Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Menjelang akhir tahun 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan para pelaku usaha perunggasan berupaya memperkuat sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan ayam ras di seluruh Indonesia, sekaligus memastikan rantai pasok berjalan lancar. Hal ini mengemuka dalam diskusi yang dihelat di Kementan pada Rabu (15/10).
Adapun Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa produksi ayam ras nasional menunjukkan tren peningkatan positif dan stabil. “Berdasarkan prognosa Oktober 2025, produksi ayam ras pedaging diperkirakan mencapai 372.867 ton, sementara kebutuhan masyarakat sebesar 325.641 ton. Artinya, kita memiliki surplus produksi sekitar 47.226 ton, yang menunjukkan kinerja peternakan nasional sangat baik,” sebut dia.
Agung menambahkan, bahwa surplus ini menjadi indikator kuat bahwa sektor perunggasan Indonesia telah tumbuh lebih efisien dan adaptif. Menurutnya, capaian ini tidak hanya menjamin ketersediaan daging ayam bagi masyarakat, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan peternak dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga ayam ras nasional hingga pekan kedua Oktober 2025 terpantau stabil. Rata-rata harga tercatat Rp 38.743 per kg, hal ini diketahui masih di bawah HAP (harga acuan pemerintah) yang ditetapkan Rp 40.000 per kg. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan di pasar berjalan baik dan penyaluran dari produsen ke konsumen relatif lancar.
Sementara itu, Deputi I Bidang Stabilisasi dan Ketersediaan Pangan Bapanas, I Ketut Gusti Astawa, mengapresiasi langkah-langkah koordinatif yang telah dilakukan seluruh pihak. “Hasil pemantauan Bapanas menunjukkan harga ayam ras di sebagian besar provinsi tetap berada dalam kondisi stabil dan terjangkau. Ini menandakan bahwa sistem distribusi pangan nasional semakin solid,” terangnya.
Ia pun mengimbuhkan, kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha menjadi kunci dalam menjaga kestabilan pangan nasional. Kolaborasi lintas sektor yang terjalin saat ini harus terus diperkuat agar harga dan pasokan pangan strategis seperti ayam ras tetap terkendali.

Lebih lanjut, Perwakilan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), Sigit Pambudi, menyampaikan bahwa pelaku usaha siap terus mendukung langkah pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasar. “Kami berkomitmen menjaga rantai pasok unggas nasional tetap efisien. Dengan komunikasi yang baik antara peternak, pelaku distribusi, dan pemerintah, stabilitas harga bisa terus kita pertahankan,” paparnya.
Di sisi lain, para pelaku usaha yang hadir turut melaporkan bahwa harga karkas ayam beku yang dijual di outlet yang tersebar lebih dari 2.000 titik masih berkisar antara Rp 35.000 – Rp 37.000 per kg. Hal ini dapat menjadi tujuan konsumen untuk membeli daging ayam dengan pilihan harga yang lebih terjangkau.
“Ini adalah komitmen bersama untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga ayam di seluruh Indonesia. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, kita optimistis harga daging ayam tetap stabil, pasokan terjaga, dan masyarakat dapat menikmati pangan berkualitas dengan harga yang wajar,” pungkas Agung.bella




