Tangerang (TROBOSLIVESTOCK.COM). Perkembangan kasus Salmonella di peternakan unggas di tingkat nasional maupun global menjadi atensi besar. Hal ini karena berkaitan dengan keamanan pangan, kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Trouw Nutrition menggelar Selko Poultry School dengan mengangkat topik “Breaking the Chain: Integrated Salmonella Control from Feed to Food” pada Selasa (16/9) di Hotel Mercure, Tangerang, Banten.
Membuka acara ini, Country Manager Trouw Indonesia, Yana Ariana, mengisahkan bahwa Trouw Nutrition Indonesia pada 2023 fokus ke feed additive yang sebelumnya di premiks dan specialty products. “Dari sisi produk kita sekarang menjadi lebih fokus, yang mana sebelumnya kita ada bisnis premiks dan lain-lain. Namun akhirnya dengan Trouw Nutrition Indonesia, kita lebih fokus dengan 5 produk kategori, yakni trace mineral, gut health, feed savety,fitogenik, serta performance and health,” sebutnya.

Dengan lima orang, ia melanjutkan, mereka lebih fokus dengan 5 produk kategori, yakni trace mineral, gut health, feed savety,fitogenik, serta performance and health. Untuk detailnya, ia mengundang General Manager Trouw Nutrition Asia Pacific, Alice Hibbert.
“Kami adalah sebuah perusahaan milik keluarga di bawah SHV. Kami merupakan bagian dari kelompok perusahaan yang berbeda, dan sebagai perusahaan keluarga. Kami pun memiliki sejarah investasi yang sudah sangat panjang. Strategi utama kami adalah bertumbuh lebih besar di Asia. Kami memiliki beberapa pasar kunci untuk berkembang, dan Indonesia adalah salah satunya. Kami hadir di sini untuk berinvestasi dan berkembang dalam jangka panjang serta bermitra dengan Anda untuk waktu yang lama juga,” ujar Alice.

Kontaminasi Salmonella
Memasuki acara utama, Global Poultry Consultant Vetworks, Maarten De Gussem, menjelaskan bahwasanya Salmonella merupakan bakteri gram negatif dengan lebih dari 2.500 serotipe. Adapun transmisinya bisa secara vertikal maupun horizontal. Menurutnya, unggas bisa menjadi asymptomatic carriers.
“Zoonosis penting untuk industri perunggasan adalah produk unggas yang dianggap bertanggungjawab pada sebagaian besar kasus keracunan makanan (food poisoning) disebabkan oleh kontaminasi bakteri Salmonella. Terdapat variasi yang sangat besar pada berbagai serotipe, baik dalam hal perilaku di luar maupun di dalam inang (host), kemampuan kolonisasi, perkembangbiakan, sifat invasif, maupun kemampuan bertahan hidup,” sebut Maarten.
Menurutnya, peternak harus mengetahui serotipe Salmonella apa yang bersirkulasi di peternakan mereka. Adapun Enteritidis dan Typhimurium merupakan serotipe Salmonella yang paling dominan. Salmonella yang menimbulkan penyakit zoonosis di beberapa negara di dunia, bisa berdampak langsung pada kesehatan manusia. Sifat patogenesis dan epidemiologi Salmonella dilaporkan memungkinkan transmisi Salmonella bisa terjadi dalam rantai pasok produk peternakan.
Tindakan kontrol pencegahan Salmonella, kata Maarten, dilakukan dengan pendekatan holistik karena tidak bisa hanya dari satu cara. Namun harus secara keseluruhan, mulai dari biosekuriti, vaksinasi, feed additive, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan yang sama, Technical Consultant US Grains Council, Budi Tangendjaja, mengutarakan Salmonella di dalam farmdari laporan studi di 15 provinsi di Indonesia, bahwa surveilans untuk ayam petelur (layer) akan terdeteksi Salmonella dari kotorannya. Transmisinya antara satu kandang dengan kandang yang lain akan terjadi. “Kontaminasi Salmonella di daging broiler (ayam pedaging) dilaporkan sebesar 10 % di pasar becek, sehingga kita tidak boleh memakan daging mentah,” cetusnya.
Budi berpendapat, bahwa kontaminasi Salmonella juga terjadi di dalam pakan. Pakan pun harus diperbaiki untuk mengendalikan Salmonella. Mitigasi haris dilakukan secara menyeluruh, yakni pertema dengan menguatkan biosekuriti dan sanitasi, yakni periksa barang yang masuk dan keluar. Selain itu, truk dan conveying system-nya harus diperiksa, termasuk lantai di dalam gudang pakan harus menggunakan pallet.

Lebih lanjut, Global Program Manager Salmonella Trouw Nutrition, Morvarid Rezavani, menjelaskan materi dengan judul “Feed to Food Safety and Salmonella Risk Management Importance in Poultry Production”. “Penting untuk mengeleminir Salmonella karena berkaitan dengan isu keamanan palan hingga pangan. Adapun infeksi Salmonella enterica serovar Typhimurium berpengarug terhadap sel goblet pada usus dan bentuk (morfologi) vili pada DOC (ayam umur sehari) broiler. Oleh sebab itu, penting untuk mengontrol Salmonellasecara holistik di peternakan, di antaranya dari bangunan kandang, penetasan ayam, pakan, hingga litter kandang,” papar Morvarid.
Berikutnya, Global Program Manager Feed Processing and Quality Trouw Nutrition, Antoniel Franco, menerangkan keamanan pakan yang berkaitan dengan Salmonella. “Pada feedmill itu kondisinya ideal untuk tumbuhnya Salmonella, sebab suhu panas dari 7-45°C. Kemudian kelembapan tinggi, pakan (nutrisi) juga ada, kadar airnya juga banyak, sehingga kondisi ini ideal untuk tumbuhnya Salmonella atau bakteri lain, sehingga harus diperhatikan untuk bagaimana kontrol dari feedmill sejak awal penerimaan bahan baku.
Selanjutnya, Feed Safety Program Manager, Roro Jessieca, menegaskan bahwa pakan merupakan pintu pertama untuk Salmonella masuk ke dalam ternak. “Feed safety ini merupakan fokus dari Trouw Nutrition. Salmonella itu sulit untuk dikontrol dan dideteksi, risiko terhadap profit dan juga kepercayaan dari masyarakat. Kami akan membantu customer untuk menurunkan terhadap risiko terhadap trust dan profit Anda,” tutup Roro.bella




