Makassar (TROBOSLIVESTOCK.COM). Di tengah ancaman penyakit hewan menular yang terus bermutasi, pengendalian penyakit menjadi fokus dalam mendukung keberlanjutan produksi protein asal hewan. Adapun bagi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), menjaga kesehatan ternak bukan sekadar urusan medis semata, melainkan strategi kunci guna memastikan ketersediaan pangan nasional.
Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan terus menitikberatkan pentingnya kolaborasi lintas wilayah dan disiplin dalam menghadapi penyakit-penyakit strategis, seperti avian influenza (AI) dan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam forum koordinasi yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu (25/6) lalu, Direktur Kesehatan Hewan yang kini menjabat sebagai Kepala Balai Besar Veteriner Veteriner (BBVet) Denpasar, Imron Suandy, menyebut bahwa capaian surplus daging ayam dan telur di tengah ancaman AI adalah buah dari kerja lapangan yang tak mengenal lelah.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja di lapangan yang berhasil membuat komoditas daging ayam dan telur ayam tetap surplus, meskipun di tengah ancaman wabah AI,” sebutnya.
Kesehatan hewan (keswan), dalam pandangan Kementan, tidak bisa dilepaskan dari urusan investasi dan produktivitas nasional. Ternak yang sehat bukan hanya menjamin pasokan pangan, tetapi juga menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku agribisnis di subsektor peternakan.
Guru Besar Ilmu Virologi dan Imunologi dari Universitas Airlangga (Unair), Suwarno, menekankan pentingnya vaksinasi yang efektif serta komunikasi yang tepat kepada peternak dalam menghadapi PMK. Bagi dia, kendali atas wabah tak cukup hanya dengan suntikan, tapi juga lewat edukasi. “Memahami karakteristik virus PMK dan membangun herd immunity melalui vaksinasi yang tepat sasaran itu penting. Selain itu, komunikasi, informasi, dan edukasi kepada peternak dan masyarakat turut berperan aktif dalam pengendalian PMK,” ujar Suwarno.
Pendekatan Kementan kini tak lagi berfokus pada reaksi terhadap wabah, tetapi pada pencegahan berbasis bukti ilmiah. Data laboratorium, riset lokal, serta pengalaman di lapangan menjadi fondasi dalam merancang strategi nasional pengendalian penyakit hewan menular.
Melalui langkah-langkah ini, Kementan berharap kesehatan hewan menjadi bagian integral dari ketahanan pangan. Sebab dalam sistem pangan yang sehat, ternak bukan hanya sumber protein, tetapi juga tonggak kemandirian bangsa.bella







