banner1 scaled

Asosiasi Holstein Indonesia Resmi Berdiri Kembali

Bandung (TROBOSLIVESTOCK.COM). Asosiasi Holstein Indonesia (AHI) kembali dihidupkan setelah sempat berhenti beraktivitas sejak awal 2000-an. Asosiasi ini sebelumnya pernah berdiri pada 1990-an berkat kerja sama Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) dengan US Holstein, kemudian dilanjutkan dengan Indonesia Dairy Herd Improvement Association(IDHIA) melalui kolaborasi Dinas Peternakan Jawa Barat dengan JICA Jepang.

Tujuan utama kebangkitan AHI adalah melakukan standarisasi produksi sapi perah Holstein yang sesuai dengan kondisi iklim, ekosistem, dan budaya Indonesia. Inisiatif ini muncul dari fenomena rendahnya produksi susu nasional dan kebutuhan mendesak akan kelembagaan profesional yang menangani aspek pembibitan sapi perah.

Beberapa tokoh peternak, koperasi, Dewan Persusuan Nasional, serta akademisi menjadi penggerak dalam mendirikan kembali AHI. Mereka menilai iklim usaha dan kebijakan pemerintah yang kondusif menjadi momentum tepat untuk membangkitkan kembali asosiasi ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Linda Al Amin, menyampaikan apresiasi terhadap deklarasi AHI. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun sektor peternakan. “Asosiasi adalah mitra pemerintah. Kita perlu bersama-sama memastikan peternak, khususnya sapi perah di Jawa Barat, mendapatkan dukungan,” ujarnya.

Linda menyoroti kebutuhan susu nasional yang masih jauh dari cukup. Produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 30 %, sehingga ketergantungan terhadap impor semakin besar. Menurutnya, AHI dapat menjadi jembatan strategis antara peternak, pemerintah, dan investor.

0078b4e5 bbc5 4c14 8e7e cb9518476044 scaled

Ia mengungkapkan, setiap investor yang datang selalu menanyakan ketersediaan lahan. Namun, tantangan terbesar ada pada keterbatasan lahan di Jawa Barat. “Kalau lahan jelas dan siap, investor pasti mau datang. Jangan sampai mereka berpindah ke provinsi lain karena di sini belum jelas,” tegasnya.

Linda menambahkan bahwa beberapa perusahaan besar dan industri pengolahan susu telah menyampaikan kebutuhan mereka untuk lahan penanaman rumput dan pengembangan peternakan. Ia menilai pemerintah daerah perlu mencarikan solusi, salah satunya dengan memanfaatkan lahan tidak produktif.

Selain masalah lahan, Linda juga menekankan isu limbah kotoran ternak yang belum tertangani dengan baik. Masih banyak peternak kecil yang membuang kotoran sembarangan sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Ia berharap AHI ikut turun tangan mencari solusi, misalnya melalui biogas, pupuk organik, atau teknologi baru.

d7573223 a4a3 44f8 bfb2 628ea1979f8d 1 scaled

Di akhir sambutannya, Linda meminta AHI fokus pada tiga hal, yakni penambahan populasi sapi perah dengan dukungan lahan, pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan peternak. “Indikator keberhasilan kita adalah kesejahteraan peternak. Itu yang paling penting,” pungkasnya.

Kongres pendirian AHI sendiri digelar di Kantor DKPP Jawa Barat dengan tema ‘Membentuk Sapi Perah Holstein Indonesia untuk Membangun Persusuan Nasional’, pada Rabu (10/9). Rochadi Tawaf, selaku Majelis Ketua Sidang Pleno I, menjelaskan tujuan kongres tersebut.

Rochadi menyebutkan lima agenda utama, yaitu membentuk AHI, memilih ketua umum dan pengurus nasional periode 2025-2029, menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, menyusun program kerja nasional, serta menetapkan keputusan lain yang diperlukan. Kongres ini dihadiri oleh beragam peserta, mulai dari pendiri AHI, peternak sapi perah Holstein, hingga undangan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dewan Persusuan Nasional, pakar perguruan tinggi, Gabungan Koperasi Susu Indonesia, praktisi, hingga industri pengolahan susu.

Produksi susu segar dalam negeri (SSDN) saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 18 % dari kebutuhan nasional. Angka ini jauh menurun bila dibandingkan dengan era Orde Baru, ketika kontribusi produksi lokal bisa mencapai 50 %.

Upaya peningkatan produksi sangat bergantung pada perbaikan populasi dan mutu genetik sapi perah. Namun, langkah tersebut terkendala karena belum adanya kelembagaan profesional yang secara konsisten menangani pembibitan. Kehadiran AHI diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut.

Arya Wicaksana, Majelis Ketua Sidang Pleno II, menegaskan bahwa AHI merupakan wadah peternak, akademisi, praktisi, serta lembaga yang peduli pada pembibitan dan pengembangan sapi perah Holstein. “Asosiasi ini resmi didirikan pada 10 September 2025 dan berkedudukan di Bandung,” tegasnya.

Ia merinci tugas pokok AHI, mulai dari membentuk bangsa sapi Holstein standar sesuai ekosistem Indonesia, mengembangkan bangsa sapi perah, hingga membentuk standar peternakan yang mensejahterakan peternak. AHI juga memiliki fungsi dalam pencatatan produksi dan reproduksi, pembinaan, pelatihan, sertifikasi, hingga seleksi bibit unggul.

Sementara itu, Iman Karnaman sebagai Majelis Ketua Sidang Pleno III memaparkan visi dan misi AHI. Visi utama adalah membentuk bangsa sapi perah Holstein Indonesia untuk kesejahteraan peternak. Misinya mencakup digitalisasi pencatatan, seleksi genotip dan fenotip, sertifikasi, hingga penyelenggaraan kontes ternak.

AHI juga memiliki rencana jangka panjang selama 20 tahun. Dalam 10 tahun pertama, asosiasi menargetkan terbentuknya bangsa sapi Holstein Indonesia melalui rekayasa genomik yang sesuai dengan iklim tropis. Mereka juga akan mendeklarasikan keberadaan AHI ke jaringan Asosiasi Holstein Dunia.

206292e7 90e4 4d36 8240 7965392e3d8e scaled

Untuk program empat tahun pertama, AHI merencanakan pembentukan asosiasi di sentra produksi sapi perah, membangun Village Breeding Center (VBC). Juga menyelenggarakan kontes sapi perah nasional, melakukan inventarisasi genetik, serta analisis genomik terhadap sapi yang telah terdata.

Kegiatan kongres ditutup dengan penetapan dan pelantikan pengurus AHI periode 2025-2029. Susunan pengurus meliputi Rochadi Tawaf sebagai Ketua Umum, Arya Wicaksana sebagai Sekretaris, Iman Karnaman sebagai Bendahara, dan Afghan Arif Arandi sebagai Direktur Pelaksana.

Deklarasi AHI ini menjadi harapan baru bagi dunia persusuan nasional. Dengan dukungan pemerintah, akademisi, dan peternak, asosiasi ini diharapkan mampu memperkuat produksi susu dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, serta membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi peternak sapi perah Indonesia.shara

Tag:

Bagikan:

Trending

IMG_5150
PPM SV IPB Kenalkan HPT Unggul
Foto: Dirjen PKH
DPP Patria Siap Bangkitkan Industri Peternakan Babi
IMG_4270
HANTER IPB Soroti Inovasi Peternakan Sapi Perah untuk Desa
73fdc8f5-86d0-4b6b-9392-663267c4dcd2
Dairyomics 2025, Terobosan Genetik untuk Kedaulatan Susu
909eae43-890c-431c-a733-dfb61b6c7095
Dorong Revisi UU PKH untuk Swasembada Pangan
banner2 1
banner6 1
banner1
Scroll to Top

Tingkatkan informasi terkait agribisnis peternakan dan kesehatan hewan. Baca Insight Terbaru di TROBOS Livestock!