Lampung (TROBOSLIVESTOCK.COM). Dinas Peteternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) melalui Puskeswan terus menggeber vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak di daerah tersebut. Seperti yang dijalankan Puskeswan Kecamatan Tanjungbintang, Lamsel, melakukan vaksinasi di Desa Jatibaru, kecamatan setempat, Jumat (11/7).
Hari itu tim vaksinator yang terdiri dari Hary, Ali Ma’ruf, Falahudin dan Miftar menyambangi kandang sapi milik Trimo di Desa Kalibaru, Kecamatan Tanjungbintang. Terdapat 16 ekor sapi dari berbagai yang divaksinasi oleh tim vaksinator. Umumnya sapi-sapi yang divaksinasi tersebut cukup jinak karena sistem pemeliharaanya sejak kecil dikandangkan.
Menurut Hary, salah seorang vaksinator, secara umum wabah PMK khususnya di Kecamatan Tanjungbintang dan Kabupaten Lampung Selatan sudah menurun. Kendati begitu pihaknya tetapnya menjalankan program vaksinasi terhadap sapi milik peternak. “Kan ini program nasional yang harus disukseskan agar penularan PMK bisa diminimalisir serendah mungkin,” ujarnyadi sela-sela kegiatan vaksinasi.
Dijelaskannya, hingga awal Juli 2025 sudah vaksinasi di Kecamatan Tanjungbintang sudah mencapai 700 ekor pada tiga desa dari target 1.500 ekor. Untuk itu Hary berharap dukungan penuh dari peternak agar target tersebut bisa tercapai.
Sebab kendala dalam menjalankan program tersebut, diakui Hary, adalah ketersediaan vaksin PMK tidak sebanyak dan selancar pada wabah PMK gelombang pertama dan dana operasional vaksinator. Lalu, karena PMK sudah menurun respon peternak juga berkurang dengan alasan sudah tidak ada sapi mereka yang terjangkit PMK. Justru mereka khawatir jika nanti divaksin malah bisa terjangkit PMK.

“Padahal sebetulnya vaksinasi pada sapi yang sehat akan meningkatkan imunitasnya sehingga tidak mudah tertular PMK. Kalau pun tertular bisa cepat pulih jika segera diobati dengan baik,” lanjut Hary.
Ditambahkannya, pada gelombang kedua PMK ini sapi-sapi di kandang peternak belum ada yang terserang PMK. Kecuali sapi yang berada di kandang penampungan rumah potong hewan (RPH) ada yang terjangkit PMK menjelang Hari Raya Idul Adha silam. Diperkirakan penularannya karena mobilitas sapi di kandang penampungan tersebut cukup tinggi. “Jadi diperkirakan wabah PMK di daerah ini tinggal 10 persen,” akunya.
Pemilik sapi Trimo mengaku, sejak awal mewabahnya PMK, sapi-sapi yang dipeliharanya aman dari virus PMK. Hanya untuk wabah LSD pernah beberapa sapinya tertular dan bisa diobati atas petunjuk mantri hewan.
Meskipun aman dari PMK, ia berharap kepada petugas Puskeswan agar mengecek sapi-sapi peternak di daerahnya secara rutin. “Kalau bapak-bapak mantri ini kan sudah paham betul gejala awal setiap penyakit sapi. Kalau kami peternak, baru tahu sapi sakit jika malas makan, lemas dan badannya panas. Itu biasanya merupakan gejala yang sudah parah,” aku Trimo yang sudah beternak sejak muda. (datuk/lampung)




