Gelatin dan Kolagen Asal Ternak, Vital bagi Industri Pangan dan Kesehatan

Gelatin dan Kolagen Asal Ternak, Vital bagi Industri Pangan dan Kesehatan

Foto: ist/dok.FapetUGM


Yogyakarta (TROBOSLIVESTOCK.COM). Gelatin dan Kolagen merupakan produk turunan dari hasil samping pemotongan ternak (kulit dan tulang) yang sangat vital bagi industri pangan, kesehatan dan kosmetik. Sayangnya, produksi bahan baku industri yang sangat vital ini masih terkesan dkesampingkan, tidak dilirik oleh pelaku industri hilir peternakan dalam negeri.

 

“Penggunaan kulit sebagai sumber kolagen dan gelatin sampai saat ini tidak menjadi tujuan utama. Bahkan kulit berkualitas baik lebih banyak masuk industri penyamakan kulit karena harga jualnya bernilai ekonomis tinggi,” ungkap Prof Ir Yuny Erwanto, Ph.D, IPM, dosen Fakultas Peternakan UGM saat menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Selasa (29/6).

 

Pada acara yang digelar di  Balai Senat Universitas Gadjah Mada itu dia menuturkan,  bersama-sama dengan tim melakukan serangkaian kajian yang menghasilkan gelatin dan kolagen dari tulang dan kulit ternak lokal Indonesia, termasuk dari kambing dan sapi.

 

Gelatin adalah polipeptida yang diperoleh melalui hidrolisis kolagen, yang merupakan kandungan terbesar pada kulit, tulang, dan jaringan penghubung hewan. Gelatin dan kolagen jamak dimanfaatkan dalam bidang pangan seperti dalam industri es krim, permen, dan cake juga dimanfaatkan dalam industri kesehatan seperti sebagai bahan cangkang kapsul dan ingredient minuman mengandung kolagen yang bersifat antioksidan.

 

Protein dari gelatin dan kolagen mempunyai karakter yang unik dalam matrik pangan karena bersifat reversible, semisal dalam kondisi panas meleleh namun apabila kembali suhu kamar atau dingin bentuknya akan kembali bentuk padat. Karakter tersebut menjadikan gelatin banyak digunakan dalam berbagai kepentingan.

 

Dituturkan Yuny, kebutuhan gelatin domestik saat ini hampir 100% dipasok oleh impordari Cina, Australia, Jepang, Amerika dan beberapa negara Eropa. Produksi gelatin di dunia diperoleh dari hasil hidrolisis kolagen dari kulit, tulang, dan jaringan penghubung dari ternak babi dan ternak sapi.

 

Mengutip laporan reportlinker internasional, dia menyebutkan, pada 2020 produksi gelatin dunia mencapai 516,8 metrik ton dan diperkirakan akan mencapai 696,1 metrik ton pada 2027  atau meningkat 4,3 % setiap tahun. Porsi terbesarnya berasal dari kulit babi, sebesar 298,8 metrik ton atau mencapai 42,9 %, disusul kulit sapi sebesar 28,7% dan tulang hewan sebesar 24,9%. Sedangkan sisanya dari bahan lain dengan persentase yang sangat rendah.

 

Mengutip data BPS, Yuny menguraikan Indonesia mengimpor gelatin sebanyak 4.808 ton pada 2019 dengan jumlah yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu pemanfaatan hasil ikutan ternak sebagai sumber gelatin dan kolagen perlu terus dikembangkan dengan teknologi pengolahan yang ekonomis dan mendasarkan pada pemanfaatan sumber daya lokal.

 

Dia berhitung, jumlah pemotongan sapi di Indonesia tahun 2019  dilaporkan sejumlah 1.102.256 ekor, apabila berat hidup sapi dipotong rata rata 350 kg maka akan dihasilkan kulit sapi segar per ekor sekitar 30 kg atau total kulit yang dihasilkan mencapai sekitar 33.067 ton.

 

Menurut Yuny, jumlah tersebut dapat memproduksi gelatin sekitar 3.300 ton. Tulang yang dihasilkan akan mencapai lebih dari 57.317 ton atau bisa memproduksi gelatin sekitar 4.580 ton gelatin (rendeman 8%). Potensinya sangat cukup untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.. ist/rw/ntr


 

 
Livestock Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain