Seni ketangkasan ini sebagai ruang edukasi yang mempertemukan para peternak dari berbagai latar belakang. Mereka saling bertukar ilmu, mulai dari pembibitan, perawatan, hingga cara meningkatkan mutu genetika domba Garut
Layaknya menonton sepakbola, semua penonton berada di tribun stadion. Dilapangan hanya ada pemain dan perangkat pertandingan. Hal yang sama terjadi dalam ajang Seni Ketangkasan Domba Garut (SKDG) Piala Gubernur 2025 yang berlangsung di Pamindangan Arlamba, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat (3-4/05).
Yudi Guntara Noor, Ketua Umum Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal perlombaan, tapi juga tentang pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan semangat kolaborasi antara peternak. Daerah Garut memang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan domba Garut, hewan ternak khas yang memiliki nilai historis, estetis, dan ekonomis. “Ratusan peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat dan luar provinsi berkumpul untuk menampilkan domba-domba terbaik mereka. Ini membuktikan eksistensi Daerah Garut sebagai salah satu pusat budaya ternak domba,” jelasnya kepada TROBOS Livestock.
Sambungnya, meski dikenal sebagai ajang ketangkasan, SKDG ternyata menyimpan makna lebih dalam. Penilaian tidak hanya berfokus pada kekuatan domba saat bertanding, tetapi juga pada aspek estetika seperti bentuk tubuh, proporsi, cara berjalan, hingga kerapihan bulu. Hal ini menunjukkan bahwa domba Garut dipandang sebagai hewan berkarakter dan bernilai seni tinggi—bukan semata untuk hiburan atau adu fisik.
Kegiatan ini pun menjadi ruang edukasi yang mempertemukan para peternak dari berbagai latar belakang. Mereka saling bertukar ilmu, mulai dari pembibitan, perawatan, hingga cara meningkatkan mutu genetika domba Garut. Dalam skala yang lebih besar, kegiatan ini juga sejalan dengan amanat nasional terkait penguatan sistem pembibitan ternak unggul
Keberlanjutan Plasma Nutfah
Pemerintah pusat, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan SKDG ini. Kontes semacam ini dinilai penting sebagai bentuk apresiasi terhadap para peternak lokal sekaligus untuk memastikan keberlanjutan plasma nutfah asli Indonesia (domba Garut) tetap terjaga dengan baik. Dari sisi pemerintah daerah, acara ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang dalam memadukan aspek budaya, ekonomi, dan pariwisata dalam satu ekosistem yang saling menguatkan.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Garut atas terselenggaranya kegiatan yang memadukan unsur seni, budaya Sunda, dan olahraga tersebut. Ia menyebut kegiatan ini sebagai wujud nyata pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2006 terkait kontes bibit dan pameran ternak. “Domba Garut adalah kebanggaan kita bersama. Selain memiliki ciri khas fisik yang unik dan kemampuan reproduksi yang tinggi, domba ini merupakan warisan genetik bangsa yang harus terus dijaga dan dikembangkan,” ujarnya.
Agung juga menyoroti keberhasilan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) dalam mengembangkan klaster closed loop untuk pembibitan dan penggemukan domba garut, termasuk hasil persilangannya dengan domba dorper. Keberadaan sistem ini, yang turut didukung oleh pembiayaan dari Bank BJB, telah memberikan harapan baru bagi para peternak melalui akses permodalan dan peningkatan produktivitas.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa populasi domba dan kambing secara nasional diproyeksikan mencapai lebih dari 25 juta ekor di tahun 2025. Komoditas ini dinilai tidak hanya berperan dalam ketahanan pangan, tetapi juga penting untuk memenuhi kebutuhan ibadah seperti kurban dan aqiqah. “Harapan kami, melalui kegiatan seperti SKDG ini, masyarakat semakin mencintai dan menghargai kekayaan genetik bangsa, serta memperkuat ekosistem peternakan rakyat,” tutupnya.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 310/ Juli 2025