banner1 scaled

Pengembangan Ternak Ruminansia Berkelanjutan

Bogor (TROBOSLIVESTOCK.COM). Permintaan daging di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk, namun populasi dan produktivitas ternak ruminansia, khususnya sapi dan kerbau, belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga pada 2024 terjadi defisit 263 ribu ton. Kondisi ini berpotensi menguras populasi ternak jika tidak segera diatasi, sementara data suplai-demand nasional masih berfokus pada sapi dan kerbau, belum memperhitungkan kontribusi domba dan kambing (Doka) yang populasinya cukup besar. Untuk menutup kekurangan, pemerintah berencana mengimpor sapi pedaging dan daging kerbau beku, yang memerlukan dukungan pakan berkualitas agar ternak produktif mampu menghasilkan performa optimal

Adapun dalam kesempatan pengukuhan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University Bogor, Jawa Barat, salah satunya adalah Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Prof Sri Suharti. Pada pidato pengukuhan profesor dalam Bidang Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi Ternak, ia mengangkat topik berjudul ‘Strategi Pengembangan Ternak Ruminansia Pedaging Berkelanjutan Melalui Integrasi Rekayasa Nutrisi Berbasis Mikroba dan Phytogenic Additive’. Acara yang diselenggarakan secara daring (dalam jaringan) melalui Zoom Meeting dan YouTube dan secara luring (luar jaringan) di Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (12/7) lalu.

Sri memaparkan, strategi peningkatan produktivitas ternak dan kualitas daging yang ramah lingkungan dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu strategi pertama adalah pengembangan isolat mikroba sebagai kandidat probiotik selulolitik. Isolat dari herbivora endemik tropis seperti anoa, banteng, kijang, dan rusa timur memiliki kemampuan lebih tinggi dalam mendegradasi serat, sehingga isolasi bakteri selulolitik dari saluran pencernaan hewan tersebut memiliki potensi tinggi sebagai probiotik selulolitik. Berdasarkan indeks selulolitik, isolat dari feses anoa dan banteng terbukti menunjukkan potensi sebagai bakteri pendegradasi serat.

WhatsApp Image 2025 08 15 at 16.24.06

Sambungnya, identifikasi molekuler terhadap isolat bakteri selulolitik dari feses anoa dan banteng menunjukkan kemiripan dengan bakteri Enterococcus faecium. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa penambahan konsorsium bakteri selulolitik sebesar 10⁶ CFU/ml mampu meningkatkan kecernaan, produksi total Volatile Fatty Acids (VFA), dan jumlah total bakteri. Pada penelitian in vivo pada sapi pedaging Madura, inokulasi konsorsium bakteri selulolitik sebanyak 10 ml dapat meningkatkan bobot badan harian ternak sebesar 49 % dibandingkan kontrol.

“Selain itu, isolasi mikroba selulolitik juga dilakukan dari rumen kerbau. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan fungi asal rumen kerbau memiliki kemiripan dengan Neocallimastix frontalis, yang secara in vitro mampu meningkatkan kecernaan serat Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), hemiselulosa, dan selulosa,” terangnya.

Sri menjelaskan, strategi kedua adalah modifikasi fermentasi rumen dan mitigasi metan dengan phytogenic additive. Indonesia memiliki banyak tanaman kaya senyawa sekunder, salah satunya buah lerak (Sapindus rarak) yang mengandung saponin sebesar 81,5 % dan mampu menekan populasi protozoa, meningkatkan bakteri penghasil propionat, menurunkan produksi metan hingga 11 %, serta meningkatkan performa sapi pedaging hingga 20 %.

Selain itu, kajian lain menunjukkan kombinasi Moringa oleifera, Curcuma longa, dan Parkia timoriana dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik sekaligus menurunkan emisi metan 44 %, sedangkan legum pohon seperti lamtoro mampu meningkatkan performa ternak dan menurunkan metan hingga 20 %. “Phytogenic additive juga dapat dikemas dalam bentuk Herbal Mineral Block (HMB) untuk memperkaya manfaat, menstimulasi fermentasi rumen, dan meningkatkan produktivitas ternak,” tegas Sri.

Lebih lanjut, ia  memaparkan, strategi ketiga adalah peningkatan kualitas daging ruminansia melalui suplementasi asam lemak tidak jenuh terproteksi guna mengatasi tingginya kadar asam lemak jenuh akibat biohidrogenasi di rumen. “Salah satu contohnya adalah pemberian sabun kalsium minyak kedelai pada sapi Bali yang meningkatkan kandungan asam linoleat pada daging, atau sabun kalsium minyak flaxseed yang secara in vitro dapat meningkatkan kandungan asam lemak tidak jenuh di rumen sekaligus menghambat sebagian proses biohidrogenasi oleh mikroba rumen,” pungkasnya mengakhiri.roid

 

Tag:

Bagikan:

Trending

WhatsApp Image 2025-08-15 at 16.24
Kemitraan Peternak & Swasta Dalam Tingkatkan Produksi Sapi Perah
WhatsApp Image 2025-08-15 at 16.24
Pengembangan Ternak Ruminansia Berkelanjutan
TROBOS Goes To Campus UNS
TROBOS Goes to Campus Kolaborasi dengan USSEC & UNS
WhatsApp Image 2025-07-22 at 16.09
Pemanfaatan Spirulina sebagai Pakan Inovatif
WhatsApp Image 2025-07-21 at 14.44
FATS Sebagai Pondasi Pembangunan SDM Unggul
banner2 1
banner6 1
banner1
Scroll to Top

Tingkatkan informasi terkait agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Baca Insight Terbaru di TROBOS Livestock!