Meski pasar daging ayam kalkun di Indonesia masih tergolong kecil, namun peluangnya akan semakin berkembang
Bagi masyarakat Indonesia, mungkin melakukan budidaya atau beternak bukanlah hal yang asing lagi. Apalagi beternak ayam baik broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur). Tapi bagaimana dengan beternak ayam kalkun? Rasanya unggas bertubuh besar ini belum banyak dibudidaya di Indonesia.
Di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar terdapat peternakan ayam kalkun yang sudah berjalan sejak 6 tahun lalu. Peternakan ayam kalkun ini berkembang dari ketidaksengajaan pemilik yang bermula beternak sebanyak 6 ekor indukan di belakang rumah. Hingga sekarang, peternakan ayam kalkun dari Jatinom Grup ini memelihara sebanyak 3.000 ekor, dengan indukan sekitar 1.500 ekor.
“Peternakan ayam kalkun ini sudah ada sejak 2012 lalu, yang dirintis oleh Bapak Siswoyo yang sudah lama dikenal sebagai salah satu pemasok telur terbesar di Indonesia. Berkat kecintaan, kegigihan dan kesabarannya, Bapak tidak hanya mengembangkan layer saja melainkan ternak lainnya seperti ayam kampung, puyuh, sapi, domba. Dan sejak 6 tahun lalu mulai melirik ayam kalkun,” ujar Ari Dian Wijaya, Penanggungjawab Farm Kalkun Jatinom.
Dari beternak sejumlah itu kemudian berkembang banyak lalu dipindahkan ke lokasi sekarang. Berkembangnya populasi ayam kalkun tersebut tak lain dari hasil penetasan yang dilakukan sendiri. Pada akhirnya, usaha tersebut ditekuni hingga ditarget mencapai 1.000 ekor. “Sekarang targetnya lebih tinggi sebanyak 3.000 ekor, dan sejak 2 tahun lalu mulai dipasarkan,” ungkap Ari kepada TROBOS Livestock (25/9).
Mengenal Ayam Kalkun
Ayam kalkun adalah salah satu jenis unggas yang memiliki penampilan dan postur tubuh yang besar. Bahkan panjang sayapnya akan mencapai 1,5 hingga 1,8 meter jika di rentangkan. Ini adalah ciri khas yang akan mempermudah seseroang untuk mengenali ayam kalkun. Ayam kalkun sendiri sebenarnya memiliki beberapa jenis yang biasa dijumpai di alam bebas.
Menurut Ari, ada beberapa jenis kalkun yang diketahui, antara lain bronze, golden palm, royal palm, albino, bourbon red, dan lain-lain. Tapi di farmnya sendiri hanya ada ayam kalkun jenis bronze, albino, golden palm dan royal palm.
Ari menjelaskan, ayam kalkun yang biasanya dijadikan sebagai ternak pedaging adalah jenis dari ayam kalkun bronze. Ayam kalkun yang memiliki warna bulu agak kecokelatan, paling banyak dan paling populer di Indonesia dan merupakan jenis kalkun terbesar. Jenis lain yang memiliki peminat cukup banyak adalah jenis ayam kalkun golden palm. Daya tarik dari ayam kalkun ini terletak dari warna bulunya yang berwarna cokelat dan hitam yang berpadu dengan warna putih.
Pencilled palm merupakan jenis ayam kalkun yang pada bulu ekornya mempunyai perpaduan warna mirip batik dan mempunyai campuran warna mirip corak bulu macan dan tak jarang orang menyebutnya dengan kalkun pencilled tiger. Naragansett adalah jenis ayam kalkun yang memiliki bermacam warna bulu, misalkan saja hitam, putih dan cokelat. Pada bagian bulu ekornya terdapat corak mirip batik serta memiliki perpaduan warna abu-abu gelap bercampur warna kuning keemasan. Namun, ayam kalkun jenis ini sudah jarang ditemui karena populasinya terbatas.
Ayam kalkun jenis lain, yakni white holland atau sering disebut ayam kalkun albino. Ari menuturkan, ayam kalkun jenis ini memiliki pial dan gelambir yang khas. Seluruh warna tubuhnya pulih mulus dan putih kebiruan pada kepala. Kaki yang berwarna keabuan dan warna merah pada pial dan ketonggorokan. “Sementara bourbon red merupakan jenis ayam kalkun yang terlihat lebih menarik dibandingkan dengan ayam kalkun lainnya. Memiliki warna kecokelatan yang sedikit merah gelap dan di tepi bulu-bulunya bagian ekor terdapat hiasan berwarna putih. Apabila ekor ayam ini sedang mekar akan terlihat indah dan sangat menarik,” sebutnya.
Black spanish merupakan salah satu jenis ayam yang berwarna hitam. Jenis ini tergolong ayam kalkun termahal dibandingkan dengan jenis ayam kalkun lainnya. Blue state merupakan jenis ayam kalkun yang masih langka. Ayam kalkun ini berasal dari Meksiko. Kemudian, royal palm merupakan salah satu jenis ayam yang memiliki bulu yang cantik juga indah dengan berwarna hitam dengan putih. Tak heran, royal palm dikenal sebagai ayam kalkun hias.
Ari menjelaskan bahwa sebenarnya semua jenis ayam kalkun bisa dijadikan ayam hias, tapi setelah dijual ternyata jenis yang dihargai lebih mahal adalah bourbon red.
Sistem pemeliharaan
Dari segi pemeliharaan, budidaya ayam kalkun tidaklah susah. Bahkan lebih mudah dari budidaya ayam ras. Meski begitu, dalam penerapannya Ari meniru dari sistem pemeliharaan layer. Ia mengakui, ayam kalkun lebih tahan terhadap penyakit. Namun penyakit yang sering menyerang adalah Coryza (pilek). Ketika ayam terserang, ayam dipisahkan sendiri (karantina) lalu diberikan antibiotik.
Salah satu pendukung yang harus diperhatikan dalam beternak ayam kalkun adalah kandang. Ari menjelaskan, untuk ayam kalkun umur 0 – 3 minggu ditempatkan di kandang boks seluas 1 x 2 meter untuk kapasitas 200 ekor dan diberi lampu sebagai sumber penghangat. Namun ia memberi sekat untuk 100 ekor per meternya. Kandang dibuat dari kardus yang dibuat tertutup.
Di usia 3 minggu sampai umur 2 bulan, dipindahkan ke kandang baterai yang berukuran sama tapi dalam 1 sekat hanya diisi sebanyak 20 – 25 ekor. Setelahnya, dipindahkan lagi ke kandang postal dengan ukuran yang lebih besar. Kemudian, memasuki usia 4 bulan barulah dipisahkan menurut jenis kelamin.
“Sebenarnya kandang sekarang ini belum bisa dikatakan standar, karena harusnya kandang ayam kalkun harus tinggi, dalam arti jarak dari ayam ke kotoran jauh, sama seperti broiler. Setidaknya sirkulasi udara menjadi bagus, dan 1 lokasi harusnya hanya 1 komoditi, jangan bercampur dengan ayam lain karena dikhawatirkan ada kontaminasi penyakit dari ayam-ayam lainnya,” pesan Ari.
Untuk pencegahan penyakit, ia memberikan vaksin ND (Newcastle Disease) dan IB (Infectious Bronchitis) live di umur 1 minggu, gumboro di umur 20 hari, AI (Avian Influenza) killed di umur 30 hari, kemudian di umur 40 hari dilakukan kembali vaksinasi ND dan IB live, di umur 2 bulan diberikan vaksin coryza dan setelahnya setiap 1 bulan sekali diberikan vaksin ND sampai panen.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 230/November 2018