Penggunaan bahan pakan dengan protein tinggi yang bisa digunakan untuk mengurangi biaya adalah maggot. Maggot bisa dibudidayakan di sekitar kandang, sehingga ada integrasi antara maggot dengan peternakan yang dilakukan
Diversifikasi budidaya unggas dapat berpotensi memenuhi kebutuhan protrein hewani yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan margin peternak, mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis unggas, serta memanfaatkan potensi yang ditawarkan oleh lingkungan sekitar peternakan. Komoditas unggas non-modern yang sudah tidak asing lagi dipelihara oleh masyarakat Indonesia adalah ayam lokal.
Dalam budidayanya, pakan memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan, performa dan kekebalan tubuh ayam lokal. Menurut Dosen Universitas Tribhuana Tunggadewi (Unitri) Malang, Jawa Timur, Nonok Supartini, bahwa pada prinsipnya untuk penyusunan pakan pada ternak yang akan dibudidayakan itu banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah ketersediaan (availability). “Untuk unggas itu 80 % biaya produksinya untuk pakan. Maka itu, berat kalau kita tidak mendesain sedemikian rupa, karena biaya produksi paling banyak itu di pakan,” ia memperingatkan.
Kemudian, Nonok melanjutkan, banyak strategi yang dapat dilakukan untuk bagaimana bisa menurunkan biaya pakan. Namun tetap tidak menurunkan produktivitas ternak yang dipelihara. Maka strateginya adalah menggunakan bahan potensi lokal yang ada, serta dengan kandungan yang tidak jauh berbeda dari kandungan pakan konvensional.
“Beberapa waktu lalu, saya sudah mencoba untuk memformulasikan bahan pakan yang diberikan. Ini adalah formula pakan yang sudah kami susun. Berkaitan dengan ketersediaan yang ada, yaitu dedak, jagung, dan maggot. Unggas yang kita pelihara adalah ayam kampung pedaging, maka kita harus tetap memanfaatkan complete feed dari pakan konvensional, meskipun porsinya harus kita kurangi,” tutur dia.
Dari hasil trial beberapa komponen bahan pakan untuk ransum, ia melaporkan, mungkin rupiahnya perlu di-update kembali supaya dapat diputuskan perlu menggunakan pakan yang mana. Dalam mengalkulasi data, Nonok dibantu oleh seorang asisten untuk formula pakannya. Bahan-bahan pakan tersebuit diselaraskan dengan harga di Malang, di mana dedak itu seharga Rp 5.000 per kg.
Adapun Nonok memperingatkan untuk peternak supaya berhati-hati dalam membuat formula dan di dalam pembelian bahan pakan, karena dedak banyak dipalsukan. “Guna mengetahui apakah bahan pakan kita itu asli atau tidak, khusus untuk dedak ini memang perlu diuji. Caranya mudah, dedak yang kita beli dicampur dengan air, kalau banyak mengambang, tidak tenggelam, berarti itu berasal dari sekam atau kulit luarnya yang dihaluskan hingga hampir sama persis,” kata Nonok.
Ia menekankan kembali untuk berhati-hati, sebab terkadang sudah diberi pakan dedak dan jagung, tetapi tetap bobot badannya tidak naik. Bisa jadi bahan pakan yang diformulakan itu adalah bahan pakan yang sudah mengandung bahan yang dipalsukan. Pertimbangannya jangan karena harganya yang murah lalu dibeli, padahal tidak tahu apakah itu asli atau tidak, bisa jadi itu campuran.
“Kemudian kalau jagung bisa kita lihat, kalau sudah dipalsukan itu dicampurkan dengan bonggolnya yang sudah digiling dan dicampur dengan jagungnya. Kalau sudah dicampur, ini kadang-kadang tidak bisa nampak, apakah ini jagung 100 % asli atau tidak. Tapi sekali lagi, kita coba cara perendaman dengan air, sedikit saja untuk sampel, kalau banyak yang mengambang, tidak banyak yang tenggelam, berarti dia prestige-nya rendah. Berarti dipalsukan dengan bonggolnya,” tekan Nonok.
Sementara untuk konsentrat, ia mengatakan, bahwa pertimbangannya itu bisa dimulai dari kandungan proteinnya. Complete feed itu sudah pasti jaminan pabrik, sudah disesuaikan, dan mutlak, pun mereka harus melampirkan label kandungan proteinnya berapa. Fokusnya adalah pada proteinnya. Untuk ayam lokal pedaging yang nanti akan dipelihara, besarannya 18-20 % yang akan digunakan. Itu bisa dikurangi porsinya dengan menambahkan bahan yang lain, asal bahan yang akan digunakan sebagai campuran adalah bahan yang tidak dipalsukan.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 310/ Juli 2025