banner1 scaled

Dairyomics 2025, Terobosan Genetik untuk Kedaulatan Susu

Tangerang (TROBOSLIVESTOCK.COM). Teknologi molekuler kini menjadi harapan baru bagi masa depan peternakan sapi perah di Indonesia. Hal itu mengemuka dalam seminar Dairyomics: Revolutionary Molecular Technology for Indonesian Dairy Farming, pada Jumat (19/9), di ICE-BSD, Tangerang, yang menjadi bagian dari rangkaian ILDEX 2025.

Kegiatan ini menjadi momen penting yang mempertemukan akademisi, praktisi, pemerintah, hingga pelaku usaha untuk membahas terobosan teknologi molekuler dalam sektor peternakan sapi perah. Fokus utama acara adalah memperkuat strategi nasional dalam meningkatkan produksi susu melalui inovasi ilmiah, kolaborasi lintas sektor, dan pengembangan sumber daya genetik lokal.

Melalui forum ini, para pakar menekankan urgensi percepatan transformasi peternakan sapi perah Indonesia. Dengan tingkat ketergantungan impor susu yang masih mencapai 80 %, seminar ini diharapkan mampu melahirkan solusi konkret yang tidak hanya berbasis riset, tetapi juga aplikatif di tingkat peternak rakyat. Kegiatan ini sekaligus menegaskan peran Indonesia dalam mengikuti perkembangan global di bidang teknologi peternakan, sekaligus menyiapkan langkah menuju kedaulatan pangan asal susu.

83bdd880 d219 4abb ae09 ccb11f87abca

Ketua IKA FKH IPB University, Gunadi Setyadarma, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang hadir dan berkontribusi. Menurutnya, Dairyomics bukan hanya soal teknologi, melainkan wadah untuk menghargai berbagai inovasi lintas bidang yang berdampak pada efisiensi produksi dan kesejahteraan masyarakat. “Semua pihak, baik dokter hewan maupun non-dokter hewan, memiliki peran dalam membawa perubahan di sektor peternakan,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Agung Suganda, menegaskan bahwa pemerintah mendukung penuh inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya inovasi sebagai motor penggerak kolaborasi antara sains, kebijakan, dan teknis di lapangan. Pemerintah melihat Dairyomics sebagai momentum mempercepat pengurangan ketergantungan impor, meningkatkan efisiensi produksi susu, sekaligus membangun kemandirian genetik sapi perah Indonesia. Baginya, inovasi tidak hanya untuk kalangan akademisi, tetapi juga harus menjangkau peternak rakyat sebagai ujung tombak produksi.

Agung menambahkan, ke depan diperlukan keberanian untuk memperkuat investasi pada peternakan sapi perah, meskipun penuh tantangan. “Kalau kita tidak mulai sekarang, kita akan semakin tertinggal. Dengan kolaborasi, inovasi, dan dukungan lintas sektor, kita yakin Indonesia bisa mencapai kedaulatan susu,” ujarnya. Harapannya, produk susu lokal dapat menjadi bagian penting dalam program gizi nasional sekaligus menyejahterakan peternak.

286ed9af 615d 44be 98a3 97d62c377d4c 1

Prof. Bambang Purwantara, Guru Besar Reproduksi Hewan IPB University, menjelaskan potensi pemanfaatan multi-omicsdalam kedokteran veteriner dan pemuliaan hewan. Ia berpendapat bahwa teknologi ini mampu meningkatkan deteksi dini penyakit, mempercepat program pemuliaan, serta meningkatkan efisiensi reproduksi ternak. Dengan penerapan genomik, proteomik, hingga metabolomik, proses seleksi dan perbaikan genetik bisa dilakukan lebih cepat, presisi, dan hemat biaya dibanding metode konvensional.

Ia mencontohkan bagaimana teknologi omics dapat menjadi solusi dalam menghasilkan ternak tahan penyakit, memperbaiki kualitas susu, hingga mengurangi kerugian akibat masalah reproduksi. Selain itu, kolaborasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) diyakini mampu mempercepat analisis data genetik. “Tantangan terbesar kita adalah biaya dan infrastruktur, namun dengan kerja sama antar lembaga, teknologi ini bisa diimplementasikan untuk kemajuan peternakan nasional,” jelasnya.

0005a1f6 26a2 482d a650 093c3d71cb22

Prof. Sigit Prastowo, Chief Geneticyst MOOSA Genetics, memaparkan tentang Indonesian Genomic Breeding Value (IGBV) System yang diperkenalkan sebagai ‘mata uang genetik’ sapi perah Indonesia. Sistem ini memungkinkan penilaian nilai genetik sapi secara akurat berbasis data DNA, fenotip, dan pedigree. Dengan metode ini, produktivitas sapi dapat diprediksi sejak dini sehingga peternak dapat memilih indukan terbaik dengan biaya lebih efisien.

Prof. Sigit menerangkan bahwa 80 % sapi perah Indonesia dipelihara oleh peternak rakyat skala kecil. Potensi genetik sapi lokal sebenarnya adaptif dengan iklim tropis, namun belum dimaksimalkan. IGBV diharapkan menjadi standar baru dalam perbaikan genetik nasional sehingga populasi sapi perah Indonesia lebih kompetitif. “Genetik harus dijadikan dasar investasi, bukan hanya fisik sapi yang tampak di lapangan,” tegasnya.

6e9333b2 13bb 4b2c afc3 f71ea7ebaaa7

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa IGBV mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi peternak. Seekor pedet dengan nilai genetik tinggi dapat dihargai lebih tinggi, sehingga memacu lahirnya sistem harga berbasis genetik atau genomic price index. Dengan cara ini, peternakan rakyat bisa mendapatkan keuntungan lebih adil dan berkelanjutan.

Deddy Fachrudin Kurniawan, Founder dan CEO Dairy Pro Indonesia sekaligus Sekjen IKA FKH IPB, melihat betapa kursialnya strategi nasional dalam memperbesar skala industri susu. Ia mengatakan, meskipun teknologi sudah berkembang pesat, tantangan terbesar adalah keterhubungan antara riset dengan industri. “Semua inovasi tidak akan berarti bila tidak terkoneksi dengan bisnis dan peternak,” ujarnya.

21b130ce c001 4af7 838f 5f85f55edeb7

Ia menegaskan, skala kecil peternak menjadi persoalan mendasar. Mayoritas peternak hanya memiliki 2-3 ekor sapi, sementara negara lain sudah bergerak dengan skala menengah hingga besar. Strategi ke depan harus fokus pada peningkatan produktivitas per ekor, bukan sekadar menambah jumlah sapi. “Kalau produktivitas naik, kita bisa menekan impor tanpa menambah beban lingkungan,” kata Deddy.

Ia menggaris bawahi, ada tiga kunci yang harus dibangun, jaringan global, pusat data genetik, dan sistem pengambilan keputusan berbasis sains. Pemerintah didorong untuk berinvestasi pada pendidikan peternak, sementara ekosistem kolaborasi antar stakeholder harus diperkuat. Dengan demikian, Indonesia bisa memperbesar perannya di peta industri susu dunia.

Dalam kesempatan yang sama, digelar pula peluncuran inoVetion (Indonesia Veterinary Innovation), sebuah wadah bagi para inovator di bidang veteriner. Deddy menjelaskan bahwa inoVetion hadir sebagai penghubung antara penemu, investor, dan praktisi agar inovasi-inovasi di bidang veteriner bisa segera diaplikasikan dan memberi manfaat nyata.

Pada tahun pertama, sebanyak 16 inovator diberikan pengakuan melalui Innovator Badge dan Innovator Certificate. Ke depan, inoVetion diharapkan berkembang menjadi platform besar yang merangsang kreativitas, memperkuat kolaborasi lintas bidang, serta mendorong kemandirian inovasi veteriner Indonesia.shara

Tag:

Bagikan:

Trending

Foto: Dirjen PKH
DPP Patria Siap Bangkitkan Industri Peternakan Babi
IMG_4270
HANTER IPB Soroti Inovasi Peternakan Sapi Perah untuk Desa
73fdc8f5-86d0-4b6b-9392-663267c4dcd2
Dairyomics 2025, Terobosan Genetik untuk Kedaulatan Susu
909eae43-890c-431c-a733-dfb61b6c7095
Dorong Revisi UU PKH untuk Swasembada Pangan
12067495-3d76-4897-9844-303d61295864
MIPI Gelar Seminar Manajemen Budidaya Perunggasan Adaptif
banner2 1
banner6 1
banner1
Scroll to Top

Tingkatkan informasi terkait agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Baca Insight Terbaru di TROBOS Livestock!