banner1 scaled

Konferensi Nutrisi Ruminansia Dorong Inovasi Pakan

Bandung (TROBOSLIVESTOCK.COM). U.S. Soybean Export Council (USSEC) Southeast Asia untuk pertama kalinya menggelar ‘Ruminant Nutrition Conference’ pada Rabu-Jumat (27-29/8) di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat. Konferensi regional ini menjadi wadah strategis untuk membahas nutrisi ruminansia dengan fokus pada peningkatan produktivitas sapi perah dan sapi potong di kawasan tropis.

Asia Tenggara dengan pertumbuhan penduduk tercepat di dunia menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan susu dan daging sapi. Ketergantungan pada impor dari Amerika, Australia, Selandia Baru, hingga Eropa masih sangat tinggi. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan yang berdampak pada rendahnya konsumsi per kapita produk hewani tersebut.

Untuk menjawab persoalan ini, konferensi menghadirkan pembicara lintas negara dengan materi strategis. Dari Indonesia, Prof. Ali Agus, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan situasi industri ruminansia di kawasan, sementara Deddy F. Kurniawan dari Dairy Pro Indonesia mengulas strategi nutrisi dan pakan di lingkungan tropis.

Selain itu, Dr. Budi Tangendjaja, Technical Consultant Indonesia, USSEC, turut hadir membawakan materi mengenai pentingnya penerapan nutrisi presisi dalam sistem pemberian pakan sapi perah maupun sapi potong, terutama di wilayah tropis yang memiliki tantangan tersendiri.Rizal Fachrudin dari PT Alltech Biotechnology Indonesia juga membahas tren survei pakan ruminansia menuju 2025.

WhatsApp Image 2025 09 03 at 13.54.03 1
Suasana Seminar by Shara

Konferensi turut diisi oleh pakar internasional. Pietro Celi dari ADM Animal Nutrition mengulas pentingnya kesehatan saluran pencernaan ruminansia melalui nutrisi. Nguyen Duc Trung dari KEMIN menjelaskan optimalisasi penggunaan produk kedelai untuk pakan, sedangkan Nazir Ahmad Khan dari University of Agriculture Peshawar menekankan evaluasi protein melalui teknologi perlakuan panas.

 

Pada kesempatan yang sama, kontribusi dari Filipina disampaikan oleh Neal A. Del Rosario yang menyoroti kekuatan dan peluang industri ruminansia kecil, khususnya kambing dan domba. Sementara Elaine Enyu dari Soon Soon Oilmills Malaysia berbagi tentang potensi pemanfaatan soyhulls dalam pakan ruminansia. Kehadiran pembicara beragam ini membuat forum semakin kaya perspektif.

Basilisa Neneth Reas, Regional Technical Director USSEC-SEA, menegaskan bahwa konferensi ini merupakan langkah awal mendukung kebutuhan susu dan daging di Asia Tenggara. “Kami menghadirkan inovasi ilmiah dan praktis, terutama dalam kebutuhan pakan, agar produksi sapi perah dan potong bisa lebih efisien. Indonesia dipilih karena populasi besar dan minat yang tinggi, bahkan peserta yang ditargetkan 100 orang kini melonjak hingga 140,” ungkapnya.

Neneth menambahkan bahwa peserta konferensi berasal dari berbagai kalangan, mulai dari produsen pakan, teknisi, hingga pemilik peternakan dari Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi dan manajemen pakan ruminansia adalah isu bersama di kawasan regional.

Ia membeberkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekali digelar. “Konferensi ini akan terus kami lakukan secara berkelanjutan. Kami ingin memastikan transfer ilmu dan inovasi berjalan konsisten untuk mendukung industri ruminansia di kawasan,” jelasnya.

Sementara itu, Timothy Loh, Regional Director USSEC Southeast Asia, mengingatkan bahwa USSEC telah hadir mendukung pasar pakan dan peternakan Indonesia sejak 1981. “Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis. Konferensi ini bagian dari upaya transfer pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya susu dan daging sapi,” ujarnya.

WhatsApp Image 2025 09 03 at 13.54.01

Ia juga menegaskan bahwa visi USSEC adalah membangun kemitraan global dengan mempromosikan kedelai AS sebagai bahan baku pakan berkualitas tinggi dan berkelanjutan. “U.S. soy adalah produk bernilai tinggi, berstandar internasional, dan dihasilkan melalui praktik ramah lingkungan. Kami percaya produk ini dapat mendukung nutrisi ruminansia berkelanjutan di Asia Tenggara,” tambahnya.

Bagi Timothy, kerja sama dengan asosiasi industri dan pemerintah Indonesia sangat penting. Dengan menyelaraskan tujuan, Indonesia dapat memperkuat fondasi ketahanan pangan dan gizi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menilai, sektor peternakan menjadi salah satu kunci untuk mendorong Indonesia menjadi kekuatan ekonomi regional.

Berbagai diskusi dalam konferensi ini juga menyinggung isu keberlanjutan, keamanan pakan, hingga pemanfaatan bioteknologi. Para pembicara sepakat bahwa kombinasi nutrisi, genetika, dan efisiensi manajemen menjadi faktor penting untuk meningkatkan produktivitas serta menekan biaya di tingkat peternak.

Dengan antusiasme tinggi dari peserta dan materi yang komprehensif, Ruminant Nutrition Conference ini menjadi tonggak penting bagi pengembangan industri ruminansia di Asia Tenggara. Forum ini diharapkan mempercepat kolaborasi lintas negara dalam mewujudkan kemandirian susu dan daging, sekaligus menjamin ketersediaan protein hewani yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi masyarakat.shara

Tag:

Bagikan:

Trending

WhatsApp Image 2025-08-15 at 16.24
Kemitraan Peternak & Swasta Dalam Tingkatkan Produksi Sapi Perah
WhatsApp Image 2025-08-15 at 16.24
Pengembangan Ternak Ruminansia Berkelanjutan
TROBOS Goes To Campus UNS
TROBOS Goes to Campus Kolaborasi dengan USSEC & UNS
WhatsApp Image 2025-07-22 at 16.09
Pemanfaatan Spirulina sebagai Pakan Inovatif
WhatsApp Image 2025-07-21 at 14.44
FATS Sebagai Pondasi Pembangunan SDM Unggul
banner2 1
banner6 1
banner1
Scroll to Top

Tingkatkan informasi terkait agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Baca Insight Terbaru di TROBOS Livestock!