Wisata Edukasi Ternak Ala Cikerai

Wisata Edukasi Ternak Ala Cikerai

Foto: ramdan


Segmentasi pengunjung Villa Ternak Cikerai mulai dari SD, SMP, SMA sampai pensiunan
 
 
Pagi yang cerah itu, puluhan anak PAUD (pendidikan anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak – Kanak) sangat bersemangat ketika melihat ternak diantaranya kambing, sapi, burung dan kuda. Mereka bahkan mencoba untuk memeras susu dari seekor kambing perah dan susunya diberikan kepada cempe (anak kambing). “Dalam sesi memerah dan memberi susu kambing merupakan yang paling menarik bagi anak – anak, karena mereka dapat langsung berinteraksi dengan ternak. Selama setahun kurang lebih bisa 10.000 siswa yang datang berkunjung ke Villa Ternak Cikerai ini,” ungkap Hari Wibowo pemilik Villa Ternak Cikerai kepada TROBOS Livestock saat ditemui dalam sebuah acara yang diadakan di Villa Ternak Cikerai beberapa waktu lalu.
 
 
Sambungnya, setelah memerah susu anak – anak lalu memberi makan ternak sapi, ayam, ikan dan burung serta menanam tanaman. Terakhir, mereka atraksi dengan naik kuda. “Sebelum pulang akan mendapatkan susu untuk dibawa ke rumah masing – masing,” cetus Hari.
 
 
Untuk paket kunjungan ke Villa Ternak Cikerai ini, diutarakannya mulai dari paket dasar sampai paket lengkap. Paket dasar nilainya, Rp 50 ribu per anak yang akan mendapat semua wahana, sedangkan paket lengkap Rp 150 ribu per anak yang akan mendapat tambahan outbond, susur sungai dan melukis caping serta menangkap ikan. “Jadi variasi harganya untuk berkunjung ke Villa Ternak Cikerai Rp 50 – 150 ribu per anak,” jelasnya.
 
 
Destinasi wisata edukasi yang berlokasi di Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, Banten dengan luas kurang lebih 5 hektar ini dibuka sejak awal 2017. Saat ini semakin dikenal masyarakat, terutama kalangan lembaga pendidikan seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK dan SD. Selain edukasi soal ternak, para pengunjung Villa Ternak Cikerai juga diajak untuk menikmati keindahan daerah Cilegon dari atas pegunungan Cikerai dan main-main ke sungai. “Cilegon merupakan kawasan industri, tetapi kami coba menampilkan suatu kawasan agowisata yang cukup menjadi perhatian dan bisa menjadi training center,” tutur Hari.
 
 
Wisata Edukasi
Sedikit bercerita, Hari menuturkan pada 2009 mendapat pelatihan singkat di Sydney University, Australia dan sebuah perusahaan swasta di Leverkusen, Jerman yang mempelajari sistem pertanian terpadu yaitu dimana pertanian dikemas agar menjadi berkelanjutan (sustainable).
 
 
Namun, Hari memutuskan untuk pulang ke tanah air pada 2010 dengan memulai menjadi peternak di lahan sewa sampai 2016. Dengan berkembangnya peternakan yang dikelola, tahun berikutnya sudah memiliki lahan sendiri dan mulai mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di luar negeri tentang pertanian terpadu. “Akhirnya pada 2017, mulai berdiri villa ternak ini. Latar belakang membuat villa ternak, karena ternak sangat identik dengan kandang. Kita buat berbeda dengan nama villa dan dikemas cukup menarik bagi masyarakat,” urainya.
 
 
Respon positif yang dia terima, terutama dari anak – anak sekolah yang sangat antusias berkunjung melihat berbagai macam ternak dan dapat lebih dekat seperti memberi makan dll. “Efek positif, anak – anak tersebut mengajak orang tua dan keluarganya untuk berkunjung lagi. Sehingga villa ternak sudah bermetamorfosis yang awalnya hanya farm, edu farm sekarang menjadi wisata edu farm,” jelas Hari.
 
 
Villa Ternak Cikerai dibuat selain untuk wisata edukasi Hari katakan mempunyai tujuan tidak ingin Indonesia sebagai negara agraris tetapi masyarakatnya lupa akan keunggulan tersebut, bahkan melupakannya. “Kita mengawali semuanya dari passion dan nilai – nilai bahwa Indonesia merupakan negara agraris. Melalui Villa Ternak Cikerai saya mencoba memunculkannya dan semangat membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” harapnya.
 
 
 
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 247/April 2020
 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain