harga pakan dan anak ayam umur sehari (day old chick/DOC) yang selama ini berfluktuasi dan kerap merugikan peternak kecil. Dengan keterlibatan BUMN sebagai penyangga harga, pemerintah berharap pasar menjadi lebih sehat dan konsumen tidak terbebani harga tinggi. “Dengan cara ini, harga pakan dan DOC bisa lebih stabil. Peternak kecil jadi terlindungi,” kata Amran.

Dalam kesempatan yang sama, Amran juga menekankan pentingnya memberdayakan peternak rakyat melalui ekosistem yang lebih kuat. Ia menyatakan bahwa pemerintah tidak bermaksud menggantikan peran peternak, melainkan menghadirkan dukungan menyeluruh agar mereka mampu naik kelas. “Kita ingin agar peternak kecil tidak hanya bertahan, tapi naik kelas. Pemerintah hadir untuk membangun ekosistem,” tambahnya.
Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa rencana pembangunan peternakan ayam terintegrasi ini sedang dikaji secara komprehensif. Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan program nantinya akan diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) antarkementerian dan lembaga. “Danantara tentu akan mengkaji dengan baik dan melaksanakan ini sesuai kaidah korporasi yang baik,” ujarnya. Dony memastikan bahwa program akan mulai berjalan setelah seluruh regulasi dan infrastruktur ditetapkan pemerintah.
Investasi Rp 20 triliun tersebut akan difokuskan pada pembangunan pembibitan modern, pabrik pakan, serta fasilitas distribusi bibit dan pakan yang terhubung dengan sistem logistik nasional, terutama di luar Pulau Jawa. Adapun untuk sektor budidaya ayam pedaging dan petelur, pemerintah menargetkan keterlibatan peternak rakyat di bawah naungan KDMP dengan dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 50 triliun. Skema ini diharapkan memperluas akses modal bagi peternak kecil agar mampu beroperasi lebih efisien.
Pemerintah menegaskan bahwa BUMN akan berfungsi sebagai penopang stabilitas harga pakan dan DOC, layaknya peran Bulog dalam menjaga stabilitas perberasan nasional. Melalui model ini, risiko kerugian peternak dapat ditekan, sementara produksi daging ayam dan telur tetap berjalan tanpa gangguan.
Ia juga menekankan bahwa program ini bukan pembangunan usaha baru dari nol, tetapi penguatan sistem produksi yang sudah berjalan. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap mata rantai produksi memiliki struktur yang efisien dan berdaya saing tinggi agar mampu menjawab kebutuhan pangan nasional. Pendekatan ini dianggap penting untuk menciptakan industri perunggasan yang lebih modern dan tahan terhadap gejolak pasar.
Secara jangka panjang, pemerintah memproyeksikan ekosistem terintegrasi ini dapat menciptakan hingga tiga juta lapangan kerja baru dalam empat tahun mendatang. Dampaknya tidak hanya pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada penggerakan ekonomi desa melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan aktivitas usaha pendukung. Seluruh implementasi program akan berada dalam kerangka regulasi yang diperkuat melalui Perpres atau SKB antarkementerian, dengan pendanaan yang dikelola oleh Danantara Indonesia.
Dengan kolaborasi antara BUMN dan peternak rakyat, pemerintah berharap pasokan ayam dan telur nasional dapat terjaga lebih stabil. Selain itu, keterlibatan peternak kecil dalam struktur produksi yang lebih kuat dinilai akan meningkatkan kontribusi mereka terhadap ketahanan pangan nasional dan memperkuat kemandirian sektor perunggasan Indonesia.shara




