Jakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Jagung merupakan bahan utama dalam pakan unggas, terutama untuk layer (ayam petelur). Adapun biaya pakan merupakan aspek produksi paling dominan, yakni mencapai 70-75 %. Oleh sebab itu, apabila harga jagung melambung, maka biaya produksi peternak menjadi membengkak.
Harga pakan yang stabil pun menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan usaha peternakan. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) guna memastikan harga bahan pakan untuk bisa tetap terkendali dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Kolaborasi ini dibahas dalam audiensi di Kantor Kementan, Jakarta, pada Jumat (25/7). Agenda pertemuan ini mencakup ketersediaan bahan baku, strategi pengendalian harga, hingga peluang investasi di sektor sapi perah dan sapi potong. Dalam pernyataannya, Ketua Umum GPMT, Desianto Budi Utomo, menegaskan komitmen mendukung langkah pemerintah. “Kami siap memastikan pasokan bahan baku aman dan harga pakan tetap terjangkau demi keberlanjutan industri peternakan,” ujarnya.
Sementara Direktur Pakan Kementan, Tri Melasari, menyoroti peran penting pengendalian harga jagung sebagai bahan utama pakan. Menurutnya, GPMT harus aktif menjaga stabilitas, baik lewat kebijakan internal maupun komunikasi dengan para trader jagung.
Tak hanya soal pakan, Kementan juga mengajak GPMT untuk ikut berinvestasi dalam pengembangan sapi perah dan sapi potong melalui pola kemitraan, pemeliharaan mandiri, hingga mekanisme joinshipment. “Kolaborasi ini harus berkelanjutan agar mampu memperkuat ekosistem peternakan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkas Tri Melasari.
Langkah strategis ini diharapkan mampu meredam potensi fluktuasi harga bahan baku pakan sekaligus memperkuat keberlanjutan industri peternakan Indonesia.bella